Tuesday, August 08, 2006

Omotesando jam 9 pagi

Hari ini adalah hari ke-3 saya di PSJ.
Hari ini kami di ajak berkenalan dengan member beauty square di Kitasenju.
Kami berangkat dari Omotesando jam 9 pagi. Perjalanan kira-kira 30 menit.
Di kereta kami tes Nihongo benkyou.

Berikut fotonya :














Setiba di Kitasenju kami berkenalan dengan member di sana, dan mereka sangat baik dan ramah.
Ibu Junko merias saya dan Auria. Ibu Junko adalah ibunya Sachou, dia baik sekali dan sangat perhatian.

Foto saya bersama Junko Sensei:



Junko Sensei ahli dalam merias dan segala hal mengenai kecantikan.

Di Kitasenju setiap client yang datang, ditanya warna kesukaan dan warna yang tidak disukai. Cara tesnya dengan melihat sebuah gambar heart berwarna pink selama 1 menit. Setelah 1 menit, pandangan dialihkan ke kertas warna putih. Warna apa yang bisa dilihat di kertas putih itu menunjukkan warna apa yang cocok untuk client tersebut.

Di sana saya juga potong rambut, gaya baru ;)
Cara melayani client di beaty square sangat bagus. Mulai dari receptionist maupun staff yang lain berusaha untuk melayani client sebaik mungkin.


Saya melihat banyak hal detail, dimana di tempat lain tidak begitu diperhatikan.
Salah satu contohnya adalah, saat keramas. Proses keramas dilakukan dengan teratur, dan sepertinya setiap gerakan tangannya merupakan suatu urutan yang harus dilatih. Intinya, semuanya begitu detail dan teliti.
Foto Auria saat keramas :














Yang memotong rambut saya adalah Mugo san. Dia ramah sekali, dan terus terang saya suka dengan style Mugo san. Foto ini saat dipotong oleh Mugo san:














Foto after and before :
Before :















After:














Semua member di sana juga berusaha belajar bahasa Indonesia. Dan saya mengajari mereka beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Cukup heboh dan menyenangkan.

Di Kitasenju ada sebuah rumah makan Jepang yang bergaya Western Oldy(seperti kafe-kafe zaman 30-40an). Benar-benar suatu koleksi yang bersejarah, karena di sana ada mesin ketik yang kuno sekali, trus ada foto-foto artis zaman dulu, zaman Muhammad Ali populer. Dan ada foto-foto mobil kuno, balon terbang, dan yang lainnya. Pokoknya sangat menarik. Kami makan siang di sana, dan sempat mengambil beberapa foto. Salah satunya :


Ibu Kanai(salah satu member di beauty square) menemani kami makan siang. Ibu Kanai sudah menekuni dunia kecantikan selama 15 tahun. Cukup lama ya?????
Dia membantu saya menentukan warna apa yang cocok untuk saya, begitu pula untuk client yang lainnya. Cara menentukan warna yang cocok adalah dengan cara meletakkan kain berwana di leher client, kemudian dicocokkan dengan wajah client, kemudian diletakkan lagi warna yang lain. Cara ini sudah dilakukan di Jerman dari zaman dulu. Dan menurut Ibu Kanai, warna yang cocok untuk saya adalah biru(blue) dan merah yang agak gelap.
Berikut foto saya dengan Ibu Kanai. Dia cantik lho....














Sebelum ke beauty square, kami sempat berkunjung ke Shinto temple. Tempatnya sangat bagus seperti berada di pura, sangat nyaman dan tenang. Di kuil tersebut kita bisa memasukkan koin 5 yen dan bisa make a wish tentang jodoh di masa depan(katanya!). Ini dia foto kuilnya :


Di sana ada tempat untuk cuci tangan dan berkumur dengan tujuan sebelum masuk kuil, kita harus membersihkan diri terlebih dahulu.









Foto tempat mengambil air :
unik ya?
meskipun di kuil, tetap menggunakan teknologi canggih. Di sana ada sensor yang mendeteksi, apakah ada orang yang berdiri di depan pancuran. Jika ada, maka pancuran akan secara otomatis mengeluarkan air. Tsugui desu ne.
Dan air di sana dingin sekali. Memang setiap hari dingin atau karena sekarang musim dingin ya?






O ya, sebelum sampai di kuil, kami melihat tahu yang baru saja dibuat sedang dikeringkan di pinggir jalan.
Sepertinya sama dengan di Indonesia. Cuman di Jepang, di toko ada tahu yang halus sekali dan yang agak kasar. Harganya berbeda kira-kira 20yen.

Setelah dari beauty square, kami melihat-lihat kota Kitasenju. Sangat bagus!
Kalau di Tokyo(daerah Minami Aoyama), sebagian besar toko bergaya western, dan barang yang dijualpun style Eropa. Tetapi di Kitasenju, saya melihat sebagian besar toko menjual barang-barang yang benar-benar style Jepang. Kata Ibu Nishimaki, pertokoan yang ada di sana sudah ada sejak 300-400 tahun yang lalu.
lama ya? sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kitasenju sudah menjadi town square. Di sana ramai sekali. Barang-barangnya banyak yang sale. Di sana banyak ada 100円shop. Tetapi tidak semua barangnya 100円。Ada yang lebih mahal.

Kami kembali dari Kitasenju, dan sampai di kantor pukul 17:40. Hari ini pulang cepat, jadi review pekerjaan(program) akan dilakukan besok.

いじょうです。よろしくおねがいいたします。

No comments: