Monday, June 30, 2008

June 2008

"Pemeliharaan", aku rasa itulah kata yang paling tepat di bulan Juni tahun 2008 ini. Banyak sekali yang perlu dipelihara ternyata, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, kesehatan mental, kecerdasan, kreatifitas, hubungan antar mahluk, dan banyak yang lainnya.

Aku, mungkin saja dikatakan sebagai orang yang cuek sekali untuk hal tertentu, namun peduli sekali untuk banyak hal lainnya. Dan, bulan ini aku lebih sadar, bahwa semua hal tertentu itu memang harus dipelihara, wajib dipelihara karena itu adalah berkah yang sangat indah sesungguhnya. Aku sangat senang ketika melakukan tindakan pemeliharaan itu ternyata. Mungkin ini adalah sebuah cara agar aku bisa berubah, berubah ke arah yang lebih baik tentunya ^^.

Dengan kembali ke alam, aku menyebutnya alam, aku mengumpulkan setiap serpihan jiwaku yang tercerai berai. Mengembalikan semuanya pada realita bahwa aku sebetulnya adalah sosok yang utuh. Lebih belajar membedakan ilusi, pertanda, dan kenyataan yang sesungguhnya.

Memelihara hubungan baik dengan lingkungan sekitar, aku rasa memang kewajiban yang sangat wajib dilaksanakan. Memelihara kesehatan jiwa, mental, dan pikiran adalah pekerjaan yang rutin harus dilakoni. Caranya, tergantung manusianya masing-masing ^^ , karena teori yang aku miliki belum tentu bisa diaplikasikan pd orang lain. Jadi untuk saat ini, tidak mau berbagi teori dulu, hehehe.

Di bulan ini, pas di pertengahan tahun, aku merasa berada di tengah jalan yang bercabang. Aku harus tahu, harus menjatuhkan pilihan tepatnya, kemana aku harus melangkah. Aku tidak tahu apa yang akan aku temui di depan nanti, hanya feeling dan keyakinan modalnya. Karena teori-teori yang ada saat ini terkadang tidak bisa dijadikan parameter yang valid. Mungkin disinilah pentingnya pemeliharaan terhadap intuisi. Memang manfaatnya sangat besar dan menentukan.

Mengawali bulan dengan hari Minggu, dan mengakhiri bulan dengan hari Senin, terlihat unik buatku. Sedikit membuatku bertanya-tanya tadi pagi, hari Rabu tanggal berapa? Karena aku merasa hari Rabu adalah tanggal 3 July, padahal tidak!!

-Putu-

Mimpi seekor panda

Mimpi, adalah sebuah pertanda bagi segolongan orang. Panda, merupakan sebuah tokoh dalam film Kungfu Panda, film yang ngetrend banget akhir-akhir ini. Semua berpendapat, film itu lucu, lucu sekali malah, sehingga banyak teman yang menyarankan menonton film yang satu ini.

Hari Minggu merupakan hari yang seharusnya digunakan untuk beristirahat, namun aku sudah memiliki jadwal yang cukup banyak utk dituntaskan, dan salah satunya adalah mencari DVD Kungfu Panda. Ketika aku memutar film ini, kesan pertama yang muncul adalah film ini kayanya aku banget deh, jadi inget sebuah mimpi sepuluh tahun yang lalu.

Sama seperti ayahnya Po (seekor panda yang menjadi pendekar di film ini), akupun terkadang menganggap mimpi itu adalah sebuah tanda. Cerita ini sedikit aneh sebetulnya, kenapa ayahnya si Po adalah seeokor bebek ya..., but never mind. Di film ini, Po bermimpi sebagai seorang pendekar yang sangat keren. Namun, kenyataan yang ada sungguh berbeda, semua mengangggap dia adalah mahluk gemuk yang bodoh, yang hanya bisa membuat mi. Tapi krn Po memiliki keyakinan terhadap mimpinya dan sikap pantang menyerahnya, juga sepertinya takdir memang membawa dia pada kenyataan sesungguhnya, yaitu menjadi “Dragon Warrior”, alhasil dia berhasil bergabung ke perguruan silat Master Shifu.

Hal lainnya yang aku dapat dari film ini, yang menurutku sangat penting adalah di dunia ini tidak ada sesuatu yang bernama “kecelakaan” alias “accident”. Disana jg sang guru kura-kura mengingatkan akan slogan “yesterday is a history, tomorrow is a mystery, and today is a gift. That’s why it’s called present”, so never give up! “The real warrior has never quit”. Menjadi seorang guru tidaklah mudah, namun akan merasa bahagia sekali jika melihat muridnya berhasil dan akan sangat kecewa ketika muridnya berkhianat. Sebetulnya the secret of all these things is nothing. There is no secret ingredient. Sesuatu akan menjadi spesial jika kita menganggapnya spesial.

Sekilas, film ini terlihat lucu dan menyegarkan, namun bagiku tidak sepenuhnya lucu, karena aku sendiri pernah mengalami nasib serupa dengan si panda, cuman aku gak jadi dragon warrior aja ^^.

Nice movie actually!!

Saturday, June 28, 2008

Munas

Munas alias Musyawarah Nasional, bisa dikatakan sebagai salah satu media ngumpul-ngumpulnya anak-anak 56172. Siapa anak-anak 56172??? Hmmm.... mereka adalah orang-orang yang cukup unik, yang bisa memberikan ide dalam menapaki setiap langkah kehidupan. Meski bajunya berbeda-beda, tapi konsepnya boleh dikatakan hanya satu.

Yah... itulah anak-anak SMU TN yang tergabung dalam organisasi IKASTARA. Kalau aku dikatakan narsis, bolehlah untuk yang satu ini. Tapi yang pasti mereka adalah kumpulan orang-orang yang sangat aku kagumi. Hari ini, tgl 28 Juni 2008, kami mengadakan Munas untuk memilih ketua umum. Seru sekali acaranya dan tentu sangat lumayan sebagai tempat melepas kangen. Selain mendengarkan presentasi masing-masing calon, gak disangka ternyata banyak banget yang dateng, jadi bisa ngobrol ama abang/kakak/adik mulai dari angkatan satu sampai angkatan tujuh belas kalau tidak salah. Adik angkatan tujuh belas masih sebagai siswa/i SMU TN, namun mereka datang sebagai wakil siswa. Selain mereka, dalam Munas juga hadir Pak Trijoko dan Pak Cecep. Pak Trijoko adalah bapak angkatanku, heheheh. Aku kagum banget sama dia, guru matematika yang top banget....seorang bapak yang keren... ^^, sampai-sampai aku pernah menceramahi anak-anak cowok, "kalau jadi suami, sepertilah Pak Trijoko!".
O ya, ternyata yang hadir gak cuman anak-anak TN, namun anak/istri/suami mereka juga gabung. Mungkin istri/suami mereka yang bukan anak TN awalnya merasa sedikit tidak nyambung dengan kami, namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai belajar bersosialisasi dengan kami. Sebetulnya tidak ada yang susah, hanya mungkin terkadang topik yang kami bahas cenderung kurang familiar dengan mereka. Jadi ya.. nyambung gak nyambung deh, hehehhe

Acara Munas ini benar-benar membuat aku kembali ke masa-masa sepuluh tahun yang lalu. Sepanjang perjalanan pulang dari Salemba ke Taman Ubud, kami semobil nyanyi-nyanyi terus, nyanyi lagu-lagu kebangsaan kami. Lagu yang sepertinya tidak pernah terlupakan sepanjang hayat (hiperbolis dikit ya...). Tapi emang lagu-lagu itu betul-betul ngena di hati, kepala, dan kehidupan nyata.
Kebahagiaan yang terlihat, mungkin tidak sepenuhnya kebahagiaan, karena salah satu abang, Bang Febi angkatan enam, meninggal pada kecelakaan pesawat Casa di Bogor hari Kamis kemarin.

Teman, saudara, mungkin dua hal itu tidak ada bedanya bagi kami. Ketika pergi ke suatu tempat dan mendengar disana ada abang atau adik, dunia terasa cerah ^^, serasa menemukan keluarga.

Thursday, June 26, 2008

Putih

Putih, pertama kali aku ngelihat kamu, kurang lebih 2 thn 2,5 bulan yang lalu, aku sempat membandingkan dirimu dengan temanmu. Namun akhirnya aku menjatuhkan pilihanku padamu. Sejak kamu hadir dalam kehidupanku, aku merasa sangat bersyukur karena kamu bisa menjadi sahabat yang sangat baik. Kamu menemaniku menjalani hari-hariku, kamu mendengarkan semua bisikan dan teriakanku. Kamu mengetahui semua detail sisi kehidupanku. Kamu membantuku dalam menjalin untaian hari-hariku yang dipenuhi tawa, canda, suka dan duka. Dan kamu betul-betul berperan dalam cerita kehidupanku di dua tahun terakhir ini. Seandainya kamu memiliki sifat doyan bergosip, mungkin saja kamu akan bercerita pada seluruh dunia mengenai kehidupanku, yang mungkin akan membuatku kesal dan akan melemparmu ke dunia antah barantah. Namun aku yakin, kamu adalah sobatku yang sanggup menjaga kepercayaanku.

Menurutku, kamu sangat sederhana namun pintar dan manis. Ditemani seuntai mawar perak, kamu terlihat makin menarik. Meski aku menyebut kamu putih, kamu tidak sepenuhnya putih, namun sedikit bernuansa kuning kecoklatan. Percampuran warna yang indah, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Awalnya aku merasa sedikit bersalah karena membuatmu sedikit berubah warna, namun akhirnya aku menyadari bahwa itu membuat aku semakin sayang ama kamu.

Aku tidak tahu kapan kita akan berpisah, namun pasti akan ada waktunya. Jikapun kita berpisah, aku akan selalu mengenangmu dalam untaian kalimat ini. Kita berpisah mungkin bukan karena kesengajaan, namun karena memang takdir yang menginginkannya. Aku hanya ingin berterima kasih padamu, berterima kasih atas segala upayamu untuk menjadi sobatku yang baik. Aku akan selalu menjagamu dan aku yakin kamu juga pasti akan selalu menemaniku kemanapun aku melangkah sampai waktunya tiba....




-Putu-
* untuk si putih yang sedang menemaniku menulis artikel

Wednesday, June 25, 2008

Aisu Kurimu ^^

Aisu kurimu alias "ice cream" selalu memikat perhatianku sejak pertama kali sang kakak memperkenalkannya belasan tahun yang lalu. Memakan es krim pelan-pelan, sambil menikmati kelezatannya mungkin adalah salah satu hobiku yang terkadang membuat orang-orang di sekitar mupeng. Hmmm... yummy... enyak enyak... yah, habis deh... ^^ mungkin itulah kata-kata yang keluar ketika aku menikmati es-ku tercinta.

Dulu, waktu masih kecil aku terkenal sekali di rumah sebagai seorang anak yang paling susah kalau diajak berkendaraan mobil. Aku selalu muntah dan yang pasti asap dan pengharum mobil selalu membuat tanganku secara otomatis mengambil sapu tangan dan menutup hidung. Padahal sebetulnya mobil itu bisa dikatakan temanku, krn hampir setiap minggu aku ikut ibu pergi membeli barang untuk warung klontong kami. Suatu pagi, ibu membangunkanku dan mengajakku pergi ke pasar, aku senang sekali namun sedikit meringis ketika masuk ke mobil angkutan. Baunya sangat tidak enak... mungkin hidungku yang terlalu sensitif. Alhasil sepanjang perjalanan aku menutup hidung agar tidak muntah, dan ketika sampai di pasar, aku langsung minta ijin untuk berlari ke toko langganan ibuku guna mencari es krim rasa anggur. Es krim yang betul-betul menetralkan pencernaanku. Padahal waktu itu baru jam 7 pagi, dan karena rumahku di kawasan pegunangan, tentunya jam 7 pagi masih teramat dingin untuk menikmati es krim. Tapi aku merasa asik-asik aja makan es krim campina jam segitu ^^.

Waktu pertama kali conello muncul di layar TV, ibuku dengan mudah saja merayuku melakukan sesuatu dengan iming-iming conello. Win win solution, hehehe. Terus, setiap kali melihat es krim, selalu berniat untuk mencicipi kelezatannya, dan so far emang Haagen Dazs top markotop, tapi harganya gak top di kantong ^^.

Emang es krim itu begitu nikmat dan lezat..... yummy...!!!!

Tuesday, June 24, 2008

Hal remeh yang sangat berharga

Oprah merupakan sebuah acara yang selalu bisa memberiku inspirasi. Tidak heran, selain Nat Geo, Oprah adalah salah satu acara TV favoritku. Kali ini dia membahas sebuah topik mengenai true love, yang terinspirasi oleh film Love In The Time of Cholera. Film ini bisa dikatakan salah satu film yang cukup sekali memberi inspirasi dan tentunya memunculkan sebuah pertanyaan dalam benakku, sebetulnya bagaimanakah cara menyiasati cinta dan kesetiaan yang bertepuk sebelah tangan (mungkin lebih tepatnya adalah cinta yang dianggap oleh satu pihak sebagai ilusi dan pihak lainnya menganggap itu cinta sejati). Apakah harus seperti Florentino Ariza?
Tokoh Florentino Ariza memiliki cita-cita untuk mendapatkan cinta sejatinya dan selalu berusaha mewujudkannya, sampai akhirnya di tahun ke-53 dia berhasil mendapatkan cinta sejatinya. Namun proses yang dilewati selama 53 tahun sungguh membuat aku berpikir, apakah begitu caranya menyembuhkan luka? Aku kurang setuju sebetulnya karena itu hanya pelarian menurutku. Apakah orang yang dijadikan tempat pelarian selalu merasa diuntungkan atau merasa bahagia?
Yah, itulah film. Film yang terkadang emang susah dicerna dengan nalar.

Dalam Oprah kali ini, ada beberapa pasangan yang dihadirkan. Mereka sudah menikah dalam rentang waktu yang cukup lama dan mereka memiliki cara masing-masing dalam menjaga keutuhan pernikahan mereka. Namun ada satu hal yang paling membuat mereka jatuh cinta satu sama lain adalah hal-hal yang terkadang mereka anggap “remeh”, seperti “I love you because you cooked breakfast”, “I love you because you taking care the kids”, atau just “I love you”.

Bagiku, “hal-hal remeh” memiliki arti yang sangat berharga. Mungkin hal-hal besar juga penting, namun “hal-hal remeh” aku rasa akan lebih penting. Ketika saling marahan, selembar kertas kecil di meja dapur bertuliskan “I love you today”, mungkin bisa saja menjadi arbitrator yang sangat profesional.

Di acara itu juga ada seorang psikolog yang jatuh cinta pada pandangan pertama, ketika melihat foto putri kecantikan Israel. Waktu itu psikolog tersebut berusia 17 tahun. Sejak pertama kali melihat foto gadis itu, dia merasa bahwa suatu hari nanti mereka akan hidup bersama. Namun waktu berlalu dengan caranya masing-masing. Sang psikolog menikah dengan wanita lain dan memiliki dua orang anak, demikian juga dengan si putri Israel. Namun bayangan gadis Israel itu tidak pernah lenyap dari benak si psikolog, sampai di usia 60-an tahun, dia bertekad untuk mencari cinta sejatinya. Akhirnya sekarang mereka menikah dan hidup bersama. Sekilas terpikirkan, kenapa psikolog itu tidak mengejar cinta sejatinya dahulu ya, sebelum dia menikah dengan ibu dari anak-anaknya. Hmmm..., mungkin karena waktu itu dia merasa itu hanya sebatas ilusi. Mungkin saja, krn dia seorang psikolog, dia menganggap itu hanya cinta anak muda, cinta yang muncul hanya karena sepasang mata yang cantik, cinta yang akan pupus dengan cara mencintai orang lain, atau mungkin karena situasi dan kondisi saat itu yang kurang tepat, namun seiring berjalannya waktu, ternyata hanya si putri Israel-lah yang ada di benak dan hatinya.

Tidak mudah memang mencintai seseorang, namun lebih tidak mudah lagi untuk melupakan orang yang pernah kita cintai. Bagiku, akhirnya aku memilih untuk berusaha tidak melupakan mereka. Karena, semakin giat kita berusaha melupakan orang yang kita cintai, semakin besar penderitaan yang kita alami dan sekilas seperti tindakan membohongi diri sendiri atau melarikan diri. Sedih iya memang, namun akan lebih baik jika menyimpan semuanya. Lalu muncul pertanyaan iseng di benak “nanti orang yang menjadi pelabuhan terakhir hanya mendapat sedikit sekali bagian cintanya? Karena space-nya dihabiskan untuk menyimpan yang terdahulu”. “Hmmm, belum tentu juga sih, semuanya tentu ada masa expired-nya. Jika expired, dia tidak akan menghabiskan bagian cinta yang dimiliki. Kalau semua yg tersimpan sudah expired, si pelabuhan terakhir akan sangat beruntung krn mendapatkan 100% bagian penuh. Dan kayanya hanya yang terakhir itu yang tidak memiliki masa expired”, jawaban isengpun terucap di hati.

Membahas cinta memang menyenangkan, melelahkan, menantang, dan juga membosankan. Tapi ini adalah salah satu fakta yang sering membuat dilema dalam kehidupan. Kehidupanku salah satunya.

Mungkin satu hal yang mungkin perlu lebih diperhatikan adalah hal yang terkadang diaggap “remeh”. Mungkin saja kita tidak menyadari bahwa ada orang yang sangat mencintai kita namun setiap hari dia hanya bisa mengungkapkannya dalam sebuah kalimat yang cenderung biasa seperti selamat pagi, good luck, hati-hati ya, bersemangatlah, baik-baik disana, jaga kesehatan, hai..., etc...


Peace and Love

-Putu-

Demam Bola


Wao... bola, bola dan bola ^^
Di kantor banyak orang yang terlihat sipit dipagi hari, padahal aslinya udah pada sipit, hehehe, selain itu banyak yang menguap-nguap ketika sibuk debugging, terus ada yang muter-muter bawa map, kaya debt collector yang bertugas menagih uang taruhan bagi yang jagoannya kalah. Emang bola lama-lama bisa menjadi candu dan berhasil banget membuat fans-nya termehek-mehek karena demam bola, disamping sebetulnya emang demam beneran karena disebabkan oleh virus flu yang melanda rakyat Jakarta saat ini.

Aku jadi teringat ketika masih berkantor di Menara Jamsostek, Jl. Gatsu. Dulu waktu piala dunia, ketika semi final dan final aku sering ngobrol ama dagang siomay, dagang minuman, dagang gado-gado kira-kira siapa yang bakal menang. "Bang, kalo saya dukung yang keren-keren aja deh", aku bersuara. "Yah Mbak.. saya kalah semalam", si abang siomay-pun menyahut. "Habis saya gak punya idola khusus sih bang, jadi paling nontonnya pas final-final aja dan ngedukung yang pemainnya keren-keren, hehhe", lanjutku. Emang bola itu benar-benar memberi warna baru dalam peradaban manusia saat ini. Karena bola, dagang kacang malam-malam jadi laris. Teringat lagi ketika aku pulang kantor malam-malan, kira-kira jam 10-an, dan aku sempat mampir ke warung klontong guna membeli beberapa biskuit dengan tujuan untuk persediaan sarapan pagi. Si abang warung kelontong dengan semangatnya nyapa aku, "Mbak mau nonton bola ya?". "Gak bang, buat sarapan besok pagi", sahutku singkat. Aku sebetulnya gak tahu kalau malam itu adalah pertandingan salah satu team keren. Aku tahunya baru keesokan harinya di kantor, ketika banyak yang ribut mengenai menang kalah.

Dulu, waktu SMA, aku dan teman-teman "Just Two Eight" memiliki kenangan yang tidak terlupakan di lapangan bola tercinta. Waktu itu kita tanding dan seperti biasa budayanya anak two eight, ruamenya minta ampun dan lucu banget ketika Jeng Amie, selaku PK, kena timpuk botol ama anak-anak :D -- Kocak banget.!. Tapi itu salah satu kenangan yang membuat kami semakin dekat(meski terpencar ke seluruh penjuru nusantara, tp tetap dekat di hati :p).

Hmmm, bola bola, kenapa dikau begitu dicinta ya... padahal kamu kasian juga, ditendang kemana-mana ^^

Ayunan di “Gelebeg”

Aku, seorang anak yang menghabiskan masa kecilnya di salah satu desa di pulau Bali. Senang sekali jika mengingat semua itu. Terkadang terpikirkan, apakah anak-anak jaman sekarang bisa melakukan permainan kami(aku dan teman-teman) dahulu. Semuanya sudah berbeda, mulai dari makanan, tontonan, permainan, dan semuanya. Namun, aku memiliki sebuah cita-cita untuk anakku kelak. Aku ingin sekali mengajarkan semua hal-hal yang pernah aku alami waktu aku kecil, semua hal yang betul-betul adalah dunia anak-anak.

Suatu hari di musim kemarau, siang itu suasana begitu panas. Aku adalah anak paling kecil di keluarga kami, jadi ibu menghabiskan sebagian besar waktunya bersamaku. Setiap pagi aku dibangunkan oleh ibu, dengan suara khasnya. Dan akupun tertawa sambil meraih tangan ibuku untuk digendong. Beberapa saat setelah itu, aku dengan setianya menemani ibu memasak di dapur. Mungkin dapur adalah salah satu tempat yang paling aku sukai, meski ibu selalu berteriak dalam bahasa Bali “depin sayang, panes! Depin paek-paek api”. Akupun akan menjauh dari perapian dan duduk dengan manis memandangi ibu yang sedang memasak sambil menyeruput teh hangatku. Teh, mungkin itulah minuman kegemaranku setelah air putih. Teh memberikan nuansa baru dalam dunia pencernaanku. Aromanya begitu melegakan hidungku yang selalu haus akan aroma segar.
Siangpun tiba dan aku mulai bermain di daerah kawasanku, yaitu di “gelebeg” alias lumbung padi. Kami memiliki lumbung yang sangat besar, cukup untuk menampung padi yang cukup banyak. Aku memiliki tetangga, dimana dia masih ada hubungan darah dengan keluargaku, namanya “Mbok Ratni”. Keluarga dia dan keluargaku memiliki pura keluarga yang sama. Mbok Ratni sudah seperti kakak kandungku, sampai-sampai aku menangis tersedu-sedu ketika dia pergi untuk bekerja di kota tetangga.

Di “gelebeg”, aku memiliki sebuah ayunan yang ibuku buat khusus atas permintaanku, yaitu ayunan dari kain gendonganku. Ayunan itu benar-benar tempat paling nyaman. Sering aku nyaris tertidur di ayunan itu, dan nenek tercinta selalu membangunkanku dan memapahku ke tempat tidur yang sesungguhnya. Memang aku gampang sekali tidur, tanpa terlalu memikirkan tempat, entah itu di ayunan, di sofa, di meja belajar, di meja makan, di depan mesin jahit, di bus, atau tempat lainnya, sejauh aku merasa nyaman. Mbok Ratni ingin sekali memiliki ayunan yang sama seperti punyaku. Sebetulnya kita bisa saja berbagi, namun waktu itu Mbok Ratni terlalu besar untuk ayunanku. Tanpa sepengetahuan ibuku, Mbok Ratni pulang ke rumahnya dan mengambil kain batik ibunya yang masih baru. Kemudian dia membuat ayunan di “gelebeg”-ku, tepatnya di sebelah ayunanku. Kamipun bermain bersama, tertawa bersama, bermain boneka bersama. Aku sangat bahagia, sampai-sampai aku melupakan jam tidur siang. Ketika sore tiba, ibupun memanggilku untuk mandi dan dilanjutkan dengan makan malam. Mbok Ratni tiba-tiba kaget, dia teringat beberapa saat lagi ibunya akan kembali dari kebun. Dia takut karena dia menggunakan kain ibunya tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Dia dengan terburu-buru serta dilingkupi perasaan cemas, cemas takut dimarahi oleh sang ibu, membuka ayunannya dari “gelebeg”-ku. Namun sayang, dia ternyata menggunakan simpul mati, yang tentunya sangat sulit untuk dibuka. Dia terus berusaha dan berusaha, namun tidak berhasil membuka simpul tersebut. Dia tidak minta tolong siapa-siapa, dan kebetulan ibuku sibuk sekali membereskan tugasnya di dapur. Dan karena aku masih kecil, aku tidak sanggup membantu dia. Kemudian, Mbok Ratni punya ide “ngoyong malu dini Tu, mbok mulih malu”, dia bicara padaku dalam bahasa Bali. Beberapa saat kemudian dia datang sambil membawa pisau. Akupun kaget dan bertanya “Mbok, tiuk anggon gena?”. “Anggon ngodot ayunanne”, diapun menjawab. “Ijep wa-ne sing ngopak?”, akupun berseru. “Hehehe, depin orahange nah. Ijep yen wa-ne metakon, orahang kambenne amah bikul”, dia tersenyum sambil memotong ayunan tersebut dengan pisau di tangannya. Aku terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa.
Setelah selesai proses mutilasi ayunan itu, ibuku keluar rumah dan berseru “Geg, sube sanja, mai manjus malu”. Ditengah-tengah suara dia, tiba-tiba dia berhenti dan berbisik “Luh Ratni, kekujang kamben memene Luh? Ijep ngopak memene”. “Menengah, busan sing je nyidaang ngembus ayunanne”, Mbok Ratni-pun menjawab dengan sedikit muka bersalah. Ibuku hanya diam karena dia tahu bagaimana kondisi jika ibunya Mbok Ratni sudah naik pitam, serammmmmm....

Saat yang ditunggu-tunggupun tiba, yaitu ibunya Mbok Ratni pulang dari kebun. Seperti rencana sebelumnya, tidak ada yang mengungkit-ungkit masalah mengenai ayunan dan kain batik. Setelah seharian bekerja di kebun, dia tentunya kelelahan dan beristirahat sejenak di “amben”-nya. Setelah selesai memasak dan mandi, dia sering main ke rumahku. Ibunya Mbok Ratni sering memberiku gula jawa(bali) yang belum jadi, tidak bisa di cetak dan lengket sekali. Aku sangat menikmati gula itu, meski setelah itu gigiku sering terasa ngilu, sehingga aku harus gosok gigi setelah makan gula ini. Sore itu, mungkin perasaan seorang ibu membawa dia untuk mengecek kondisi pakaian yang dia miliki. Diapun kaget karena menemukan kondisi kain batik-nya yang terluka parah, maksudku sobek-sobek. Dia bertanya kepada Mbok Ratni, dan seperti rencana sebelumnya, diapun mengatakan kalau kain batik itu mungkin saja digigit tikus. Ibunya sedikit percaya, sebagian besar curiga, dan sedikit lagi tidak percaya. Karena ibunya sedikit marah terhadap si “tikus”, dan dia bertanya ke ibuku, alhasil semua rencanapun terbongkar. Ibunya Mbok Ratni mengetahui kalau kain batik-nya dijadikan ayunan dan dipotong dengan pisau dapur.

Mbok Ratni adalah anak paling kecil di keluarganya dan sangat disayang tentunya. Sangat beruntung dikala itu ibunya dalam kondisi yang hmmm hmmm, bisa dikatakan sedang berhati baik, sehingga dia tidak memarahi Mbok Ratni sungguh-sungguh. Mbok Ratni-pun berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Hari itu adalah hari yang sangat seru dan selalu teringat sampai saat ini juga. Masa-masa yang sangat lucu dan menyenangkan. Sekarang aku sangat jarang bertemu Mbok Ratni, mengingat aku sudah tinggal jauh dari rumah dan Mbok Ratni sudah menikah dengan seorang pria yang sangat baik. Dia sangat beruntung aku pikir, dan aku selalu berdoa untuk kebahagiannya.

Monday, June 23, 2008

Siulan seorang anak gadis

Suatu pagi, terdengar siulan yang begitu merdu. Siulan itu terdengar begitu nyaring dan sanggup menggambarkan betapa cerahnya pagi itu. Sebuah teriakan mengagetkan membuat siulan itu lenyap dari awang-awang. Udara terasa membeku dan berhenti bergerak karena takut akan suara lantang tersebut. “Siswa…. Siapa yang bersiul???”, teriakan itu semakin menakutkan. “Ups, ketahuan deh”, akupun berpikir sejenak sambil memperlambat langkahku memasuki graha tercinta. Pagi itu memang sangat cerah, secerah pikiranku ketika menyelesaikan jadwal lari pagi. Sambil berkeringat, ditiup angin sepoi-sepoi Lembah Tidar memang sangat melegakan nafas.

Bersiul, mungkin merupakan salah satu kesenangan yang sanggup melegakan pikiranku yang tegang, juga karena aku memiliki banyak teman burung. Waktu kecil, setiap hari bercengkerama dengan mereka, terkadang mereka paham perkataan manusia dan aku juga akhirnya bisa bersiul selayaknya mereka. Namun, kesenangan itupun harus aku hentikan, atau mungkin lebih tepatnya aku lakukan dengan sembunyi-sembunyi, ketika “ibuku” yang cantik menasihati “anak perempuan tidak boleh bersiul-siul. Jelas?!?”, suara lembut yang merupakan percampuran kasih sayang dan perintah menembus telinga kanan dan tersimpan rapat dalam kepala (artinya, tidak hanya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri). Ibu, itulah sebutan yang sampai detik ini aku ucapkan untuk seseorang yang sangat cantik, jago karate, sangat penyayang, dan dia sekaligus sebagai kakakku. Dia adalah salah satu pengasuhku di graha tercinta sepuluh tahun yang lalu, sekarang dia berada di dekat disini, menikmati hari-hari bahagianya bersama keluarga tercinta, tentu sambil melaksanakan tugas mulia di kediaman sang pemimpin negara.

Pagi ini, aku ingin kembali bersiul, namun sudah tidak nyaman lagi karena aku sekarang berada di kantor. Dan ada sedikit pertanyaan, apakah memang betul seorang anak gadis tidak boleh bersiul?
Menurutku sekarang ini ya, bersiul itu sama dengan belajar bahasa. Betul tidak ? Dengan bersiul, kita berkomunikasi dengan burung kan… meski kadang-kadang bersiul hanya sekedar untuk menyenandungkan lagu-lagu kesayangan. Jadi, tidak ada salahnya mungkin ya untuk belajar banyak bahasa. Aku sendiri sangat kagum terhadap orang yang bisa banyak bahasa, bahasa manusia, bahasa hewan, bahasa roh, atau bahasa apalah namanya yang lain dan sebagainya itu. Be positif aja aku pikir, hehehe ^^


-Putu-

Friday, June 20, 2008

Semangat!!!

Dulu, aku senang sekali mengucapkan kata "semangat". Sekarang, aku mulai jarang mengucapkannya. Nanti, aku ingin mengucapkan kata itu lagi setiap hari, setiap saat, pada diriku sendiri dan pada orang yang membutuhkannya.

Kenapa aku rajin mengucapkan kata "semangat" ? Karena tidak ada orang yang dengan suka rela setiap saat mengucapkan kata "semangat" untukku. Dan bagiku, kata "semangat" adalah sebuah kata yang memiliki arti yang besar. Jadi, aku mengucapkan kata itu pada diriku sendiri dan pada orang lain.

Ketika aku mengikuti lomba atau tes semapta atau lomba lainnya, terlintas perasaan sedikit sedih, semua peserta disemangati oleh orang-orang di sekitar mereka. Namun, seperti biasa aku selalu sendiri(kebetulan aja gak ada sobat di sekitar) dan hanya kata-kata ibuku yang terngiang di kepala, hanya nasihat nenekku yg selalu melekat di hati, hanya ajaran-ajaran kakakku yang membuat aku terus berlari. Ketika aku memenangkan perlombaan, orang tuakulah orang pertama yang pasti mendapat cerita dariku. Mungkin krn itulah aku sangat senang menjadi seorang supporter. Aku hanya ingin membuat mereka, mereka yang bermain di lapangan, merasa dihargai, merasa bahwa ada orang yang mengharapkan mereka menang, merasa bahwa ada orang yang berbahagia dengan kusuksesannya.

Sebuah kata "semangat" memang terlihat tidak berarti bagi yang tidak memahami artinya. Namun itu akan sangat berarti ketika kita sendiri dan tidak tahu harus melangkah kemana, mungkin hanya kata itulah yang akan memunculkan ide dan niat untuk berjalan dan terus berjalan. Apapun yang terjadi, tidak ada kata untuk mundur. Tidak ada pilihan untuk lari ke belakang, apalagi lari ke kandungan bunda (spt kata Mas Afton ^^). Hanya bisa berjalan dan terus berjalan. Semangat gak semangat kita tetap harus menghadapi semuanya. Jadi, lebih baik semangat daripada gak!! Membuat hari-hari lebih bermakna.!. So, Bersemangatlah!!

Monday, June 16, 2008

Niners


Ketika mendengar kata “Niners”, hal pertama yang teringat adalah ketika berkumpul di sebuah ruangan yang sangat besar pada tanggal 9-9-1999. “Niners”, mereka adalah sekelompok orang yang sangat keren yang aku kenal dan mereka mampu meyakinkan aku bahwa di dunia ini aku masih bisa memiliki sobat dan saudara.

Dunia memang penuh dengan suka dan duka, mungkin itulah kalimat yang paling dikenang. Karena kedua hal itulah kami menjadi sesuatu yang utuh, yang mampu bertahan dikala badai menerpa. Ketika ada yang jatuh, dikala itu juga ada tangan-tangan lembut yang mencoba untuk mengangkat serta membantu untuk berjalan. Ketika ada yang putus asa, dikala itulah ada suara-suara lembut yang mendukung dengan penuh semangat. Itulah dunia kami, dunia para “Niners”.

Senang sekali rasanya dikala bertemu mereka, senang sekali rasanya dikala bergembira bersama mereka, senang sekali rasanya dikala hidup bersama mereka. Dan aku sangat bersyukur karena diberikan kesempatan menjalani kesenangan-kesenangan itu.

Terlalu banyak cerita, terlalu banyak kisah, terlalu banyak hal-hal yang perlu diungkapkan, terlalu banyak hal-hal yang patut disimpan, dan terlalu banyak hal-hal yang wajib dikenang. Namun hanya dua hal yang bisa aku ucapkan yaitu “Thank you” dan “I love you all”.

-Putu-

Friday, June 13, 2008

Ular

Judulnya kok serem sih... ular... hihihihihi :d

Sebetulnya, berbicara mengenai ular sama saja dengan berbicara mengenai anjing, kucing, monyet dan binatang lainnya. Ular juga dijadikan binatang piaraan oleh orang-orang, contohnya di Thailand. Ada sebuah daerah disana yang hampir setiap rumah punya hewan piaraan king cobra. Serem gak... serem juga tentunya. Anjingku aja pernah kaya anjing gila dan tingkahnya nyeremin banget. Bagaimana kalau king cobra-nya stres ya atau bertingkah gila, alangkah menyeramkannya dia.

Namun, selayaknya sapi di India, king cobra juga menjadi hewan yang dihormati di India maupun di Thailand. Kalau di rumahku juga iya sih. Lihat saja di kuil-kuil, pasti ada deh patung ular cobra dengan banyak kepala. Mereka dianggap sebagai hewan pelindung :)

Terus, aku selalu teringat cerita seorang teman dimana sepertinya tidak ada orang yang mempercayai dia.
Ketika dia menangis waktu kecil, karena tidak diijinkan bermain atau minta kue ketika ada acara keluarga, sang ibupun memasukkan dia ke sebuah kamar. Selayaknya seorang anak yang sedih, diapun menangis di sudut ruangan. Tiba-tiba dia melihat seekor ular besar, ular cobra yang menghampiri dia sambil menatap ramah. Si anak kecilpun tersenyum dan menyapa ular itu. Dia paham kalau ular itu sedang lapar. Diapun dengan tenang membuka pintu dan memanggil sang nenek. Dia minta segelas susu. Dengan tanpa rasa curiga, si nenekpun membuatkan dia segelas susu putih. Si anak merasa sangat berterimakasih dan rasa sedihnya tiba-tiba sirna. Dia meletakkan susu tersebut di tempat dimana ular tadi berada. Diapun keluar dengan tersenyum. Setelah beberapa menit diapun kembali ke ruangan itu dan dia menemukan gelas yang dilantai sudah kosong. Dia berpikir bahwa ular itu sudah meminum susu tersebut. Kemudian diapun bercerita pada semua orang di rumahnya. Namun sayang, tidak ada seorangpun yang percaya cerita si anak kecil. Si anak kecilpun kembali sedih, berharap agar dia bertemu si ular lagi dan menunjukkannya pada semua orang, namun ular itu tidak pernah nampak lagi.
Ketika dia remaja, diapun bercerita ke aku tanpa mengharapkan sebuah rasa percaya. Tapi, aku percaya semua cerita itu krn aku tahu bahwa ular cobra itu suka susu. Di India, orang-orang disana selalu mempersembahkan susu murni untuk para ular cobra.

Ular, selayaknya anjing(binatang kesayanganku), memiliki perasaan yang sama seperti manusia. Mereka juga paham kalau mereka disayang atau dibenci. Jadi, kalau tidak ingin dilukai oleh mereka, jangan membuat masalah duluan. Namun, kalau mereka duluan yang nyari masalah ya... sama-sama menerima akibatnya. Sangat menyenangkan sebetulnya berbicara dengan hewan. Jadi inget film Narnia, film yang betul2 menginspirasi aku :)


-Putu-

Thursday, June 12, 2008

Memilih

Akhirnya aku memilih untuk menulis artikel dengan judul "memilih" ini. Hari ini banyak sekali pertanyaan yg berkaitan dengan kegiatan memilih, dan selayaknya konsultan, akupun sharing dengan mereka. Berharap mereka memiliki ide baru untuk menentukan jalan hidupnya masing-masing.

Ketika kita diberi pilihan, itu merupakan sebuah tantangan apakah kita sanggup bertanggung jawab terhadap sesuatu yang kita pilih. Selaku manusia, sudah sewajarnya jika kita selalu berharap untuk yang terbaik, namun apakah kita tahu bahwa pilihan kita itu adalah yang terbaik untuk kita? Mungkin itu pertanyaan yang paling membuat puyeng. Menimang dan menimang, menimbang dan menimbang.

Akupun setiap hari merasa selalu dipenuhi dengan kegiatan memilih, contoh gampangnya ya menulis artikel ini. Beberapa menit yang lalu aku berpikir, apakah aku harus menulis mengenai hal ini atau tidak. Ketika makanpun, kita juga memilih toh. Setiap omongan yang diucapkan tentunya jg rangkaian kata-kata hasil pilihan.

Ketika aku ditanya, atau dimintai nasihat, jawaban pertama yang keluar adalah cari tahu dulu sebetulnya mau kamu apa? Jawaban kedua adalah apa kamu berniat melakukan hal itu, apakah punya bayangan kedepannya seperti apa? Jawaban ketiga adalah berdasarkan pengalaman saya.... bla bla bla.

Ada yang curhat bahwa dia tidak tahu apa yang diinginkannya. "Hmmmm..." jawaban pertama. "kalau kamu tidak tahu, apalagi saya" jawaban kedua sambil tersenyum. Ternyata menentukan keinginan diri sendiri juga bukan hal yang mudah. Dan aku berlatih mengenai hal itu udah selama berapa tahun ya... kira-kira dua puluh tahun. Kayanya pilihan pertama yang diajukan ke aku adalah ketika memilih baju atau sepatu atau cat kuku atau mau makan apa. Karena si ibu tidak akan bersedia membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak aku inginkan. Setelah itu akan muncul kalimat agar aku bertanggung jawab akan setiap hal yang aku pilih. Namun, ada beberapa hal yang semakin sulit aku rasa, dimana semakin bertumbuhkembang ternyata permasalah hidup semakin complicated dan tentunya aku membutuhkan masukan dari pihak-pihak yang tepat. Aku sangat bersyukur selama ini bisa menemukan orang-orang yang bisa sekali memberikan ide-ide positif. Dan aku ingin sekali berterima kasih kepada mereka, meski nasihatnya itu ada yang aku lakoni ada yang gak, namun yang pasti adalah setiap nasihat itu sudah mengalami proses penyaringan di otak selama berhari-hari.

Aku rasa sekian untuk kali ini dan seperti kata zodiak di bulan ini, biarkanlah alam yang menentukan semuanya. Ya, aku setuju. Aku sudah berusaha dan akhirnya memilih, selanjutnya biarkan mereka menunjukkan jalan yang terbaik. Wish for the best, always!

-Putu-

Gudang


Perkataan gudang benar-benar nyambung ama diriku, secara kerjaanku sekarang adalah berkaitan dengan data warehouse alias gudang data. Dan, karena emang bawaan dari orok kali ya, punya kebiasaan untuk menjaga keamanan setiap property yang dimiliki selama rentang waktu tertentu, krn tentunya memiliki pertimbangan, suatu hari nanti akan dibutuhkan lagi. Dan juga, kebiasaan seperti ini memberikan keuntungan dan kerugian tentunya. Keuntungannya adalah aku selalu punya backup, dan tidak akan merasa bersedih jika ada sesuatu yang hilang. Jadi punya kebiasaan mem-backup apapun, hehehe. Nah kekurangannya adalah, terkadang gondok aja jika ada yang bersih-bersih di rumah dan dengan semangat 45 membuangi property yang aku simpan, yang mana menurutku masih berguna, namun blm tentu berguna bagi orang lain. Contoh misalnya, botol parfum kosong atau pulpen bekas yang aku simpan di laci. Semuanya itu punya makna….

Ternyata konsep hidup untuk menjaga barang seperti itu sangat nyambung dengan konsep data warehouse. Tentunya aku sangat senang ngelakoni kerjaan di bidang data warehouse ini, meski rada membuat para penyedia ruang data sedikit meringis, krn minimal aku punya dua atau tiga backup. Dari sisi security, mem-backup hukumnya adalah wajib!! Jd, jangan malas-malas untuk mem-backup apapun.

Ketika kita menyadari akan ada kemungkinan untuk kehilangan, secara tidak langsung alam bawah sadar akan menyuruh kita untuk melakukan tindakan “backup” deh. Namun, kalau kita selalu merasa aman-aman aja, pasti gak kepikiran untuk backup mem-backup. Tapi pikiran seperti itu gak boleh lama-lama, karena apapun memiliki kemungkinan untuk hilang dan lenyap tanpa sebab yang jelas. So, prepare yourselves for loses.

Kembali ke gudang, ternyata ngurusin benda di dalam gudang tidak mudah. Butuh akal-akalan yang pas sehingga barang yang diletakkan di gudang bisa terdefinisi dengan jelas dan para pengguna tidak kebingungan ketika mau mengambil barang itu. Setelah bisa menata barang di gudang dengan baik, selanjutnya kita harus bisa memanfaatkan atau mengolah barang-barang tersebut untuk kepentingan yang tepat. Karena kalau hanya disimpan tanpa memiliki tujuan dari penyimpanannya itu, maka itu namanya nyimpen sampah. Nah, kegiatan bersih-bersih gudang juga harus rajin dikerjakan. Sehingga jelas, mana barang yang benar-benar dipakai, mana yang cadangan, dan mana yang benar-benar sampah.


-Putu-

Wednesday, June 11, 2008

What a lovely parent

Setiap orang pasti sangat mencintai orang tua mereka, meski terkadang ada yg menyembunyikannya. Dan, orang tua pasti menyayangi anak-anaknya, meski ada yg tidak mau mengucapkannya. Cara menyayangi itu sangat unik, setiap orang memiliki caranya masing-masing, yang terkadang tidak dipahami oleh semua object-nya. Namun, selayaknya kata-kata bijak, rasa sayang itu tidak perlu digembar-gemborkan, cukup ditunjukkan lewat tindakan. Aku setuju sekali dengan hal itu, tapi ternyata ucapan itu terkadang perlu juga. Sebagai legalitas dari sebuah tindakan.

Bertemu beberapa orang tua, aku menyadari kalau orang tuaku memiliki cara mendidik yang cukup unik dan sangat berbeda dengan orang tua lainnya. Aku tidak tahu mereka belajar dari mana cara-cara seperti itu, yang pasti pengalaman hidup berperan besar kayanya. Aku hanya berpikir, apakah aku nanti bisa seperti mereka ya… ketika aku memiliki anak-anak yang unik-unik. Jika bisa lebih baik dari mereka, mungkin itu adalah anugrah yang tiada tara ^^
Kalau dilihat-lihat, semua cara mereka terlihat simple dan gak neko-neko, namun sebetulnya cukup sulit untuk diterapkan. Bagaimana menempatkan ego, kontrol diri, kehormatan, target, cita dan cinta, agama, budaya dan tradisi, respect, integritas, saling menolong, tanggung jawab, sosialisasi, semuanya tergabung dalam proses yang tidak terlihat ujung pangkalnya.

Hal paling simple yang diajarkan waktu kecil adalah selalu mengucapkan selamat pagi dan terima kasih kepada siapa aja, mulai dari penjaga pagar atau pak satpam atau tukang sapu (dikenal atau gak dikenal), pelayan di rumah makan, pedagang, sopir, sampai orang paling penting. Pelajaran-pelajaran lainnya ada banyak lagi, dan halaman ini tidak akan cukup untuk menuliskannya ^^

Ternyata menjadi orang tua bukan hal yang mudah. Harus pintar mencari tips dan tricks yang paling effective dan efficient dalam menangani kehidupan rumah tangga. Apakah ilmu matematika, fisika, kimia serta biologi yang diperoleh di bangku sekolah bisa membantu? – tentu saja!! , tapi tidak menjamin!! :d


-Putu-

Monday, June 09, 2008

Pramuka, mimpi dan lagu

Ketika membuka mata di pagi yang cerah, satu lagu yg paling ingin aku denger adalah “Too Much In Love To Care” by Sarah Brightman. Nadanya pas bgt ama telinga ^^
Sebuah mimpi membuat aku merasa dibawa terbang kembali ke masa-masa SMP, dimana aku sebagai ketua regu pramuka, regu Mawar. Mawar, hmmm nama yang paling aku suka. Dan sepanjang umur, reguku selalu bernama “Mawar”.

Pramuka, memang udah mendarah daging sepertinya. Sampai-sampai, pernah menjawab “yang mampu menjalankan dasa darma pramuka”, ketika ada yang bertanya “cowok idealmu kaya gimana”. Lucu juga emang ^^ . Sama halnya dengan karate, “yang mampu menjalankan sumpah karate”, jawabku ketika ditanya hal yang sama. Dan merekapun menjawab “jadi, anak pramuka yang bisa karate dong”. “Hmm, blm tentu!”, jawabku ^^ .

Mimpi, memang salah satu yang berperan dalam kehidupanku. Tempat melepas semuanya dan tempat mencari inspirasi terdalam.

Lagu, memang sesuatu yg mampu membuat aku rileks, tersenyum, termenung, bengong, menangis, dan teringat. Mungkin aku tidak akan pernah bisa tidur jika dulu ibuku tidak bernyanyi atau ketika tidak ada tape yg memutar lagu kesayangan, atau jika sekarang aku tidak mendengarkan lagu sambil nulis tulisan ini, mungkin hasilnya akan bebeda.

Pramuka, mimpi dan lagu, aku sadar mereka semua adalah salah satu bagian yang membuat diriku makin sempurna. Selayaknya patung tanah, ketiga hal itu merupakan bagian-bagian yang ikut serta dalam pembentukan sebuah patung manusia yang bernama Ni Putu Sri Artati.

-Putu-

Sunday, June 08, 2008

Wong Londo

Perkataan "wong londo" mengingatkan ama nenek tersayang, ketika dahulu kala dia sering bercerita mengenai pengalaman hidupnya bersama para "londo". Kata "wong londo" kembali terdengar di kantor, "put put, kok jadi wong londo". Ada apa sih dengan diriku dan wogn londo? hehehehe

Sebetulnya tidak ada apa-apa, hanya saja aku punya beberapa sodara keturunan "londo", dan kebetulan saja aku pencinta roti. Sehingga hampir sebagaian besar cemilanku waktu kecil adalah roti, dan setelah gede, makanan utamanya keseringan malah roti dan cemilannya buah n sayur. Kenapa roti? karena enak! ^^ Padahal, kalau aku di rumah Bali, secara mereka semua bukan roti mania, aku selalu mendapat makanan favoritku yg lain, yaitu sayur rebus plus sambel "bongkot". Uenak-nya tenan... apalagi nasinya adalah beras Bali. Hmmmm... yummy!!!
Namun kalau di Jakarta, mau nyari "bongkot" dimana... ada juga di Bogor, tp gak enak. Ya, kembali ke roti deh.

Ngomong-ngomong mengenai "wong londo", dipikir-pikir dari dahulu kala keluargaku udah punya sobat jauh di negeri seberang. Kalau sekarang sih, emang buanyak!! Seru juga ternyata ^^ . Dan, mereka yang "wong londo", pada suka sekali ama masakan Indo, masakan Bali juga. Emang betul-betul pertukaran budaya aku rasa. Mereka suka lawar, aku suka keju, hehehhe.

ok deh, dengan persahabatan mari kita jaga kedamaian dunia :D (kaya sinchan dan pahlawan bertopeng aja)

Thursday, June 05, 2008

Si Pintar dan Si Bodoh

Mendengar kata pintar, mendengar kata bodoh, mungkin memang dunia ini isinya hanya orang-orang pintar atau hanyalah kumpulan orang-orang bodoh. Tulisan ini terinspirasi ketika melihat seorang ibu-ibu yan menangis karena gagal mengikuti tes bahasa Inggris dan malah harus turun level. Dia sebetulnya memiliki semangat yang sangat tinggi untuk belajar, namun apa daya, hasil yang diperoleh tidak sepadan dengan harapan. Tentu, di situasi seperti itu dia merasa sebagai orang yang bodoh. Padahal sebetulnya belum tentu demikian.

Disebut sebagai orang yang pintar, tolong jangan GR alias gede rasa, karena sesungguhnya kita adalah orang yang bodoh. Namun ketika ada yang berkata, “bodoh kamu”, tolong jangan marah dulu, karena yang berkata demikian adalah orang yang lebih bodoh.

Pernah merasa sebagai orang yang pintar, pernah merasa sebagai orang yang bodoh, pernah merasa sebagai orang yang mampu, pernah merasa sebagai orang yang gak mampu, pernah menjadi orang kaya, pernah menjadi orang tidak kaya, pernah merasa sebagai orang paling bahagia, pernah merasa sebagai orang paling tidak bahagia, pernah berada di posisi di tengah-tengah, memang memberikan banyak sekali pelajaran yang mampu memandang dunia dengan banyak sisi.

Ketika melihat orang menangisi kebodohannya, aku hanya berharap mereka teringat bahwa mereka mampu melakukan banyak hal lainnya dengan hasil outstanding. Ketika melihat orang begitu bangganya krn dianggap pintar, aku hanya berharap agar mereka sadar bahwa untuk beberapa hal lainnya, mereka adalah orang yg bodoh. Ketika melihat orang menangisi kemiskinannya, aku hanya berharap mereka menyadari kekayaan yang mereka miliki yang tidak bisa dihitung dengan uang. Ketika melihat orang tertawa dan tersenyum bangga dengan kekayaan materi yang mereka miliki, aku hanya berharap mereka menyadari kemiskinan yang menyelinap dalam diri mereka.

Memang pintar dan bodoh adalah relatif. Semua mahluk sebetulnya sama aja.


-Putu-

Sunday, June 01, 2008

Menangis dalam tidur


Ketika sebutir air menggelinding di sela-sela pipi yang halus, akankah kita bertanya air apakah itu? Ketika kita menyadari bahwa itu adalah air mata seorang gadis belia, lalu tahukah kita kenapa dia menangis? Manangis dalam tidur...

Sosok gadis belia yang selalu riang, selalu tersenyum, wajah yg selalu sumringah, apakah sebegitu teganya hal-hal menyedihkan membuat dia menangis?
Gadis yang riang, namun tidak seorangpun paham kesedihan terdalam, dalam jauh ke dunia alam bawah sadarnya. Kesedihan yang akan sirna dengan sebuah senyuman, senyuman yang bisa memberi kebahagian pada dunia, dunia nyata dimana dia berada.

Dunia nyata tidak memberi jatah waktu untuk dia menangis, mereka hanya mengijinkan dia untuk tersenyum dan tertawa, karena mahluk-mahluk disekitarnya begitu mendambakan hal itu dari dirinya. Dalam tidurlah dia merasa bebas, bebas untuk berteriak, bebas untuk tertawa, bebas untuk menangis, menangis guna melepas kepedihan yang maya.

Ketika dia tersadar dari tidurnya, dia akan merasa begitu lega dan bahagia, dan dia sudah siap menyebarkan senyum dan tawa pada dunia....

Gadis belia yg suci, menangislah jika ingin menangis. Katakanlah pada dunia kalau kamu juga manusia, bukan bidadari. Manusia yang memiliki kebahagiaan dan kesedihan, serta kasih sayang..


-Putu-