Sunday, February 19, 2012

20 Februari 2006

Tak terasa 6 tahun sudah….. tepat tanggal 20 Februari 2006 aku kejar-kejaran dengan bus Karawang – Jakarta. Seru sekali sekaligus deg-deg-an…. Karena kalau sampai aku lewat dari jam 12:00 WIB aku tiba di Kedubes Jepang, maka buyarlah cita-citaku pergi ke negeri sakura. Tapi syukurnya… jam 11:30 aku tiba di kantor dan langsung lari ke kedubes Jepang and… teng tong…. 11:50 WIB tiba dan langsung registrasi. Lega………….. sambil keringat bercucuran, lumayan lari dari Sarinah :)

Kala itu, betapa semangatnya diriku…. Meski Jepang pernah menyengsarakan keluargaku saat perang kemerdekaan, tapi keingintahuanku terhadap negeri ini begitu besar. Tak pelak aku belajar bahasa Jepang dengan giat, mulai dari Hiragana, Katakana, dan beberapa Kanji aku bisa hafal dalam waktu singkat (yang pasti lebih cepat dari belajar bahasa Inggris :D ). Selanjutnya bagaimana menulis email dan berprilaku official.

Setiap tahun kuiingat wajah ceria itu… wajah tat kala visa di tangan, dan aku siap untuk terbang kesana. Tidak tahu kenapa, begitu banyak negeri… tapi Jepang terasa berbeda bagiku. Dan ternyata memberikanku banyak hal dalam perjalananku selama 6 tahun terakhir.

Tgl 20 pada 6 tahun silam mungkin sekilas terlihat begitu biasa.... tapi ternyata LUAR BIASA. Karena hari itu aku bisa memenuhi salah satu cita-citaku, karena hari itu aku bertemu orang-orang yang mampu membuatku memahami dunia ini dengan lebih clear/nyata/berperasaan, karena hari itu aku menemukan saudaraku, karena hari itu aku tahu dilema seorang profesional, karena hari itu aku sekarang bisa berada disini...... duduk di depan komputer lantai 11 gedung ini.... salah satu gedung yang pernah aku cita-citakan.

Setiap hari adalah sangat berharga dan selalu memberiku nilai, nilai untuk hidup dengan semangat dan cinta.


****************
Kini, setelah 6 tahun, aku bisa mengenang kembali semua masa itu. Hal-hal yang membuatku menangis, ternyata salah satu perjalanan yg harus aku lewati, dan aku sudah memahaminya... sekarang.

Lagu-lagu Jepang mulai terdengar di PC-ku.... sangat indah dan menyenangkan untuk membangkitkan semangat.

Semua kenangan selama 6 tahun terakhir yang berawal dari 20 Feb 2006 masih tersimpan dan terkenang. Semoga semuanya berbahagia :)

ishouni gambarimasu!

-puts-

Sunday, February 12, 2012

Being Grateful

Pagi ini, seperti biasa dua minggu terakhir, badan masih letoy n rasanya tidur adalah hal paling nikmat. Namun..... aku harus menunaikan jadwal, yaitu mengambil kwitansi kacamata agar bisa reimburse nanti di kantor. Kebelet pipis adalah salah satu alasan akhirnya aku buru-buru bangun n mandi, dilanjutkan dengan sarapan dengan kacang hijau ABC, susu beruang, dan dua sendok sari kurma :)

Perjalanan menuju tempat bus aku lakoni dengan pelan dan alot, karena memang kaki belum sanggup digunakan untuk berlari. Tat kala itu aku merasa semuanya terasa pelan dan makna dari setiap hal yang aku lewati menjadi nyata. Sosok bapak tua yang duduk di jembatan polda membuatku berpikir, “apakah dia sakit atau dia malas.... hingga tidak mampu bekerja utk menghidupi keluarganya. Dia tidak merengek meminta, hanya duduk diam dengan wajah lesu dan pasrah”. Seandainya dia sakit.... alangkah berat hidupnya, dan dia hanya bisa duduk meminta belas kasihan orang untuk menghidupi keluarganyanya. Seandainyapun dia tidak mendapat pekerjaan lain yang menurut orang lebih terhormat, apa yang harus dilakukan oleh tubuh setua itu.... tak heran dia hanya duduk termenung dan pasrah. Air mata hendak menetes... namun disadarkan oleh panasnya sinar mentari pagi dan klakson kendaraan.

Sesekali ku melirik kota Jakarta dari jendela bus, dan aku tersadar oleh sebuah bangunan megah di dekat Taman Anggrek, yang mana dahulu itu adalah rumah kumuh. Kembali aku bengong.... kemana mereka tinggal, orang-orang yang dulu numpang tinggal di tempat kumuh itu. Aku tahu persis lokasi itu krn sesekali aku memandanginya dari lantai 24 Apartment Taman Anggrek. Tatkala hujan deras, mereka disana selalu disibukkan oleh beragam upaya untuk menghalau banjir, dan tetangganya para penunggu apartment mewah.... lumayan bisa tidur nyenyak.

Dua minggu terakhir adalah masa dimana aku tidak sanggup makan banyak, meski semua orang merayuku untuk makan. Dan siang ini aku berminat untuk makan dan makan banyak............... sekilas terbersit orang-orang yang tidak sanggup makan, padahal sangat menginginkan makanan. Dan jadi inget film korea 49 days, dimana satu orang ingin sekali mati dan satu orang ingin sekali hidup meski dia dalam kondisi jadi hantu. What a unique life.

Dalam perjalanan pulang, akhirnya aku mendapat kesimpulan untuk diri sendiri, yaitu aku bersyukur sakit sehingga aku bisa memandang semuanya dengan lebih pelan – detail - berperasaan, aku bersyukur menjalani semua ini – sesuai atau tidak dengan idealisme dan prinsipku. Dengan demikian aku bisa berucap terimakasih untuk semua yang aku alami dalam dunia nyata dan dunia mimpi. All is things that I’ve should learn.

Memang dunia manapun tidak ada yg sempurna dan aku harus menerimanya, namun tetap bisa memilih untuk setiap tindakan yang aku ambil. Disanalah kreativitas manusia ditantang, not to be a dead fish but be a creative human, even only for theirself.

Aku tidak bisa membuat bahagia oang lain, vice versa. Hal ini karena kebahagiaan berawal dari individu itu masing-masing. Itu kembali aku sadari tatkala kubaca puisi berjudul KETIKA pagi ini, yg ditulis oleh orang tercinta (my lover/my friend/my teacher)

-putu-

Wednesday, February 08, 2012

Seninya Nge-Cat Kuku

Salah satu hobi yang ntah turunan dari mana dan aku bawa sedari orok adalah mengecat kuku. Anak kecil teriak-teriak minta beragam warna cat kuku, itulah diriku dimasa silam. Waktu berlanjut, dan pelan-pelan hobi itu terpendam dan terlupakan, bahkan dianggap menyusahkan.

Kini, tatkala aku disadarkan mengenai “the beauty of nail” oleh someone special, pelan-pelan hobi itu kembali bangkit. Dan, akhirnya aku mulai menyadari makna dibalik seni mengecat kuku. Ternyata tidak hanya keindahan dan kecantikan secara kasat mata, namun yang lebih utama adalah inner beauty dari si pengecat kuku itu sendiri.

Salah satu inner beauty seorang wanita, menurut sebuah kitab favoritku, adalah kesabaran dan ketenangan. Dan seni mengecat kuku akan menjadi optimal tatkala kedua sifat tersebut berpadu, untung-untung ditambah kualitas cat kuku yang OKs :)

Bagi diriku – bukan orang kidal, mengecat kuku tangan kanan cukup rumit, karena balancing otak sering terganggu – social vs science. Dan dengan balance-nya hasil mengecat kuku antara tangan kanan dan kiri, aku sadar ternyata hal itu aku peroleh tatkala mengecat kuku dengan penuh kesabaran, ketenangan, dan kebahagiaan. Thats it :)

Demikian untuk kali ini, enjoy days... n when the beauty & healthy come, there always possibilities & optimism.