Monday, September 14, 2009

Senin Senin.... Bener bener deh....

Selamat hari Senin... itulah sepenggal kalimat yang paling sering aku ucapkan. Dan sometimes ada yang berkomentar "tumben gak kena Monday syndrom?"

Kalo dipikir-pikir, syndrom itu emang beneran ada. Jadi inget dulu waktu SMA, dimana setiap ulangan di hari Rabu, setelahnya aku melakukan atau menemui hal aneh, entah jatuhin gelas, atau numpahin sayur, atau apalah yang membuat orang lain bertanya "ada apa Putu...". Kali ini, hari ini tepatnya, banyak hal yang aku sebut "aneh" menimpaku.

Pertama, aku kehilangan giwang tanpa aku sadari sedikitpun (sedih....). Kedua, kepala sempoyongan tanpa tahu penyebabnya, untung kepala gak berdarah (serem.....). Ketiga, ketiban meeting dadakan dan konyolnya adalah aku cuman hadir sendiri, karena orang-orang lainnya ternyata salah disposisi Nota. Wao!!!. Keempat, anjingku yang baru berumur 1 tahun ternyata udah ngelahirin 3 ekor bayi nan cuakep. Masih cilik kok udah ngelahirin. Ternyata anjing pun bisa kecelakaan, dan gak tahu lagi bapaknya siapa. Alhasil, dia kaya bengong gitu. Wong belum pengalaman ngurus bayi. Dan kakak-kakaknya dia (Roger n Rico) semua udah wafat tak terduga. Bener bener deh.... browny browny.... ada apa dengan dirimu... Kelima, tak terduga sepulang kantor perut kemeng tanpa alasan yang jelas, namun tetep berusaha menunaikan jadwal.

Sepertinya cukup sudah lima hal itu mewarnai hari Senin-ku. Namun tetep berusaha mengambil sisi positifnya. Pertama, aku punya anjing 4 sekarang he he he... Gara-gara meeting sendiri, aku puas nanya kesana kemari, dan ngasi saran ini itu. Tapi kalo sakit kepala n sakit perut belum nemu tuh sisi positifnya apa.

Sekarang.... kata-kata yang berlarian di benak tadi sudah terceritakan, time to start hal-hal lain yang masih pending, seperti membaca buku inspirasi yang dilanjutkan dengan tidur.... :)

Saturday, September 12, 2009

Hari Sabtu yang terasa "Pas"

The last weekend before the long holidays..... so many invitations, so many schedules, but at the end.... there must be a choice.

Pagi-pagi bangun tidur, dengan "semangat hari Sabtu" merapikan tempat tidur dan siap-siap ke pura. Wao, pas sekali dapat bis-nya (tepat waktu), lumayan sampe di pura pagi-pagi nan adem, jadi terasa lebih khusuk deh conversation dengan-Nya :)
Rumput dan suara burung itu emang mengasikan, gak heran hidup di gunung itu begitu menyenangkan. Bersyukurlah aku lahir di gunung... he he he ^-^

Selanjutnya, tibalah masanya untuk mencicipi tipat cantok, sambil browsing, sambil ngobrol dengan si bapak yang baru dikenal. Pembicaraan pun ngalor ngidul, dari jaman raja-raja di Bali ampe Cina sekarang, ampe temen yang berubah aliran dari agama tetangga ke agama Hindu. Wao wao wao... what a great morning stories.!. Yang pasti sangat menambah pengetahuanku.

Ketika rekan-rekan kerja menghampiri, jadwal pun terlaksana, yaitu ngoprek cyberdharma. Keren juga orang Bali itu... hehehe (narsis....). Kreativitasnya tinggi-tinggi dan cepet banget muncul ide bikin gini gitu. Yang pasti adalah aku belajar banyak hal dari orang yang sangat tepat hari ini. Asiknya..... :)

Setelah muka terasa demek karena diterpa debu Pura Rawamangun berkali-kali, bukannya kami pulang untuk bersih-bersih, eh malah ngacir ke Cibubur guna menunaikan undangan buka bersama alias makan malam bersama dengan lawar. Perjalananpun terasa amat seru. Mengingat pak sopir yang sangat jarang mengendarai mobil di Jakarta, sampai-sampai bablas nyaris gak bayar tol di pintu tol pertama. Aduh mas mas...!!!
Karena kemacetan mulai mendera, pak sopir pun diganti dengan yang lebih ahli. Yang aneh bin kocak adalah proses pergantian sopirnya, yaitu di tengah jalan raya nan lebar itu. Ketika jalanan mulai lancar, dan krn tidak enak dengan mobil di belakang yang ngebel-ngebel, alhasil mobil bergerak maju dan si pak sopir pengganti ditinggal di belakang, dan diapun berlari mengejar si mobil.... catch me if u can... hahahaha.... :D

Memang sangat tidak enak melewati jalanan dekat-dekat rumah pejabat. Ya kaya tadi itu, macetnya sepanjang ular naga, gara-gara semua kendaraan di stop oleh bapak-bapak petugas. Mungkin karena ada pejabat negara yang hendak lewat. Untungnya kita sedikit beruntung setelah muter-muter jauh mencari jalan alternatif yang gak ketemu-ketemu, akhirnya jalanan dibuka lagi dan lancar............ puff.... Meski naik mobilnya kaya main video game, wao uh... wao... sriut... gruduk gruduk... grudak gruduk.... hehehee... gak cocoklah buat ibu hamil :D

Setiba di rumah sang pengundang, ternyata bapak-bapak itu belum selesai masak, jadi deh semuanya keroyokan membereskan semuanya. Setelah itu acara makan dimulai.......!!! Enak sekali lawar sayur itu... itu yang gak pedes... itu yang gak pakai terasi.... yummy...!!!! thanks bli..... ^-^

Setelah usai makan, perut kenyang, nyantai semuanya... ada yang nonton bola dengan hebohnya, ada yang utak-atik facebook, ada yg utak-atik MP, ada yang keguyur ama telur mentah :p -- mandi telor tengah malam.... jangan kau lakukan... (lagu dangdut lawas)

Over all, semuanya terasa pas. Pas memilih kegiatan untuk hari Sabtu ini. Pas juga orang-orang yang diajak. Pas cara menjalaninya. Pas juga lagi niat. Pas lah rasanya. Atau sengaja di pas-pas in??? :D:p:)

Hv a great weekend for all.....

-Putu-

Friday, September 11, 2009

Just Enjoi (pake i)

Kita harus menikmati setiap moment, setiap keadaan, setiap masa... demikianlah teori yang sering terdengar. Dan... dikala pikiran positif bertengger dengan gagahnya, setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, setiap minggu ... terasa begitu menyenangkan dan penuh berkah.

Menikmati masa-masa menjadi pengangguran, masa-masa dipenuhi kegiatan jalan kesana-kemari gak jelas, masa-masa hamil (ex: ibu tetangga meja), masa-masa berpuasa (ex: para sobat di sekitar), masa-masa rush on deadline (ex: rekan-rekan bisnis), masa-masa hura-hura (ex: anak-anak ABG di mal), dan lain sebagainya. Semua itu memang harus dinikmati, karena memang ada masanya setiap hal itu.

Dulu, dikala sakit aku pernah mengeluh, tapi ternyata kalau aku tidak sakit, mungkin aku tidak akan berhenti dan istirahat sejenak dari semua kegiatan itu. Dan masa-masa penyembuhan menjadi moment istimewa, secara jarang-jarang aku tinggal di rumah berhari-hari, menonton TV dari mulai acara ampe selesai jam tayang, makan tiga kali sehari, kabur dari hingar bingar kehidupan. Begitu pula dikala aku menjadi pengangguran, dahulu kala.

Setiap orang tentunya ada perasaan tidak puas akan diri sendiri dan kondisi. Namun, kembali lagi ke konsep awal bahwa semua pasti punya alasan dan makna, maka apapun kondisi di saat itu it's worth to be enjoyed (even it's a tough thing). Satu kalimat yang sangat menginspirasiku ketika menjalani semua masa itu adalah "semuanya akan terjadi dengan sangat indah pada masanya - Gede Prama".

Kalo berpikir "enjoy" anytime anywhere, akan bagus sekali aku kira. Namun perlu untuk selalu diingat "awareness" harus selalu "on". Secara kita gak boleh terlalu "enjoy" akan sebuah masa, yang mungkin tidak menunjang perkembangan kita, entah dari sisi intelektual ataupun yang lainnya. Sometimes emang sangat menyenangkan jadi pengangguran, tapi kalo berbulan-bulan bertahun-tahun "nganggur", itu sama aja kaya gak kreatif menjalani kehidupan ini.

So, harus enjoy in every moment, tapi harus tetep keep moving and be positive :)

p.s: artikel ini ditulis atas request seorang ibu hamil (menurut cerita, diusahakan agar tidak menolak permintaan ibu hamil he he eh )

-Putu-

Monday, September 07, 2009

Ketika Dia tak berani mencinta

Namanya Dia.... Dia berjalan menyusuri pinggiran jalan yang dipenuhi hiruk pikuk, namun hatinya sunyi, sepi sekali.... Kepalanya dipenuhi dengan pertanyaan tanpa sebuah solusi.

Dia sedih, meski tidak sanggup meneteskan air mata. Dia sangat tegar, meski di balik ketegarannya itu tersimpan cerita panjang tentang sebuah kehidupan. Dia hanya diam.... diam tanpa berkata, meski otak-nya dipenuhi kalimat yang bergejolak dan siap-siap untuk hengkang dari kepalanya yang kecil.

Dia tak berani lagi mencinta. Dia lelah dan tak berani berharap. Dia sedih. Dia bahagia. Dia bebas. Dia lepas. Dia pasrah. Dia kuat. Dia tegar. Dia hanya bisa berbisik lirih.... “aku sangat menyayangi mereka, mereka anak-anak itu, orang tua itu, mereka yang lari dari kehidupan fana ini.”

Dia adalah manusia biasa, yang membutuhkan cinta dan memiliki cinta. Dia belajar untuk mencinta, hingga tiba masanya Dia tak berani mencinta. Namun.... Dia hanya tahu satu hal bahwa “tak berani” adalah sebuah penyakit yang bisa diobati dengan sebuah obat mujarab yang tersedia di alam ini.

Dia adalah the little human on the silent corner who try to face the destiny with all spirit, braveness and positive mind.... Dia tetaplah Dia meski dunia ini runtuh sekalipun. Dia.... hanya Dia....

Wednesday, September 02, 2009

Tuhan ada di.............

Semua kata-kata di atas terinspirasi dari sebuah judul artikel yang datang berkunjung ke mail box. Artikel itu berjudul “Mencari Tuhan dalam Penggorengan Pisang Raja”. Setelah ngerumpi bersama sang penulis sambil tertawa terpingkal-pingkal, ide pun mulai diajak melanglang buana ke alam antah barantah, satu jam yang lalu, satu tahun yang lalu, lima tahun yang lalu, dst……….

Aku selalu tersenyum ketika aku memuji dan berucap terimakasih namun dibalas dengan kalimat “saya yang seharusnya berterimakasih, krn saya bertemu Anda dan saya bisa berkarma baik dengan melakukan sesuatu bermanfaat untuk Anda”. Adem sekali kata-kata itu….

Ketika tidak punya uang cukup untuk meniti hari, keinginan untuk saling berbagi (meski sedikit) merupakan hal-hal indah di negeri rantau, dan ternyata di kala itu aku menemukan makna bahwa, ketika memberikan sesuatu dengan ikhlas tanpa memikirkan imbal balik, malah aku mendapat berkah berlipat ganda di kala aku begitu membutuhkannya. Dan sekarang aku dapat makna satu lagi, yaitu belajar untuk menemukan Tuhan 

Ketika ada seorang anak kecil bercerita dengan polosnya berkata “aku beli susu untuk adiknya tante…. Mau beli snack gak punya uang. Aku tinggal dekat sini tante… Aku kelas 3, punya adik tiga orang. Makannya kuat-kuat banget…hup nyam nyamn hummm hummm.... Aku cuman makan sekali. Aku juga punya kakak, badannya segede aku juga.” Tanpa disadari, tangan merogoh beberapa batang coklat dan ”adik kecilll ini buat kamu...” wah... lega rasanya melihat dia tersenyum.... ”terimakasih banyak tante” balasnya.

Lama sempat merenung.... bagaimana kalau ibunya melihat dia bawa coklat. Kalau melirik kemungkinan yang ada, mungkin ibunya merasa bersyukur karena anaknya makan coklat dan ada yang beliin susu untuk anak bayinya. Kedua, mungkin ibunya marah-marah karena tidak rela menerima pemberian orang lain. Ketiga, mungkin dengan segera memarahi anaknya, mungkin anaknya dikira ngutil... (kaya di film-film sinetron itu). Tapi sudah lah.... aku hanya ingin mengingat senyum anak kecil itu.... semoga semuanya baik-baik saja....

Dan pagi kemarin cerah sekali rasanya ketika ada sebuah message masuk dan diiringi dengan call yang memberitakan ”putu, mereka pada mau nyumbang....:)”
Wao.... what a surprise he he he... 50ribu berbalas ratusan ribu... Thanks God!!!!

Tuhan itu emang ada di mana-mana, dalam penggorengan pisang raja, dalam sebatang coklat, sekaleng susu, dalam sepiring nasi, dalam selembar uang, dan dalam serpihan roti sobek he he he he....

Namaste,
Putu