Saturday, May 23, 2009

Celebrate Weekend

Happy Weekend... itu mungkin kata yang sering terdengar ketika Friday night mulai muncul. Dan akupun dengan senangnya serta bersemangat said "have a great weekend every body..........".

Saat ini aku melihat (baru berniat ngeh) akan fenomena weekend (kebanyakan mengartikannya sebagai malam minggu), dimana masyarakat cenderung hang out bareng-bareng "orang tersayang" atau mungkin dengan para kolega. Dan secara pribadi, menurutku semuanya itu sah-sah saja. Namun akan terasa tidak sah ketika orang-orang berkomentar dan bertanya-tanya pada saat mereka melihat aku stay at home pada malam minggu.

Selama 26 tahun menjalani kehidupan, setiap hari menurutku adalah special day. Hari valentine tidak harus dirayakan hanya pada tanggal 14 Februari. Demikian pula kalau mau hang out bareng orang terdekat atau melepas kangen, tidak harus on the weekend. Kapan saja bisa.... asal sempat.

Lalu, ngapain dong on the weekend? Itu pertanyaan yg sangat wajar, namun perlu dijawab ^^
Kalau bertanya masalah kegiatan.... tentu banyak hal yang bisa dilakukan. Hal mudah yg pasti dilakukan anak kos adalah beres2 kamar, meski memang tidak membutuhkan waktu 24 jam hanya untuk ngoprek ruangan ukuran 3x3m itu. Sebetulnya banyak hal lainnya seperti membaca atau menulis atau olahraga atau yang lainnya.... Tapi bagiku yang terpenting adalah weekend itu masanya untuk memulihkan kesehatan jiwa dan fisik. Kenapa demikian???
Karena selama seminggu kita berkutat dengan segala hal duniawi itu dan orang2 di dalamnya, tentu memunculkan kelelahan2 tersendiri. Terkadang untuk memulihkan kesehatan tersebut, kita butuh waktu untuk menyendiri. Menyendiri tanpa campur tangan manusia2 lainnya atau pemikiran2 manusia lainnya.

So... just enjoy the days, cause every day is wonderful :)

Sunday, May 17, 2009

Belajar jadi orang Kanada ^^

Suatu hari terjadi debat kusir singkat antara aku (seorang anak Indonesia) dengan guruku (seorang anak Kanada). Debat kusir ini terkait dengan tema yang kita bahas mengenai tontonan TV. Aku, dimana hadiah ketika aku lahir adalah TV baru, alhasil aku merupakan salah satu anak yg sulit sekali beranjak dari depan TV ketika menemukan tontonan yang pas.

Dulu, aku tidak terlalu suka membaca novel, karena cukup memakan waktu dan aku tentu tidak punya waktu yang banyak hanya sekedar untuk membaca novel. Dan update info aku peroleh sebagian besar dari TV yang menemaniku makan pagi dan malam, serta koran harian di perpustakaan. Namun ketika ada suatu masa aku "mau tidak mau" harus nge-kos di tempat yg mana aku tidak bisa nonton TV sesukanya, ide untuk membangun kegemaran membacapun dimunculkan. Ternyata, membaca berhasil membuatku kecanduan, dan masalah anak kos-pun mulai bermunculan, yaitu pusing pindahan karena kebanyakan kardus buku.

Sama halnya dengan guruku itu. Kata dia, orang Kanada tidak terlalu suka nonton TV. Mereka lebih senang membaca dan melakoni. Dalam hal ini mereka lebih senang travel dibandingkan menonton pemandangan di TV. Dan pastinya dia termasuk salah satu orang yang sedikit "anti" pada TV. Sehingga ketika aku mengatakan "I love Oprah show", dia cuman cengar-cengir gak jelas sambil ngomong "apaan sih.... gak mutu, hehehe".

Setelah aku amati selama beberapa tahun terakhir, akhirnya aku memutuskan untuk tidak memiliki TV. Kenapa demikian... karena sebagian besar tontonan channel local itu kurang mendidik....ku. Terus kalau seandainya berlangganan TV kabel, yang ada aku gak belajar atau mungkin gak berangkat kerja (pulang buru2 cuman buat ngejar film favorit). Kalo mau nonton, cukup nonton di kantor saja selama 1 jam, atau ke bioskop terdekat, atau puas2in nonton pas weekend di rumah kolega. Kalo masalah update info local/international, sudah banyak sekali media dalam beragam bahasa yang menyediakan dengan gratis. Dan, secara aku memiliki kegemaran yang hampir sama dengan sang guru, yaitu menumpahkan isi kepala dalam kata2, mau tidak mau aku harus lebih rajin membaca (belajar lebih mirip orang Kanada kali ini agar lebih kreatif niatnya... ^^).

Jadi, mari membaca!! Tapi aku rasa perlu pilih2 juga bahan yang dibaca, karena aku pernah keblenger juga membaca sebuah buku yg aku rasa mampu mendobrak sejarah dan mungkin mampu merubah keyakinan seseorang.

Selamat membaca............

-Putu-

Wednesday, May 13, 2009

Bapak Berkostum Hitam

Hari ini aku pulang tenggo alias tepat jam 4:30 pm. Kenapa demikian, krn aku udah mendem di kantor, ngantuk yg luar biasa mendera jiwaku. Mungkin ini hasil dari sesuatu yg sempat mengusik pikiran semalam.

Ketika hendak menutup mata, dengan niat tidur lebih awal, seperti biasa kreativitas mulai merongrong untuk ditumpahkan. Sembari merenung, aku teringat akan seorang bapak berkostum hitam yang setiap hari aku tersenyum padanya dan mengucapkan kata "terima kasih".

Dia adalah seorang bapak yang bekerja keras dan ikhlas (menurutku). Markasnya setiap pagi adalah di jembatan Semanggi. Setiap kali aku menyeberang disana, ketika hendak mendatangi kantor tercinta, aku melihat dia sedang menyapu di jembatan tersebut. Maklum, jembatan itu lumayan kotor dan dinas kebersihan belum sampai kesana area penjamahannya (atau mungkin memang sengaja tidak dijamah... hanya mereka yang tahu).

Dari kondisi fisik, dia orang yang sehat, meski entah karena apa sehingga tangan kanannya mengalami cacat. Dengan tangan kiri dia menyapu jembatan yang panjang itu, namun sekalipun aku tidak pernah melihat dia memegang kotak/kaleng untuk minta-minta uang. Berbeda sekali dengan banyak "pengemis" lainnya yang hanya berkedok dengan memegang sapu lidi tanpa bersungguh-sungguh menyapu (bekerja). Mereka sebentar-sebentar sudah menengadahkan tangan untuk meminta uang atas jasanya menyapu jalanan. Padahal terkadang hasilnya menyapunya tidak terlihat.

Meski si bapak berkostum hitam tidak memiliki kotak/kaleng, namun aku yakin setiap hari dia bisa menghidupi keluarganya dengan uang pemberian orang2 yang lewat. Dia bekerja dengan rajin sekali, kalau lelah, dia duduk sebentar dan orang-orang yang lewat tanpa diminta pasti rela merogoh kocek untuk diberikan padanya, sambil berucap "terima kasih" (spt yg aku lakukan tiap hari ^^).

Secara pribadi, si bapak berkostum hitam sudah mengajarkan sesuatu mengenai cara bertahan hidup padaku. Dari apa yang terlihat, dari cara dia menerima pemberian, dari hasil kerjanya, semua bisa memberikan makna baru yang bisa menginspirasi.

Sering orang berkomentar ketika aku pulang ke kos-an dengan berjalan kaki (krn menurut mereka jaraknya cukup jauh). Aku berterimakasih atas perhatian itu, namun selama melakukan perjalanan pulang aku menemukan banyak cerita yang mampu memperkaya khasanah dalam hidupku. Kantor adalah tempat yang "nyaman", namun tidak cukup untuk membuatku belajar... (padahal pada dasarnya sudah banyak sekali hal yg aku lihat di kantor dengan gedung tinggi menjulang itu).

Bapak berkostum hitam, terima kasih untuk setiap harinya.... ^^