Wednesday, November 11, 2009

Tukang "ngalong"

"Suka ngalong", mungkin itulah sebutan sebagian besar masyarakat di gedung megah itu pada group dimana aku menghabiskan sebagian besar hari-hariku.

Minggu ini, otak lagi encer dan kerjaan semua sesuai target usai sebelum jam 7 malam (sebetulnya gara2 kesehatan kurang bersahabat, jadinya kerja otak makin cepat agar bisa pulang lebih cepat he he ehe). Dan setiap orang yang aku temui, entah di lift, entah di halte bus, entah di jalan, dan semuanya bertanya "kok tumben pulang cepet?"

Sempat heran.... tapi gak heran lagi akhirnya, secara tempatku emang termasuk kloter paling akhir yang suka absen di print finger itu (dan aku salah satunya yg suka absen on the last minute batas absen - 3:30 am). Kalau dikatakan kerjaan banyak, emang kagak ada matinya deh.... kalau dibilang lambat kerja, gak banget sie.... wong seharian semua sibuk muter kaki, muter otak, muter badan (mondar-mandir meeting maksudnya ^^)

But so far... kembali semboyan "work hard play hard" senantiasa mengilhami. Bolehlah kerja keras sampe pagi.... tapi pas lagi jamannya melupakan kerjaan, emang beneran lupa tuh, ampe keringetan terkotos-kotos juga udah gak inget kerjaan sama sekali (ketika jingkrak-jingkrak di gym maksudnya :D )

Semakin hari aku semakin merasa Jakarta semakin unik, dan ibuku pun udah terbiasa juga dengan kehidupan seperti ini (gak suka komplain lagi maksudnya), wong hidup di Bali juga sama aja. Ngalong along the day (6 x 18 jam). Gila juga kan.... jadi intinya business human = hotelier...... ^^

SO, just enjoi intinya.... kalo dipikirin berat entar malah tambah berat kehidupan... kalau semakin dinikmati semakin banyak hal bermanfaat bisa dilakuin... percaya aja deh...... he heheh hee...

Sunday, November 08, 2009

Ambisi Ambisius Prestigious Mampus!!

Berambisi boleh, tapi ada batasnya

Menjadi ambisius juga boleh, asal tahu batasnya

Hidup prestigious boleh sekali, asal tahu tempatnya

Mampus jangan sampai, kalau tahu cara menanganinya

Just enjoi!!!

Friday, October 30, 2009

Lika Liku, Suka Duka Interview – Polos!

Cepat sudah waktu berlalu.... tidak terasa hidupku penuh dengan interview. Dan setiap interview pasti ada suka duka senang seru lika liku.... dan cerita unik lainnya. Pertama kali interview kalau tidak salah adalah waktu.... hmmm.... jadi Ketua OSIS kali ya... sekitar 12 tahun silam. Kemudian dilanjutkan dengan interview-interview dengan level lebih “seram” dengan orang yang lebih “seram” dari level to level, SMA, Kuliah, part time, sampai akhirnya bekerja dan berbalik malah menginterview orang lain.

Setelah diamat-amati ternyata unik sekali proses interview itu. Sebagai pihak interviewee, aku bertemu banyak sekali karakter interviewer yang sangat amat beragam. Dari yang aneh ampe yang membuat aku terkagum-kagum, dari yang nyeleneh ampe yang bijaksana sekali.

Selaku interviewer, aku juga bertemu banyak sekali karakter interviewee. Dari yang kreatif ampe yang mati gaya, he he he. Dari yang pinter ngomong ampe yang gak bisa ngomong lagi. Dari yang sangat memukau ampe yang nyeleneh bin aneh. Wao wao wao..... just enjoi! (kalimat penutup selalu terulang)

Setiap posisi yang ditempati, entah selaku interviewee atau interviewer, satu hal yang akhirnya aku dapat adalah harus pintar menempatkan diri. That’s it.

Selaku orang yang diwawancarai hendaknya menghormati sang pewawancara dan tepat waktu, serta memberikan good impression at first sight, juga berbicara sesuai tema to the point (sesuai pesan ibuku bertahun-tahun silam). Polos, mungkin itu satu kata mujarab yang bisa diterapkan. Namun kita harus pintar menjadi “polos”. Polos dalam menjelaskan kemampuan diri sendiri, polos dalam berbicara, polos dalam berpendapat, dan polos dalam menerima saran serta kritik. Ternyata menjadi “polos” tidaklah mudah ^-^

Selaku tukang interview, kadang-kadang kaya tukang tenung dan psikolog. Secara dalam waktu singkat harus memahami isi kepala orang yg diwawancarai, padahal kita baru kenal mereka. Jadi disini seninya yang aku peroleh adalah kepintaran dalam bertanya adalah parameter yang sangat penting. Juga, keberanian dalam memutuskan menerima atau menolak semakin teruji disini.

Apapun yang sudah aku peroleh selama 14 tahun ini, hanya sepenggal dari pelajaran dari bongkahan besar pelajaran yang harus aku pelajari. Ternyata dunia itu beragam dan cepat sekali berubah, namun tetap disana ada sebuah titik yang selalu sama dari waktu ke waktu, “kepolosan”.

Be polos!! ^-^

Monday, October 26, 2009

More Than a Game

"Makan gaji buta di hari Senin...!!", itulah sebuah kalimat yang nyaris terucap di akhir jam kantor tiba. Bagaimana tidak makan gaji buta, wong setengah hari gak kreatif, mendem, ngantuk ampe mata susah dibuka, meski udah ditunjang pake Moccacino-nya Mas Dika. Kagak mempan Mas..... bisikku lirih, sambil mengusap-usap mata sambil checking blogs.

Ternyata salah satu sobat dunia maya meninggalkan sebuah komen di blog catatanku, dan merujuk ke link lain yang bercerita sama, Pesta Blogger. Tak menarik... kurang menarik pikirku, krn ada hal lain yang lebih memikat mataku, yaitu sebuah kalimat "More Than A Game" Wajib Ditonton Anak Bangsa!!!

Berusaha mencari info yang tidak membuahkan hasil dari para tetangga tentang kisah dalam film "More Than A Game", akhirnya akupun memutuskan untuk nomat alias nonton hemat di Grand Indonesia. Karena film itu hanya diputar di blitzmegaplex.

Sebelum jam kantor usai, short conversation di aulait cafe sambil ditemani secangkir Honey Coffee yang ternyata nikmat sekali berhasil membuat otakku bekerja dan bekerja lagi. Pembicaraan yang terlihat santai dengan tema serius membawa memoriku berkelana 1,5 tahun silam, ketika seseorang menantangku "Putu, if you could control all the entities, than u are the winner!". Till now I'm still looking for the meaning of that sentence, and I always have question "how to?" But both of us agreed that there must be a way to find the answer of the question. Thanks Mr.Goh :)

Experience is the best teacher stil be my slogan till now, dan hari ini aku belajar sesuatu mengenai tugas dan kewajiban serta pentingnya pengalaman yang membuat kalimat "makan gaji buta" terhapus dari pemikiranku. I got something today, n I've finished my target at last (before 5 o'clock). Then... cita-cita nomat pun terealisasi.

More Than A Game, memang pas banget aku rasa, dengan diriku sendiri. Not only for the basket ball, but for all things I've met in this life. Audio luas yang hanya dinikmati oleh 6-7 orang penonton tidak mengurangi kenikmatanku menikmati cerita dokumenter tentang club basket itu. So nice...!! kesan pertama dan terakhirku. Bagaimana suka duka hidup dalam berjuang di arena pertandingan, bagaimana menjadi pelatih dengan beban moral untuk mensukseskan anak-anak didik, bagaimana kerjasama menjadi modal yang tak bisa ditawar lagi.

Hidup dari kecil bersama teman dalam nuansa kompetisi memang memberi pelajaran dan warna tersendiri bagi hidupku. Fairness dan bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambil merupakan pola hidup yang harus selalu dipegang, krn itulah pelajaran yg aku terima sejak pertama kali mengenal pelajaran. Faced the broken dream and disappointment menjadi bunga-bunga yang membuatku merenung dan terus belajar tentang the meaning of my existances. Change the direction, itu pula hal yang membuat hati selalu dag dig dug... cause I've never know what's the next? Diremehkan, dipuji, diledekin, dicuekin, disayangi, semuanya adalah hal lumrah yang selalu datang kapan saja. Ketika mereka senang, mereka akan tersenyum dan menyanjung. Ketika mereka merasa kurang cocok, mereka akan mengkritik dan berbicara aneh-aneh. ya... itulah dunia yang harus aku hadapi, but never mind... it just a matter of life style. Dalam "More Than A Game" juga diceritakan hal serupa.

And.... do not forget the number 23 (my absence number in two eight he hehe e). It's the back number of James Lebron -- King James :)


-Putu-

Thursday, October 22, 2009

The One You Love – Glenn Frey

Judul itu adalah judul sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Glenn Frey. Sangat memorial lagu ini. Awalnya bukan karena liriknya, tapi karena musiknya, Indah sekali…. 3.5 thn yang lalu selalu menjadi teman tidurku, sometimes lagu ini mengalun dari sebuah cafĂ© ketika aku berjalan di depannya, di bawah pohon sakura. So nice….

Sempat aku kehilangan lagu ini, sampai akhirnya ada teman kantor memberikan koleksi lagu jazz, dan disanalah aku menemukannya kembali ^^

Berikut adalah liriknya, lumayan OK ::

I know you need a friend, someone you can talk to
Who will understand what you're going through
When it comes to love, there's no easy answer
Only you can say what you're gonna do
I heard you on the phone, you took his number
Said you weren't alone, but you'd call him soon
Isn't he the guy, the guy who left you cryin'?
Isn't he the one who made you blue?
When you remember those nights in his arms
You know you gotta make up your mind

Are you gonna stay with the one who loves you
Or are you goin' back to the one you love?
Someone's gonna cry when they know they've lost you
Someone's gonna thank the stars above

What you gonna say when he comes over?
There's no easy way to see this through
All the broken dreams, all the disappointment
Oh girl, what you gonna do?
Your heart keeps sayin' it's just not fair
But still you gotta make up your mind

Are you gonna stay with the one who loves you
Or are you goin' back to the one you love?
Someone's gonna cry when they know they've lost you
Someone's gonna thank the stars above


Malam ini di kantor yang masih tetep ruame, ketika otakku blentek karena error blm terpecahkan, kembali lagu itu berhasil menghibur dan merelekskan syarat otakku yang mulai njelimet.

Lagu itu selalu Indah bagiku, meski sometimes membangkitkan banyak cerita, entah cerita diri sendiri, orang lain, atau yang lainnya. But in the end…. lagu tetaplah merupakan salah satu karya terindah di dunia ini.

-Putu-

Monday, October 19, 2009

namanya Lucky "jazzy"

Pagi ini, ketika di kepala terngiang-ngiang sebuah lagu yang ber-genre jazz, aku hanya teringat pertama kali aku ngeh akan musik jazz, dan belajar mendengarkannya, serta belajar menyukainya.

Malam itu di salah satu pojok kota Jakarta terdengar suara musik mengalun. Indah setelah ditelaah, membuatku ngantuk... kesan pertamaku. Disanalah, di sebuah kos-kosan di daerah Jalan Jaksa sang seniman memutar musik kesukaannya, jazz.!.

Namanya Lucky, aku sering menyebutnya Lucky Bali atau Lucky Jazzy, karena dia besar di Bali dan mencintai musik Jazz. Entahlah nama sesungguhnya siapa, krn aku tak pernah bertanya.

Malam yang sepi dan sendiri, karena lingkungan sekitar yang tidak familiar dengan orang-orang di sekitarnya, membuat buku menjadi tempat pelarianku. Sampai akhirnya seseorang ngetok pintu and say "hi...", ya dialah Lucky, tetangga sebelah kamar yang kelaparan di tengah malam. Sebetulnya akupun lapar waktu itu. Sehingga pas sudah, malam perburuan kacang rebus dimulai. Dan saat itu kami pun sangat mencintai Jalan Jaksa. Karena di tengah malam masih banyak dagang makanan yang buka.... he he he

Sambil menikmati berbungkus-bungkus kacang rebus, kembali terdengar alunan musik lembut nan lambat, jazzy.... Diapun menjelaskan panjang lebar tentang musik jazz, dan akupun menyimaknya, meski aku masih tertatih-tatih memahaminya. Dia, seorang pemain drum untuk jazz, sering tampil juga di acara-acara TV. Gak heran koleksinya berjubel di kamar kecil itu. Mulai saat itulah aku belajar menikmati musik jazz, yang ternyata sangat indah. Thanks pal...!!

dimanakah sekarang Lucky... secara pindah kos ama sang ayah gak bilang-bilang....

goodluck aja deh... dimanapun berada.... n hv a great days...

-putu-

Friday, October 16, 2009

Dunia ini memang Kejam..!!!

“Dunia ini memang kejam..!!”, tanpa sengaja kalimat itu mengalir ketika dia keluar dari mobil mewahnya sore itu. Sempat beberapa wajah terlihat kaget dan tegang, namun mereka tidak berani berkomentar. Dia mungkin kesal dan sudah tidak “rela” lagi untuk menahan semuanya seorang diri. Memang dia orang yang sangat regar dan kuat serta sabar, namun ketika permainan sudah tidak “nyaman” lagi, semuanya menjadi buyar dan reduplah cahaya kesabaran di hatinya.

Ketika melirik diri sendiri, aku terdiam dan berpikir, akankah bolehkah aku mengucapkan hal serupa. Mengingat aku sudah melupakan, berusaha melupakan, tidak menganggap kejam semua hal yang terlihat kejam itu. Sebetulnya sah sah saja dan boleh boleh saja... tidak ada yang melarang.

Setiap detik dunia selalu menunjukkan kekejamannya, setiap detik pula dia selalu menunjukkan kasih sayangnya. Krn sebetulnya kejam dan sayang itu beda tipis. Hanya kita yang menerimanya saja yang bisa menilai, apakah hal itu kejam atau tanda sayang.

Be grateful for this life... even it’s not cool.!.

Thursday, October 15, 2009

Lunch “Power”

Lega rasanya…….. satu tugas tertuntaskan, yaitu ngurusin acara kumpul-kumpulnya anak-anak IKASTARA SCBD + BKPM + Pajak + Kuningan + Semanggi. Ngumpul terus……….. !!!

Dulu, memang jarang sekali kita bertatap muka, meski Gedung hanya dipisahkan oleh beberapa batang pohon dan sebuah pagar besi. Namun sekarang, pembatas-pembatas itu hendak dirubuhkan satu persatu, dan berhasil berhasil berhasil…. Makan siang bareng lintas Gedung. Menyenangkan sekali rasanya…. Cara baru guna menambah keakraban dan persaudaraan :)


Meski yang hadir hanya 12 orang dari puluhan yang ada, itu sudah lebih dari cukup. Mengingat mereka adalah orang-orang dengan jam terbang sangat padat dan selalu dibutuhkan sehingga tak sempat beranjak dari singgasana (lebay dikit… he he he ).
Yang hadir pun sangat beragam, mulai dari banker, ahli telekomunikasi, dan ahli perpajakan, juga dari angkatan 2, 3, 5, 8, 9, dan 11. Pastinya pembicaraan ngalor ngidul dengan tema dari A to Z. Maklumlah budaya tetep nempel….


Red Crispy, itulah nama sebuah restoran di sky dinning Semanggi yang kita paksa untuk buka lebih awal, karena kita booking-nya 20 kursi. Karena kelihaian sang negotiator, alhasil si pengelola resto nyerah juga, dan jadi deh kita makan siang private disana *_*

Menu makanannya cukup beragam, dan aku suka. Di Karawaci resto ini merupakan salah satu tempatku nongkrong, krn aku bisa beli nasi goreng uenak by request, dan Ma Cha tea nya OK juga.... Mostly makanannya western style, french fries nya enak, pakai tepung crispy, dan mereka semua pada pesen steak atau ayam goreng. Katanya sih enak...... ya gak bang ??

Namun yang seru dna unik kali ini adalah setiap kita bertanya, sang pelayan hanya punya satu kalimat jawaban ”sedang dibuat...”. Mbak, minumnya mana? ”sedang dibuat...” Mbak kok lama sekali ya?? ”sedang dibuat...” Mbak nasi gorengnya berapa lama lagi ya?? ”sedang dibuat...” Mbak tolong bon-nya ya.... ”sedang dibuat....”

Untung kita gak nanya toiletnya dimana? Kalao sedang dibuat juga gimana dong... masa semuanya ”sedang dibuat”. Lucu dan segar juga siang ini.... cukup ”powerful” breaking the iceberg.

** tugas lain masih menunggu, target awal November…. Puff… semangat!!!

-putu-

Friday, October 09, 2009

Friday Night

Hari Jumat yang sungguh "melelahkan", tapi karena semua target tertuntaskan, minimal bisa tersenyum lepas merayakan Friday Night :)

Awalnya berniat tuk merayakan Friday Night di tempat cuci, namun... mengingat udara yang kurang bersahabat, akhirnya niat itu pun masih ditimang dan ditimang. Di tengah masa menimang-nimang itu tiba-tiba ada "pluk" email masuk dari sobat di gedung sebelah, "woi........ entar malam pada dateng gak kondangan?" O iya, nyaris lupa kalo salah satu sobat merayakan resepsi pernikahan di Balai Sudirman. "Kalo kalian pada dateng aku juga ikutan," sahutku dengan cepat (via email).

Perjalanan menuju Balai Sudirman pun dilalui dengan perut lapar di tengah kemacetan, juga keinginan besar untuk menyaksikan acara Pedang Pora, acara favoritku kalo menghadiri resepsi ^^

Acara yang dipenuhi oleh bapak-bapak dari pangkat cleaning service sampai jendral itu terlihat begitu meriah dengan nuansa mawar dimana-mana. "wao... cantik juga, jadi inget waktu nikahannya Cici," gumamku. Tapi sayang sindrom kondangan muncul lagi, yaitu gak minat makan karena melihat banyak makanan yang tidak bisa dimakan. Alhasil hanya merogoh salad buah dan agar-agar, serta semangka, tentunya dengan berbekal air mineral. Lega rasanya... perut lapar sudah terganjal untuk sementara.

Berada di tengah bapak-bapak dengan bintang berderet di pundak, juga ibu-ibu dengan sasakan tinggi dan gaya berpakaian khas, aku memiliki perasaan tersendiri. Kalo boleh dibilang "lempeng-lempeng aja, nothing special". Terbersit dalam benak, kenapa seperti itu? Mungkin karena aku tidak mengenal mereka lagi, atau malah karena udah jenuh akan situasi kehidupan seperti itu. Meski sebetulnya aku selalu merindukan masa-masa dengan mereka yang sudah aku anggap orang tua sendiri.

Bersama para sobat SMA, aku bisa tertawa lepas dan rasa kangen pun tertumpahkan, secara sudah teramat cukup lama kami tidak hang out bareng. Maklum sekarang udah pada sibuk dengan urusan masing-masing.... (sok sibuk juga sih....... :p )

Selesai acara makan-memakan, salam-salaman, serta foto bersama, akhirnya jam pulangpun tiba dengan dilanjutkan mengunjungi rumah Pancoran... lega juga rumahnya, gede... tapi kasian kalau si kwat ngepelnya ampe gempor... :d
Perjalanan dari Balai Sudirman menuju Pancoran terasa seru juga ketika sang sopir adalah pengendara kendaraan baru di kota Jakarta. Ya gitu deh.... srut... eh salah salah, belok kiri woi... berenti berenti.... wao... tahan... dan kehebohan-kehebohna lainnya. Syukur slamat sampai tujuan :)

Ternyata, tidak hanya aku yang merasa kelaparan sepulang dari kondangan. Para sobat di sekitar pun berpikiran sama, jadi deh kita keluar kelayapan lagi nyari-nyari tempat makan. Dan............ mereka ngajak aku ke jalan Sabang. Wao......... asiknya...... secara aku udah kangen banget makan di jalan Sabang, nostalgia masa lalu he he he... Makanlah kami di resto itu, Lebanon & Arab Cafe. Pusing euy baca menunya... kagak bisa nyebutnye.. boso Arab wakeh tenan, malah kalo disebutin boso Inggrisnya si pelayan ora mudeng. Piye toh cah? Kalo gitu boso Indonesia aja deh mas, "saya pesan sop sayur tok ya mas, dan air mineral" jelasku secara singkat. Syukur dia paham #_@

Menu yang ada di cafe itu enak dan tidak terlalu mahal. Untuk satu porsi mixed vegetable soup seharga 18000, pastri isi keju (3 biji satu porsi) seharga 15000, air minum gak jauh-jauh amat ama cafe pinggir jalan di seberangnya yang dipenuhi pengamen itu. Roti Maryam alias roti jala, atau aku sering nyebutnya roti cane, lumayan uenak... tapi kok masih kalah ama Penang Bistro ya (menurut lidahku). Terus roti yang lainnya juga uenak... bahan dasarnya yang pas, juga sauce-nya.

Terlepas dari lepasnya semua rasa kangenku selama ini, entah terhadap jalan Sabang, makanan yang ada di sana, pada para sobat, aku - kami mendapat rejeki yang tiada tara, yang sudah dinanti-nantikan selama 5 tahun di keluarga kami, yaitu lahirnya keponakanku, keponakan perdana, cucu perdana, anak perdana di malam Kajeng Kliwon :) -- meski dengan cara sesar krn badannya kegedean. Thanks God for every single thing, I love You!

Have a nice Friday Night for the world.... :)

-Putu-

Tuesday, October 06, 2009

Ku tak Butuh Dirimu........!!!

Pergi…. Jangan pernah kau kembali
Jangan pernah katakan sepatah katapun
Pergi... pergi.......... (sambil berteriak histeris)

Sakit ini, perih ini....
Tak terpelakkan lagi..... lagi dan lagi..........
Aaaaaaaaahhhhhhhhhh.......... ku tak tahan lagi

Kau menyakitiku...
Aku tak butuh air matamu
Aku tak butuh sentuhan sayangmu
Aku tak butuh.....................!!!!

Aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh............. pergi........!!!

(setelah dia pergi)
...
...
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Oek........... oek......... oek.......
Suara lirih terdengar memekakkan telinga

Senyum letih dan cerahnya wajah seorang ibu begitu memukau para malaikat setelah dia berhasil melewati gerbang kematian untuk keselamatan anak tercinta

Ya, dialah seorang ibu yang berada di ruang bersalin, yang sedang berjuang melahirkan anaknya, namun sang suami gak mau beranjak dari sisinya, padahal sebetulnya dia tak bisa melahirkan dikala ditemani suami.... memang aneh, tapi nyata.... #_@


**buah benak dalam rangkaian tawa dan canda di siang bolong! (ketika si babe hendak berangkat menuju kota kembang)

Sunday, October 04, 2009

Karma

Satu kata itu mungkin yang paling pas saat ini, yang merupakan jawaban dari semua pertanyaan di kepala.

Kenapa sepatuku tiba-tiba rusak, bersamaan lagi…. Kenapa anjingku meninggal kedua-duanya dalam waktu berdekatan tanpa sebab yang aku ketahui. Kenapa tiba-tiba aku mendapat 3 anak anjing yang lucu n imut. Kenapa tiba-tiba pagi ini ada tetangga meja yang dengan cerianya mendatangiku sambil berkata “Putu… aku punya oleh-oleh untuk kamu…. Chocochip Harvest favoritmu” wao…. Thank u so much. Kenapa hari ini aku baru tahu bahwa temen di IT adalah sobat karibnya seniorku waktu SMA dulu. Kenapa aku bertemu banyak orang yang dulu hanya dalam angan-anganku saja. Kenapa akhirnya aku lost connection dengan orang-orang yang dulu begitu dekat. Kenapa aku bertemu bapak misterius di terminal itu. Kenapa akhirnya aku terdampar di kantor sekarang. Kenapa … Kenapa…. Kenapa…. Kenapa..?

Jawabannya hanya satu, seperti yang orang-orang sampaikan padaku, “karma”.

Karena ”karma” lah perjalanan itu dimulai dan diakhiri, karena ”karma” lah pertemuan dan perpisahan terjadi. Karena ”karma” lah sesuatu itu terjadi dan terjadi.....

Sometimes, ”karma” menghasilkan tangisan dan senyum bahagia, namun sesungguhnya memang semua itu harus terjadi, karena ”peta” nya sudah tercipta sejak dahulu kala.

Then... we just need to be ”enjoi” for every moment with every creature in this world :)

-Putu-

Monday, September 14, 2009

Senin Senin.... Bener bener deh....

Selamat hari Senin... itulah sepenggal kalimat yang paling sering aku ucapkan. Dan sometimes ada yang berkomentar "tumben gak kena Monday syndrom?"

Kalo dipikir-pikir, syndrom itu emang beneran ada. Jadi inget dulu waktu SMA, dimana setiap ulangan di hari Rabu, setelahnya aku melakukan atau menemui hal aneh, entah jatuhin gelas, atau numpahin sayur, atau apalah yang membuat orang lain bertanya "ada apa Putu...". Kali ini, hari ini tepatnya, banyak hal yang aku sebut "aneh" menimpaku.

Pertama, aku kehilangan giwang tanpa aku sadari sedikitpun (sedih....). Kedua, kepala sempoyongan tanpa tahu penyebabnya, untung kepala gak berdarah (serem.....). Ketiga, ketiban meeting dadakan dan konyolnya adalah aku cuman hadir sendiri, karena orang-orang lainnya ternyata salah disposisi Nota. Wao!!!. Keempat, anjingku yang baru berumur 1 tahun ternyata udah ngelahirin 3 ekor bayi nan cuakep. Masih cilik kok udah ngelahirin. Ternyata anjing pun bisa kecelakaan, dan gak tahu lagi bapaknya siapa. Alhasil, dia kaya bengong gitu. Wong belum pengalaman ngurus bayi. Dan kakak-kakaknya dia (Roger n Rico) semua udah wafat tak terduga. Bener bener deh.... browny browny.... ada apa dengan dirimu... Kelima, tak terduga sepulang kantor perut kemeng tanpa alasan yang jelas, namun tetep berusaha menunaikan jadwal.

Sepertinya cukup sudah lima hal itu mewarnai hari Senin-ku. Namun tetep berusaha mengambil sisi positifnya. Pertama, aku punya anjing 4 sekarang he he he... Gara-gara meeting sendiri, aku puas nanya kesana kemari, dan ngasi saran ini itu. Tapi kalo sakit kepala n sakit perut belum nemu tuh sisi positifnya apa.

Sekarang.... kata-kata yang berlarian di benak tadi sudah terceritakan, time to start hal-hal lain yang masih pending, seperti membaca buku inspirasi yang dilanjutkan dengan tidur.... :)

Saturday, September 12, 2009

Hari Sabtu yang terasa "Pas"

The last weekend before the long holidays..... so many invitations, so many schedules, but at the end.... there must be a choice.

Pagi-pagi bangun tidur, dengan "semangat hari Sabtu" merapikan tempat tidur dan siap-siap ke pura. Wao, pas sekali dapat bis-nya (tepat waktu), lumayan sampe di pura pagi-pagi nan adem, jadi terasa lebih khusuk deh conversation dengan-Nya :)
Rumput dan suara burung itu emang mengasikan, gak heran hidup di gunung itu begitu menyenangkan. Bersyukurlah aku lahir di gunung... he he he ^-^

Selanjutnya, tibalah masanya untuk mencicipi tipat cantok, sambil browsing, sambil ngobrol dengan si bapak yang baru dikenal. Pembicaraan pun ngalor ngidul, dari jaman raja-raja di Bali ampe Cina sekarang, ampe temen yang berubah aliran dari agama tetangga ke agama Hindu. Wao wao wao... what a great morning stories.!. Yang pasti sangat menambah pengetahuanku.

Ketika rekan-rekan kerja menghampiri, jadwal pun terlaksana, yaitu ngoprek cyberdharma. Keren juga orang Bali itu... hehehe (narsis....). Kreativitasnya tinggi-tinggi dan cepet banget muncul ide bikin gini gitu. Yang pasti adalah aku belajar banyak hal dari orang yang sangat tepat hari ini. Asiknya..... :)

Setelah muka terasa demek karena diterpa debu Pura Rawamangun berkali-kali, bukannya kami pulang untuk bersih-bersih, eh malah ngacir ke Cibubur guna menunaikan undangan buka bersama alias makan malam bersama dengan lawar. Perjalananpun terasa amat seru. Mengingat pak sopir yang sangat jarang mengendarai mobil di Jakarta, sampai-sampai bablas nyaris gak bayar tol di pintu tol pertama. Aduh mas mas...!!!
Karena kemacetan mulai mendera, pak sopir pun diganti dengan yang lebih ahli. Yang aneh bin kocak adalah proses pergantian sopirnya, yaitu di tengah jalan raya nan lebar itu. Ketika jalanan mulai lancar, dan krn tidak enak dengan mobil di belakang yang ngebel-ngebel, alhasil mobil bergerak maju dan si pak sopir pengganti ditinggal di belakang, dan diapun berlari mengejar si mobil.... catch me if u can... hahahaha.... :D

Memang sangat tidak enak melewati jalanan dekat-dekat rumah pejabat. Ya kaya tadi itu, macetnya sepanjang ular naga, gara-gara semua kendaraan di stop oleh bapak-bapak petugas. Mungkin karena ada pejabat negara yang hendak lewat. Untungnya kita sedikit beruntung setelah muter-muter jauh mencari jalan alternatif yang gak ketemu-ketemu, akhirnya jalanan dibuka lagi dan lancar............ puff.... Meski naik mobilnya kaya main video game, wao uh... wao... sriut... gruduk gruduk... grudak gruduk.... hehehee... gak cocoklah buat ibu hamil :D

Setiba di rumah sang pengundang, ternyata bapak-bapak itu belum selesai masak, jadi deh semuanya keroyokan membereskan semuanya. Setelah itu acara makan dimulai.......!!! Enak sekali lawar sayur itu... itu yang gak pedes... itu yang gak pakai terasi.... yummy...!!!! thanks bli..... ^-^

Setelah usai makan, perut kenyang, nyantai semuanya... ada yang nonton bola dengan hebohnya, ada yang utak-atik facebook, ada yg utak-atik MP, ada yang keguyur ama telur mentah :p -- mandi telor tengah malam.... jangan kau lakukan... (lagu dangdut lawas)

Over all, semuanya terasa pas. Pas memilih kegiatan untuk hari Sabtu ini. Pas juga orang-orang yang diajak. Pas cara menjalaninya. Pas juga lagi niat. Pas lah rasanya. Atau sengaja di pas-pas in??? :D:p:)

Hv a great weekend for all.....

-Putu-

Friday, September 11, 2009

Just Enjoi (pake i)

Kita harus menikmati setiap moment, setiap keadaan, setiap masa... demikianlah teori yang sering terdengar. Dan... dikala pikiran positif bertengger dengan gagahnya, setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, setiap minggu ... terasa begitu menyenangkan dan penuh berkah.

Menikmati masa-masa menjadi pengangguran, masa-masa dipenuhi kegiatan jalan kesana-kemari gak jelas, masa-masa hamil (ex: ibu tetangga meja), masa-masa berpuasa (ex: para sobat di sekitar), masa-masa rush on deadline (ex: rekan-rekan bisnis), masa-masa hura-hura (ex: anak-anak ABG di mal), dan lain sebagainya. Semua itu memang harus dinikmati, karena memang ada masanya setiap hal itu.

Dulu, dikala sakit aku pernah mengeluh, tapi ternyata kalau aku tidak sakit, mungkin aku tidak akan berhenti dan istirahat sejenak dari semua kegiatan itu. Dan masa-masa penyembuhan menjadi moment istimewa, secara jarang-jarang aku tinggal di rumah berhari-hari, menonton TV dari mulai acara ampe selesai jam tayang, makan tiga kali sehari, kabur dari hingar bingar kehidupan. Begitu pula dikala aku menjadi pengangguran, dahulu kala.

Setiap orang tentunya ada perasaan tidak puas akan diri sendiri dan kondisi. Namun, kembali lagi ke konsep awal bahwa semua pasti punya alasan dan makna, maka apapun kondisi di saat itu it's worth to be enjoyed (even it's a tough thing). Satu kalimat yang sangat menginspirasiku ketika menjalani semua masa itu adalah "semuanya akan terjadi dengan sangat indah pada masanya - Gede Prama".

Kalo berpikir "enjoy" anytime anywhere, akan bagus sekali aku kira. Namun perlu untuk selalu diingat "awareness" harus selalu "on". Secara kita gak boleh terlalu "enjoy" akan sebuah masa, yang mungkin tidak menunjang perkembangan kita, entah dari sisi intelektual ataupun yang lainnya. Sometimes emang sangat menyenangkan jadi pengangguran, tapi kalo berbulan-bulan bertahun-tahun "nganggur", itu sama aja kaya gak kreatif menjalani kehidupan ini.

So, harus enjoy in every moment, tapi harus tetep keep moving and be positive :)

p.s: artikel ini ditulis atas request seorang ibu hamil (menurut cerita, diusahakan agar tidak menolak permintaan ibu hamil he he eh )

-Putu-

Monday, September 07, 2009

Ketika Dia tak berani mencinta

Namanya Dia.... Dia berjalan menyusuri pinggiran jalan yang dipenuhi hiruk pikuk, namun hatinya sunyi, sepi sekali.... Kepalanya dipenuhi dengan pertanyaan tanpa sebuah solusi.

Dia sedih, meski tidak sanggup meneteskan air mata. Dia sangat tegar, meski di balik ketegarannya itu tersimpan cerita panjang tentang sebuah kehidupan. Dia hanya diam.... diam tanpa berkata, meski otak-nya dipenuhi kalimat yang bergejolak dan siap-siap untuk hengkang dari kepalanya yang kecil.

Dia tak berani lagi mencinta. Dia lelah dan tak berani berharap. Dia sedih. Dia bahagia. Dia bebas. Dia lepas. Dia pasrah. Dia kuat. Dia tegar. Dia hanya bisa berbisik lirih.... “aku sangat menyayangi mereka, mereka anak-anak itu, orang tua itu, mereka yang lari dari kehidupan fana ini.”

Dia adalah manusia biasa, yang membutuhkan cinta dan memiliki cinta. Dia belajar untuk mencinta, hingga tiba masanya Dia tak berani mencinta. Namun.... Dia hanya tahu satu hal bahwa “tak berani” adalah sebuah penyakit yang bisa diobati dengan sebuah obat mujarab yang tersedia di alam ini.

Dia adalah the little human on the silent corner who try to face the destiny with all spirit, braveness and positive mind.... Dia tetaplah Dia meski dunia ini runtuh sekalipun. Dia.... hanya Dia....

Wednesday, September 02, 2009

Tuhan ada di.............

Semua kata-kata di atas terinspirasi dari sebuah judul artikel yang datang berkunjung ke mail box. Artikel itu berjudul “Mencari Tuhan dalam Penggorengan Pisang Raja”. Setelah ngerumpi bersama sang penulis sambil tertawa terpingkal-pingkal, ide pun mulai diajak melanglang buana ke alam antah barantah, satu jam yang lalu, satu tahun yang lalu, lima tahun yang lalu, dst……….

Aku selalu tersenyum ketika aku memuji dan berucap terimakasih namun dibalas dengan kalimat “saya yang seharusnya berterimakasih, krn saya bertemu Anda dan saya bisa berkarma baik dengan melakukan sesuatu bermanfaat untuk Anda”. Adem sekali kata-kata itu….

Ketika tidak punya uang cukup untuk meniti hari, keinginan untuk saling berbagi (meski sedikit) merupakan hal-hal indah di negeri rantau, dan ternyata di kala itu aku menemukan makna bahwa, ketika memberikan sesuatu dengan ikhlas tanpa memikirkan imbal balik, malah aku mendapat berkah berlipat ganda di kala aku begitu membutuhkannya. Dan sekarang aku dapat makna satu lagi, yaitu belajar untuk menemukan Tuhan 

Ketika ada seorang anak kecil bercerita dengan polosnya berkata “aku beli susu untuk adiknya tante…. Mau beli snack gak punya uang. Aku tinggal dekat sini tante… Aku kelas 3, punya adik tiga orang. Makannya kuat-kuat banget…hup nyam nyamn hummm hummm.... Aku cuman makan sekali. Aku juga punya kakak, badannya segede aku juga.” Tanpa disadari, tangan merogoh beberapa batang coklat dan ”adik kecilll ini buat kamu...” wah... lega rasanya melihat dia tersenyum.... ”terimakasih banyak tante” balasnya.

Lama sempat merenung.... bagaimana kalau ibunya melihat dia bawa coklat. Kalau melirik kemungkinan yang ada, mungkin ibunya merasa bersyukur karena anaknya makan coklat dan ada yang beliin susu untuk anak bayinya. Kedua, mungkin ibunya marah-marah karena tidak rela menerima pemberian orang lain. Ketiga, mungkin dengan segera memarahi anaknya, mungkin anaknya dikira ngutil... (kaya di film-film sinetron itu). Tapi sudah lah.... aku hanya ingin mengingat senyum anak kecil itu.... semoga semuanya baik-baik saja....

Dan pagi kemarin cerah sekali rasanya ketika ada sebuah message masuk dan diiringi dengan call yang memberitakan ”putu, mereka pada mau nyumbang....:)”
Wao.... what a surprise he he he... 50ribu berbalas ratusan ribu... Thanks God!!!!

Tuhan itu emang ada di mana-mana, dalam penggorengan pisang raja, dalam sebatang coklat, sekaleng susu, dalam sepiring nasi, dalam selembar uang, dan dalam serpihan roti sobek he he he he....

Namaste,
Putu

Saturday, August 29, 2009

Solaria dan Buka Puasa

Solaria merupakan tempat makan favorit sejak kuliah dulu, bulan puasa adalah masa-masa unik bersama para sobat.

Di Solaria dimana tanpa disadari merupakan tempat makan pertamaku bersama orang-orang yang baru aku kenal, memiliki banyak kisah yang mungkin perlu dicatat. Masa-masa bulan puasa merupakan hari yang menyenangkan, terutama di kala ngabuburit bersama para sobat. Memang aku tidak merayakan hari puasa, namun aku menikmati kebersamaan bersama mereka yang merayakannya.

Dulu di Solaria, pernah makan sekali bersama seseorang, dan itu adalah kali pertama dan yang terakhir sampai saat ini, puasa tahun 2004. Semuanya berawal dari sana dan mungkin juga berakhir karena hal-hal yang terlihat disana, memorial jg hari itu sampai susah sekali ditulis dalam untaian kata, krn hanya bisa dirasakan dan dilihat.

Di Solaria porsi makannya banyak, pas banget untuk anak kuliahan, tapi bayarnya di awal, secara takut ada yang kabur habis makan he he he... Karena saking ramenya, rata-rata di tiap mal ada dua Solaria. Intinya, pas buat diriku.... krn ada menu Cap Cay Santri alias Cap Cay Vegetarian.... dan pas juga untuk berbuka puasa...

Kali ini, meski aku sudah tercerai berai dengan para sobat, aku tidak mau ketinggalan masa-masa indah ngabuburit menjelang berbuka. Alhasil jadwalpun disusun dengan rapi, sehingga bisa ngabuburit bareng.... menambah keindahan weekend di sore hari he hehe...

Berhubung tema hari ini adalah "changing the whole schedule", karena sebuah alasan yang benar-benar sebuah alasan, maka jadwal ngabuburit yang tertunda pun harus segera dilaksanakan.... secara di hari-hari selanjutnya jadwal rada padat :D (sok sibuk!!! ^-^)

Sampai kapan ya Solaria berdiri.... dan menjadi tempat bersantapku di kala siang atau sore hari.... Mungkin sampai aku beranak cucu atau hanya dalam hitungan bulan atau minggu atau hari malah. Tidak ada yang tahu...!!!

have a great weekend.. just enjoi (pake i).... *_@

Friday, August 28, 2009

Story of the day

Satu kalimat yang ingin diucapkan beberapa menit yang lalu ketika tiba di kantor adalah “wao… so much stories in these past 2 hours”

Pertama, ketika aku meneliti setiap nama nasabah, lucu-lucu sekali namanya, kreatif!

Kedua, dengan muncul itikad baik untuk menemani seorang ibu hamil berbelanja di sebuah plaza. Tentu kami harus naik taxi kesana. Nah, selama prosesi menunggu taxi, ternyata si mas satpam selalu punya cerita unik dengan si ibu hamil. Pernah dulu si ibu hamil pesen taxi, saking baiknya si mas satpam, dia berusaha agar si ibu hamil bisa dapat taxi duluan, dan diapun berhasil nego dengan orang-orang yang nunggu lainnya. Tapi… ketika taxi-nya datang, dan si mas satpam mempersilakan si ibu hamil masuk taxi, eh… malah si ibu ini gak mau dan kaget “lho koq saya, kan saya ngatri no.3 mas, kasi bapak yang no.2 itu aja duluan” (sambil merasa tidak enak pada masa di sekitarnya). Dengan wajah datar si mas satpam malah memberikan taxi itu ke mbak antrian no.4, bukannya ke bapak no.2. Dan seterusnya…. Sehingga si bapak no.2 dan si ibu hamil no.3 ini gak dapet-dapet taxi, sampai akhirnya si ibu hamil datengin tuh satpam, “mas, saya bukannya gak mau taxi, tapi saya mau sesuai urutan aja… saya tetep no.3, bukannya ngasi orang-orang di urutan di bawah saya” (sambil pegang-pegang pinggang karena rasa pegal mulai menjalar). Dan…… kejadian yang sama terjadi lagi siang ini….!! Wao… mas mas… ono opo toh sampean… koq kaya gitu terus… !!! peace mam.... (bisik pak satpam di dalam hatinya)

Ketiga, ketika si ibu hamil berhasil meraih plaza tersebut, dan berhasil membeli si target, menujulah dia ke tempat pembungkusan kado. Ketika mbak-mbak yang bertugas melirik ke benda yang hendak di bungkusnya, merekapun bingung “hmmm, mau diapain nih benda, guede amat!!” pikirnya. Dan si ibu hamil pun pusing melihat dua orang penjaga yang terlihat sangat tidak kreatif itu. Diapun mondar-mandir kaya setrikaan, ampe cape tuh kaki, eh si mbak-mbak belon kelar juga ngebungkusnya. Alhasil, waktu membungkus yang seharusnya cuman 10 menit menjadi hampir 30 menit. Fiuuuhh......... cape deh....!!!

Keempat, makan di Solaria. Secara waktu istirahat yang tersisa teramat sangat singkat, akhirnya makanpun harus dikebut. Bukan akunya yang repot, secara aku udah biasa makan dengan hitungan. Kasihan si ibu hamil nya yang ampe bersimbah peluh guna menghabiskan sepiring nasi + cap cay + cumi goreng mentega. Yea... berhasil berhasil... pintar makannya he he he

Kelima, ketika nunggu taxi hendak pulang. Tahu aje jam-nya makan siang dan yang keluar kantor banyak banget, jadilah antrian taxi sepanjang ekor ular naga. Tapi si ibu hamil rada ”nakal” sedikit, dengan mencegat taxi di daerah ”terlarang”. Berhasil berhasil berhasil... dapet taxi-nya :D

Keenam, ketika masuk pintu gedung. Seperti biasa ada satpam yang ngejagain, dan seperti biasa pula si ibu hamil lolos dari penjagaan x-ray, karena emang gak boleh lewat sana. Namun si ibu hamil punya cerita unik lagi ketika di suatu malam dia pulang kantor dan keluar sesuai pintu yang seharusnya. Tapi karena ada sesuatu tertinggal diapun dengan terburu-buru berbalik dan langsung masuk lagi. ”Mbak... tunggu tunggu” tiba-tiba si satpam memanggil dan minta untuk memeriksa tasnya. ”Mas, saya kan baru keluar, kok diperiksa lagi...” si ibu hamil pun berkata sambil sedikit heran. Si mas satpam pun mulai menjelaskan panjang lebar... blah blah blah.... :)

Seru juga hari ini.... mungkin besok akan lebih seru lagi... :)

Sunday, August 23, 2009

Chaotic Ana

Chaotic Ana, itu adalah judul sebuah film yang baru usai aku tonton. Sangat menarik, menurutku. Kenapa? Karena aku sangat tertarik dengan kata “chaotic” :)

Ana adalah anak seorang pelukis yang hidup di sebuah gua di salah satu pelosok Spanyol. Setiap lukisan yang dilukis memiliki makna kehidupan. Mulai dari gambar seorang wanita cantik nan bohay, sampai gambar beragam hukuman di neraka, serta pintu-pintu kehidupan yang jumlahnya tak berujung.

Sedari kecil dia tidak pernah mengenyam bangku sekolah, namun dia termasuk anak pintar dan berwawasan, karena sang ayah belajar dan terus belajar agar sanggup menjadi guru yang baik buat anaknya. Dan selayaknya orang pedalaman, mereka tidak suka kehidupan kota yang emang mencemari alam, mereka lebih suka tinggal di pantai, pakai lampu sentir, mandi di laut, berpakaian bak suku Indian jaman dahulu kala. Kedamaian.. itulah slogan mereka.

Ternyata.... si Ana sanggup melihat semua kehidupannya di masa lalu, dan serunya lagi ketika dia bertemu seorang pemuda yang wajahnya mirip banget ama suaminya ketika dia reinkarnasi di Hamada (salah satu republic gurun di Arab), dan ternyata lagi... pemuda itu ternyata bukan reinkarnasi suaminya, tapi anaknya. Teraduk-aduk juga hati si Ana.

Ketika menonton film ini, teringat kembali akan pemikiran beberapa minggu yang lalu mengenai kehidupan saudara-saudara di Afrika sana. Aku terlahir di Bali, dengan alam yang bisa dikatakan sangat makmur, aku sangat bersyukur. Namun selalu terbersit pemikiran, mungkin dulu aku sempat lahir di belahan dunia lainnya, dan akupun menjalani hari-hari selayaknya jaman itu, tanpa memusingkan kalau aku selanjutnya akan lahir dimana. Dejavu.... mungkin itu istilah yang orang-orang berikan ketika seorang insan selalu merasa mengulangi kejadian yang sudah pernah dia lakukan, meski dia tidak tahu kapan. Dan setiap orang pasti mengalaminya. Pertemuan dengan orang-orang yang tidak diduga adalah bagian dari masa lalu yang menempel dan terus terbawa sampai akhir dari masa reinkarnasi.

Sometimes terlihat menyeramkan atau mengerikan untuk sebagian orang ketika ada orang yang suka atau bisa melihat masa lalunya. Bagiku, itu hal yang sangat bagus. At least kita tahu seperti apa kita dulu, dan mungkin bisa memperbaiki kesalahan yang dulu, sehingga hukuman mulai bisa berkurang dan terus berkurang.

So, whatever it takes, just enjoy the current life, and believe that in the past all of us are connected, thet’s why we are here to know each other.
And..... Chaotic Ana is recommended... by me!!! ^-^

Wednesday, August 19, 2009

Lonely Loner...

Lonely loner.... itulah istilah yang aku kira sometimes tepat sekali untuk menggambarkan kehidupan....ku. Mengapa demikian, karena sometimes kita emang harus pintar untuk bisa menjadi "lonely loner" (penyendiri yang sendirian). Kedengarannya sangat menyedihkan, namun tidak selamanya menyedihkan, karena sendirian itu sometimes memberi kenikmatan teramat sangat.

Salah satu kegiatan yang harus, keseringan, dilakoni sendiri adalah hunting sepatu, hunting buku, nonton film, mengunjungi museum atau pameran seni, dan traveling. Banyak orang berkomentar, betapa tidak enaknya nonton sendiri, traveling sendiri, hunting-hunting sendiri... namun, secara aku adalah salah satu "lonely loner" alhasil aku sudah berhasil menikmati semua itu :)

Pada dasarnya, tidak ada orang yang bisa hidup selamanya sebagai "lonely loner", meski perasaannya sering merasakan dirinya sebagai "loner" sejati. Se-independence independence-nya manusia, apalagi wanita, pasti tetap membutuhkan orang lain.... (itulah kalimat yang diucapkan mas afton secara menggebu-gebu beberapa tahun silam he he he). Namun, gak selamanya juga orang harus depend on orang lain...

Hmmm..... jadi, pada dasarnya "lonely loner" itu ada dan tiada... tergantung kasusnya. Kalo pas baca buku, mungkin akan jadi autis dan penyendiri yang sendiri banget... krn emang gak mau ditemenin oleh orang lain. Namun, kalo lagi tarik tambang atau main voli atau baris-berbaris... ya mana ada istilah "lonely loner" ^-^

So... tetep semangat...!!!

have a good night world... :)

-Putu-

Tuesday, August 18, 2009

Jangan Ada Spasi di Antara Kita

Ini dia lagu karya dadakan, gara-gara ada yang bertanya kemudian aku menjelaskan... eh ujung-ujungnya malah tercipta lagu yang gak jelas ini... Mbak Didi Mbak Didi.... hehehehehe :D

Jangan Ada Spasi di Antara Kita

Kasih....
Pernah satu kali kau mengisi hidupku
Dulu........
Dan kini semua kau katakan padaku
Jangan ada spasi di antara kita
Kasih.........

Ingin ku katakan padamu
Hati ini hanyalah untukmu
Kasih......
Jangan ada spasi di antara kita...
Du du du du....

Jangan ada spasi di antara kita....
Kasih....
Hanya ada aku dan dirimu
Kasih....

Jangan ada spasi di antara kita.....
Hmmm hmmm hmmm hmmm....
Jangan ada spasi di antara kita.....

Sunday, August 16, 2009

Lelah Letih Nguantuk, tapi Senang ^_@

Sepertinya judul di atas merupakan kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan kehidupanku hari ini, 16 Agustus 2009. Spent the Saturday night di pura, kemudian di rumah sedikit begadang, terus harus bangun di pagi-pagi buta guna menunaikan tugas di JCC, dan dilanjutkan dengan beragam kegiatan yang lumayan menguras energi... alhasil yang ada hanya ngantuk dan ngantuk... tapi aku senang, kemudian diperoleh kesimpulan bahwa ternyata "aku kangen" akan semua moment itu :)

Kemarin adalah odalan di Pura Bekasi, dan hari ini adalah acara Pesta Karyawan laskar Bank Mandiri, party party...... Olah raga pagi yang begitu menyenangkan selalu berhasil menguras keringatku sampai terkotos-kotos (istilah temen jawa-ku), dan sangat berhasil untuk mengusir flu dan batukku, meski hanya untuk beberapa jam saja. Acara inti dimulai ketika sarapan usai, dan emang si Irfan Hakim n Oki Lukman sanggup banget menggegerkan arena panggung, paslah dengan tujuan acara, party party....

Acara semakin seru aja ketika Mas Ello tampil menggoyang panggung, dan lumayan juga dia ngasi istilah baru hari ini "Sindi & Joni", sindirian & jomlo nie..... hehehehee.. cuocok dengan lagu dia, dan cuocok jg dengan hadirin yang terlihat semangat. Hidup Sindi & Joni... :D

Ketika Mas Rommy Rafael sibuk menghipnotis segelintir sukarelawan, akupun mulai terkantuk-kantuk dan perut terasa lapar. Tanganpun mulai merogoh-rogoh snack yang ada di goodybag, pemberian sang EO. Lumayan buat mengganjal perut, namun tidak sanggup mengganjal mataku yang mulai redup. Tapi tetep masih berusaha semangat mengingat ada Mas Arman hendak tampil di pengujung acara.

"Panas panas..." tibalah saatnya Mas Arman mengalunkan lagu-lagu indahnya, dan ngantukku pun tiba-tiba lenyap, menghilang entah kemana hehehdehehee... Emang keren bintang kita satu ini ^^

Sudah lama aku tidak mengikuti acara seperti ini, dimana semuanya mengingatkan akan masa-masa dulu. Mulai dari lagu Indonesia Raya, kemudian nasihat-nasihat yang mengharapkan untuk terus eling dan prihatin, juga perkusi yang kueren abizzzz.... :)

Banyak hal yang membuat aku terharu, senang, bangga, dan meningkatkan nasionalisme hari ini. Merdeka!!!!

-Putu-

Perkusi

Perkusi... hmmm, dikau selalu membuatku tak bisa diam duduk manis mendengarkan teriak-teriak menggemamu, yang memekakkan telinga kecilku ini. Mungkin menjadi sobatmu adalah salah satu cita-citaku yang kandas karena saat itu ada pilihan yang lebih menarik, yang merupakan cita-citaku dari kecil. Mengingat skala prioritas merupakan salah satu kunci dalam kehidupanku...

Saat itu aku menempatkan dirimu di nomor 2, namun sekarang aku selalu terpukau ketika mendengar suaramu, aku ingin menjadi bagian dari dirimu, tapi sudahlah.... mungkin sudah jatahku hanya sebagai pendengar ocehanmu saja. Cukup senang sudah aku rasakan... meski terkadang aku merasa kasihan akan kursi-kursi atau benda di sekitar yang sering menjadi korban hentakan tanganku, ketika keinginan tuk mengiringimu menggebu dalam raga.

Menari dalam indahnya suaramu merupakan kegemaran yang tak terpelakkan lagi, karena itu cara lain yang bisa aku lakukan demi berdekatan dengan dirimu, tapi tetap aku belum sanggup tuk meraih dirimu.

Hari ini aku mendengarmu bernyanyi lagi, menyanyikan lagu kegemaranku (Zoolook) yang merupakan hal yang sering kali dikomplain oleh masa di sekitarku, mereka bilang: klontang klontang klontang, gak jelas, seperti merobohkan dapur saja :)
Namun aku senang sekali ketika dirimu mendendangkan suara itu... keren....I love u full!!!

Mungkin hanya itu yang bisa aku sampaikan pada dirimu, semoga kita bisa berjumpa lagi...

-Putu-

Friday, August 14, 2009

Semuanya emang pilihan....

23:23 teng teng... sebetulnya itu adalah jam-nya tidur, namun masih ada beberapa kalimat yang meronta-ronta di benak untuk dikeluarkan. hmmm... everything talk about choices.

Beberapa hari terakhir sering kali omongan orang di sekitar ada kata-kata "memang semuanya adalah pilihan". Ya, tentu, semuanya emang pilihan....

Memilih pathern atau model kehidupan adalah sesuatu yang unik setelah aku amat-amati. Ada yang rajin sekali untuk fokus pada pengembangan diri sendiri, tanpa melirik lingkungan sekitar, dan emang hasilnya memuaskan untuk dirinya sendiri. It's good... sometimes!
Ada lagi yang rajin sekali berkehidupan sosial, sampai-sampai melupakan "kesejahteraan" diri sendiri, and... it also good.... sometimes!

Bagiku, apapun pilihan itu yang penting adalah merasa "balance" menurut diri sendiri. Tidak perlu melirik kanan kiri, depan belakang, dimana ujung-ujungnya memunculkan pemikiran, "kok dia udah jadi ini ya... aku kok masih stack disini" atau pemikiran-pemikiran gak positif lainnya (aku menyebutnya pemikiran tidak positif alias negatif) yang malah menghambat kreativitas atau menurunkan semangat hidup.

Pada dasarnya, semua orang memiliki tujuan hidupnya masing-masing, dan semuanya emang pilihan... Memilih untuk bekerja berangkat pagi pulang tengah malam, terus ikut segala kegiatan.... itu semua adalah kehidupan yg aku pilih. Dan mungkin itu sama sekali bukan pilihan bagi orang lain. But it doesn't matter, just enjoi (pake i, ikut Bli Ananta ^^).

So, whatever it takes, just enjoy..... n goodluck :)

Thursday, August 13, 2009

Merah Putih Meriah.....

Setelah bertahun-tahun hidup di kalangan yang notabene bisa dikatakan "tidak" merayakan 17 Agustus alias hari kemerdekaan, akhirnya aku bisa juga mencium kembali aroma 17-an... Senang rasanya... ^^ -- Ternyata join perusahaan negara ada untungnya juga :D

Dulu, bertahun-tahun silam, 17-an merupakan moment yang sangat ditunggu-tunggu. Padahal sebetulnya gak ada enak-enaknya, wong waktu belajar tambah sempit, karena harus berlatih ini itu, kesana kemari, pagi, siang, sore, malam. Wao..!!! Pagi, latihan PBB, siang meeting acara yg akan ditampilkan, sore latihan performance Karate, malam terkadang ada aja latihan (entah nyanyi atau apalah yang lain dan sebagainya itu). Namun satu hal yang membuat aku n temen-temen selalu senang menjalaninya, yaitu rasa kebersamaan dan bangga jadi anak Indonesia heheheh (nasionalis mode = on).

Kalau sekarang, lumayan menarik juga. Mulai dari meja di kantor, lobby di tiap lantai, lobby utama, ampe ke lapangan parkir semuanya warna-warni merah putih, meriah................. :) - enak dipandang matalah pokoknya.

Hari kemerdekaan itu sangat memorial, bagiku pribadi. Banyak sekali hal yang bisa dipetik dengan adanya peringatan 17-an ini. Semua memori masa lalu terbuka kembali... Mulai dari kisah para pejuang di tahun 45, cerita-cerita kakek/nenek, masa-masa TK dulu, masa-masa SD, masa-masa SMP, dan masa-masa SMA.

Wao... what a such great day.... I love independence day .!.

Thursday, August 06, 2009

Ms. Putu………

Pagi ini, ketika hendak berangkat ke kantor, aku teringat seseorang yang sangat khas cara menyebut namaku. Dia adalah dosen favoritku dulu, dosen Kalkulus, Pak Handali. Beliau adalah salah satu guru besar di ITB sana. Dan menurutku, dia emang pas banget menjadi seorang guru besar. Semua ilmu dan rumus-rumus itu tidak pernah mau lepas dari benak Beliau, kepikiran untuk pergi sejenakpun tidak. Emang mereka sepertinya sudah seperti satu kesatuan yang tak terpisahkan ^^

Nah, setiap kali dia masuk ruangan kelasku, seperti biasa Beliau menyapa, “selamat pagi….”. “Ms. Putu, bisa Bantu saya?”, diapun mulai menyerahkan sebatang spidol kepadaku. Entah diminta untuk nulis soal-soal, atau yang lainnya… Satu hal yang aku rasakan adalah Beliau seperti kakekku. Mengingat usia Beliau yang cukup senior (di tahun 2002 sekitar 80-an tahun). Namun jangan underestimate…. Meski sudah lanjut, kecerdasan dan ketangkasan Beliau dalam utak-atik ilmu science dan ngurusin mahasiswa tidak usah diragukan lagi.

Ada satu hal yang teramat sangat menarik perhatianku, yaitu sebuah buku yang selalu dibawanya setiap kali mengajar. Tidak tahu isinya apa, dan kenapa Beliau selalu membawanya, juga tidak tahu apa judul buku itu (krn tidak ada tulisan di covernya). Sampai suatu pagi, Beliau datang ke kelas, dan terlihat sedikit berbeda. Hmm… apa ya yang beda ya dari si Bapak, pikirku, dan ternyata dia juga sedang berpikir yang sama. Ooooo …. Ternyata si Bapak lupa pakai dasi, he he h hee… “Sorry Ms. Putu, saya lupa pakai dasi. Saudara-saudara tunggu sebentar ya….”.

Selama prosesi dia memakai dasi, akupun melirik-lirik ke meja dosen, berusaha untuk mengintip judul buku tersebut. Eh, gak ada judulnya. Hmmm…. Apa ya nama buku itu, akupun penasaran, secara aku belum pernah menemukannya di perpustakaan. Dan waktunya pun tiba ketika pelajaran usai. Seperti biasa Beliau membereskan meja dosen dan berjalan keluar ruangan dengan langkah pendek namun cepat. Alhasil deh aku harus sedikit berlari dan nyamper… “Sir…. May I borrow the book” Beliau kurang jelas mendengar omonganku, dan aku pun mengulangnya… “Boleh saya pinjam buku Bapak, untuk di foto copy”. “heheheehhe” kesan pertamanya. “Ms. Putu, Anda bisa mencarinya di toko buku Kusuma, dekat Tri Sakti. Tapi sedikit berbeda dengan yang saya punya. Karena buku saya dalam bahasa Jerman”, Beliau tersenyum sambil say good bye. Glek…! Kesanku. Yah…. Bahasa Jerman.!. Akupun senyum-senyum sendiri gak jelas… Menertawakan diri sendiri sekilas…. Tapi at least rasa penasaran terobati, dan sudah tahu dengan jelas apa isi buku misterius itu. Itu adalah buku pusakanya si Bapak dalam mengajar Kalkulus.

Hari itu adalah hari yang selalu mengingatkanku pada sosok Pak Handali. Aku selalu kagum padanya. Belajar belajar belajar dan terus belajar….. Never ending learning, studying – till dying… he he he

Dimanakah Beliau sekarang berada…

-Putu-

Tuesday, July 28, 2009

Hari itu akhirnya tiba juga.....

Dua minggu yang lalu, aku belajar sesuatu, yaitu ternyata ada sesuatu dalam diriku yang mampu berubah 180 derajat (yang awalnya aku tidak tahu alasannya). Itu adalah sebuah perasaan yang aku jaga selama bertahun-tahun dan kebenarannya selalu aku cari jawabannya.... dan aku merasa yakin, hari dimana aku akan memperoleh jawaban itu akan tiba.... ya, hari itu telah tiba. Hari ini. Dan aku hanya bisa berucap "terimakasih Tuhan".

Mungkin sedikit aneh ketika sesuatu yang kita pikirkan atau kita rasakan, pada awalnya semuanya terasa atau terlihat baik-baik saja, namun di suatu titik semuanya berbalik berlawanan. Kala itu aku hanya bisa merenung, dan berpikir, serta melihat "ke dalam", dan aku menemukan sebuah jawaban, "semua ini pasti ada alasannya dan aku percaya segala keherananku adalah pertanda dari sebuah permulaan. Semoga Tuhan senantiasa menuntunku". Aku merasa semakin dekat dengan jawaban dari misteri itu; ketika aku merasa bebas, lepas, dan sanggup memandang dunia dengan lebih netral sembari tersenyum lepas. Tidak ada lagi kekhawatiran, tidak ada lagi kecemasan, yang ada hanya masa sekarang dan masa selanjutnya. Heran, tentu aku merasa heran dengan diriku sendiri. Namun, kata hati tidak pernah bohong.... hanya dia yang aku percayai, karena hanya dia yang sanggup menembus batas pemikiran.

Dulu, ketika aku menghadapi masa yang serupa (dua kali lima tahun), aku menangis, dan berlari jauh untuk melupakan semua itu. Aku merasa kalah dan lelah. Tapi, aku teramat sangat beruntung ketika bertemu orang-orang yang begitu berbaik hati untuk menasihatiku. Dan ternyata, aku semakin berani dalam menatap dunia. Meski ketakutan terkadang datang menyelinap, air mata hendak menetes, namun pesan itu.... pesan itu selalu membuatku ingat untuk terus sabar dan sabar.... rajin-rajin melihat diri, rajin-rajin kontemplasi, rajin-rajin berserah diri pada-Nya. Terimakasih kawan.... terimakasih guru..... terimakasih kakak....

Satu lagi sebuah metafora begitu memikatku hari ini, "Putu, cita-cita, ekspektasi, harapan... semua itu sama seperti statistik, probality. Kita tahu unsur 'n'-nya sudah ada, namun sometimes kita salah menentukan fungsi f(x) yang digunakan". Betul... betul sekali apa yang disampaikannya. Semuanya hanyalah probability... itulah pemikiran manusia, semuanya hanya sebatas kemungkinan.

Sekarang.... aku harus kembali tegap berdiri untuk menatap hari esok sesuai dengan kewajiban yang telah digariskan padaku. Apa yang sudah terjadi, terjadilah.... tidak ada yang perlu diungkit, atau dibahas, atau malah disesalkan...karena itu semua adalah media yang teramat sangat besar jasanya dalam perkembangan jiwaku. Mungkin endingnya terlihat tidak baik sekarang, namun there must be something good. Yes, there so much things good......




-Putu-

Sunday, July 19, 2009

Sebuah Pemberian

Hidup di tengah-tengah makhluk sosial, akupun sudah menerima banyak sekali pemberian. Setiap orang yang memberikan sesuatu, entah kecil, sedang, besar (relatif...), semuanya memiliki harapan tersendiri akan pemberian itu. Harapan merekapun sangat beragam, mulai dari “semoga kamu menyukainya”, sampai.... “tolong jaga dia baik-baik”.

Sometimes mungkin mereka bingung jika memikirkan terlalu jauh apa yang hendak diberikan, meski sebetulnya tidak sesusah yang mereka pikirkan. Apapun akan terlihat bermakna jika memberikannya dengan perasaan. Kalau memberikannya disertai perasaan “jengkel”, pemberian itu juga akan menunjukkan segala ke-jengkel-an sang pemberi. Begitu juga sebaliknya.

Suatu masa, aku merasa “ting tong”, ketika aku diberikan sesuatu dan disertai sebuah pesan “putu, tolong jaga baik-baik” (begitulah kira-kira artinya). Waktu kecil, pernah sekali atau dua kali aku melupakan “sebuah pemberian”. Entah lupa meletakkannya atau lupa untuk merawatnya atau lupa lupa yang lainnya. Dan aku menganggapnya hal yang biasa.

Pelan-pelan kembali merenung mengenai makna “sebuah pemberian”, kemudian aku menemukan sesuatu bahwa ketika orang memberikan sesuatu pasti ada maknanya (entah positif atau negatif – namun segala sesuatu tentu ada positifnya). Sebuah nasihat, tidaklah mentah-mentah hanya sebatas kalimat yang keluar mengalir tanpa makna. Namun, ketika mereka berucap, pasti mereka memiliki maksud. Ketika sebuah coklat diberikan pada saat mendapat juara kelas, itu bukanlah sekedar coklat yang rasanya enak dan manis.

Tentu pula ketika aku memberikan sesuatu ke orang lain, sering kali aku berpesan, “semoga bermanfaat, tolong jaga baik-baik ya”. Kalau mungkin mereka tidak sanggup menjaganya lagi dengan baik, akan lebih baik jika dikembalikan, karena aku yang akan meneruskan untuk menjaganya.

Ingatan pun terbang ke sebuah masa dimana aku terlalu banyak berjemur sampai harus mengunjungi sang dokter, dan dengan keras kepala aku belum bersedia merawat kesehatan dengan lebih maksimal. Saat itu pula sebuah nasihat melesat menembus otak, relung hati, dan membuatku terdiam, “putu, kamu tidak menghargai pemberian Tuhan.” Wao wao wao..... give up, I’m give up!!! (kalimat pusaka sudah keluar ternyata).

Menurutku wajar sekali ketika seorang manusia “lupa” akan sesuatu, lupa akan sebuah pemberian. Namun, kalau dilihat pelan-pelan, semua itu adalah sebuah pemberian yang mungkin sangat wajib dijaga. Bukan karena terlalu obsesif, namun lebih ke arah tanggung jawab.

Gooluck for all....

Nama Dia Rani

Setiap kali aku melihat sobatku yang bernama Rani, aku selalu teringat sebuah masa dimana kita berdua menulis sebuah artikel yang akan diikutsertakan dalam sebuah lomba. Tidak menang.... namun semua proses yang kami alami, sehingga terciptanyah artikel tersebut selalu mengingatkan bahwa hal yang terpenting dari semua itu adalah “proses dalam menjalaninya”.

Waktu itu sebuah iklan begitu memikat kami berdua, sehingga dengan penuh semangat mencari ide dan mulai menulis dan terus menulis. Teknologi belum canggih, juga aku belum begitu menyukai sebuah mesin yang disebut komputer. Karena keharusan mengirim artikel dalam bentuk soft copy, alhasil kami berdua harus lebih rajin nongkrong di lab komputer. Komputer versi lawas (masih jamannya DOS), lumayan juga membuatku tertatih-tatih dalam menulis.

Akhirnya.... sebuah artikel selesai dan siap untuk dicetak. Selesai mencetaknya, dengan bergegas kami berlari menyerahkan lembaran-lembaran kertas tersebut ke guru pengasuh (ibu guru Bahasa Indonesia). Ketika malam tiba, tiba-tiba sang ibu guru memanggil kami berdua dan bertanya mengenai “disket”, karena disket tersebut juga harus disertakan dalam lomba. Kamipun saling lirik dan tersenyum masam. “Maaf bu... disketnya tertinggal di lab,” jelas kami berdua.

Semuanya bengong, karena kami menyadari bahwa pada jam 10 malam tidak mungkin lab dibuka, namun semua data harus siap malam itu. Sehingga satu-satunya jalan adalah berlari ke rumah pemegang kunci dan menjelaskan semua permasalahan, serta mohon ijin untuk meminjam kunci, selanjutnya mengobok-obok lab guna menemukan disket yang tertinggal. Wao... keberuntungan sedang berpihak pada kami berdua. Tanpa mengindahkan semua pemikiran negatif (dimarahin karena ngetok pintu malam-malam, keseraman-keseraman di sepanjang koridor, disket tidak berhasil ditemukan, dll), akhirnya kami menemukan disket tersebut dan memberikannya ke ibu guru dengan perasaan lega.... Lumayan akhirnya malam itu bisa tidur tenang guna menyiapkan tenaga untuk aktivitas keesokan harinya.

That was a tough day, but memorial. Setiap kali menulis, saat itu adalah masa-masa menyenangkan, penuh dengan memori atau ide-ide atau pemikiran-pemikiran nyeleneh.

Semangat menulis!!!! ^^

Tuesday, July 14, 2009

Masa Terus Berganti dan Berubah

Lima tahun.... itulah masa dimana menurut sebuah buku yang pernah aku baca merupakan sebuah masa dimana manusia sanggup melupakan sesuatu. Dan berdasarkan hasil riset pada diri sendiri, setelah melihat jauh ke belakang, ternyata hal itu benar adanya.

Dulu, menjalani setiap hari selama lima tahun dengan perasaan yang sama, semuanya terasa “tidak membebani”. Belajar menjalani semuanya sebagai bagian dari sebuah proses. Namun, ketika situasi yang mungkin “belum saatnya”, lima tahun keduapun dimulai. Ketika meniti lima tahun berikutnya, kesalahan-kesalahan di lima tahun pertama berusaha untuk dihindari. Dan berhasil. Namun.... ada lagi kesalahan-kesalahan baru yang terjadi yang memang saat itu di luar kendali diriku yang masih “awam”. Dan lima tahun keduapun berlalu sambil melihatnya dengan tatapan kosong.... Sempat terbersit pertanyaan “why......” terus mengiang-ngiang di benak.... namun, semua itu sudah lewat, dan sepertinya jawaban itu sudah tidak pas lagi jika dijelaskan saat ini.

Perasaan untuk bangun mulai muncul, dan berdoa agar lima tahun ketiga tidak berakhir dengan hal yang serupa. Tapi... siapa yang pernah tahu ending dari suatu masa. Karena dia selalu berubah.... dia selalu berganti....

Berusaha dan Berdoa untuk yang terbaik.......... (pesan ibuku)

Monday, July 06, 2009

Peradaban Manusia

Suatu hari ada seseorang lewat di depan meja, dan dimulailah cerita mengenai kehidupan. ”Putu, kenapa manusia selalu ada dalam setiap jaman. Dia paling mampu bertahan hidup dalam segala situasi. Semua itu karena manusia bisa fleksible dan bisa berpikir untuk survive dengan berbagai cara”, kalimat demi kalimat beruntun keluar memecah konsentrasiku ketika berkencan dengan si excel. “Sepakat Pak, setuju”, jawabku singkat.

Melirik segala sesuatu yang ada, aku sadar bahwa peradaban itu selalu berubah. Tiba-tiba pikiran dibawa melayang ke dunia masa kecil ketika baru lahir aku menangis dan kemudian tertawa, setelah berhasil “mengerjai” orang-orang yang berkunjung ke tempat bersalin (memulai hari di dunia udah dengan segala kehebohan itu, seru juga ^^ ). Setiap orang yang melihat si Luhtu bayi pasti bergumam, beberapa saat lagi dia akan bisa merangkak, kemudian berjalan. Setelah aku bisa merangkak, dengan pantang menyerah aku belajar berdiri dan melangkah. Step step by step… yea…. Aku berhasil!!! Setelah pintar berjalan dan berlari kecil, orang-orangpun mulai bergumam lagi, cepat sekali dia besar, beberapa saat lagi dia udah tumbuh gigi kelinci dan memulai sekolah. Setelah gigi kelinciku tumbuh, dan aku mulai masuk TK, ada seriming…. Nanti Luhtu harus pintar berhitung dan membaca. Setiap hari ngekor kakak tercinta, alhasil dialah guru pertamaku, yang mengajariku membaca, menulis, serta berhitung, juga bermain.

Waktu tidak terasa cepat sekali berlalu, satu tahun berlalu, dan akupun harus menginjakkan kaki di bangku SD, dengan tetap berharap bisa diterima di SD yg diinginkan. Yah…. Cita2 kandas, akibat kebijakan DepDikBud yang totally aku gak terima (sedikit seperti memaksakan kehendak, meski setelah dipikir2 itu demi kebaikan “dunia”). Tapi, sekali basah, sekalian aja nyebur. Jadi deh aku sangat menikmati masa-masa di SD yang akhirnya sangat aku cintai. Just try to be different…..!!! Ternyata semua itu bisa diubah.!.

Kembali, orang di sekitar berharap agar aku bisa diterima di sekolah SMP yang katanya keren bin favorit. Lagi-lagi aku berusaha mengikuti “peradaban” yg saat itu lagi ngetrend. Yah…. Dan sekali lagi aku terdampar di alam antah barantah yang tidak aku inginkan (gara2 kebijakan DepDikBud lagi...). Wao....!!! Lagi metode ”terlanjur nyemplung” digunakan. Sekalian aja basah ampe uelek... meski ngos-ngosan. Berbeda itu memang selalu unik dan sometimes emang menguntungkan, meski risky juga ^^ . Beruntung juga saat itu lingkungan sedang mendukung, sehingga bisa juga bertahan 3 tahun dengan sambil menumpahkan segala isi kepala dan kreatifitas. I love that school, finally!!

Selanjutnya.... peradabanku berlanjut dengan tetap bercita-cita dengan prinsip, melupakan semua ”ketidaksenangan” di masa lalu, sekalian mengikuti peradaban orang2 sekitar yang menganggap cita-citaku cukup keren. Hidup susah sekali-sekali emang sangat diperlukan ternyata. Ya, lumayan untuk ngetok kepala agar bisa mikir untuk tetep survive. Dan akhirnya aku berhasil juga mengikuti peradaban yang ada, yaitu masuk sekolah favorit. Lingkungan baru dengan segala peradaban baru yang baru aku kenal. Wao wao wao.... kesan pertama. Great... kesan kedua. I love it... kesan ketiga.

Setelah menunaikan beberapa tahun mengikuti peradaban yang ada, akupun diharapkan agar bisa memasuki peradaban baru yang teramat jauh berbeda dengan peradaban sebelumnya. Wao wao wao …. kesan pertamaku lagi. Aneh… kesan kedua. Hmmmm…. kesan ketiga. Keren…. kesan terakhir. Guna memenuhi harapan dan untuk mempertanggungjawabkan semuanya, akupun memulai banyak hari dengan metode-metode yang mungkin sedikit nyeleneh dengan peradaban kala itu. Tapi bekerja sangat efektif untuk diriku. Sorry sekali karena kali itu tidak terlalu sempat memandang lingkungan yang kurang mendukung. Sehari dua hari, seminggu, sebulan, setahun, 3.5 tahun.... huuuuuuuuuuuhhhhhhhh selesai sudah, so what’s next??

Next adalah memasuki peradaban baru lagi yang aku sangat suka tapi berbeda sekali dengan sebelumnya. Saat itu aku diharapkan agar bisa bekerja dengan baik. Bekerja dan bekerja, itulah yang aku lakukan guna menjalani kehidupan dengan cara yang lebih bermakna. Dan ternyata dengan bekerja aku banyak mendapat pelajaran baru yang menambah berwarnanya kehidupan ini. Keren juga ”kerja” itu....

Setelah bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan financial sendiri, kembali aku dihadapkan pada peradaban manusia selanjutnya. Mereka berkata..... sudah bisa menghasilkan, ayo belajar berbisnis, berinvestasi, beli property ini itu blah blah blah..... Hmmm.... tunggulah saatnya aku insaf, jawabku singkat. Kemudian peradaban lain mulai berhembus di celah telinga.... berkeluarga. Kapan putu, kapan luhtu??? Banyak berseliweran pertanyaan di setiap kesempatan. Yah... tunggu saja ketika masanya tiba, jawaban singkat kembali mengalir.

Memang betul bahwa peradaban manusia selalu ada dan senantiasa berubah. Kalo mau survive, pintar-pintarlah menghadapi peradaban di kala itu. Rumusnya.... hanya diri sendiri yang tahu, krn setiap manusia diciptakan dengan segala keunikannya masing2. Selanjutnya, aku akan menemui banyak peradaban baru yang mungkin sanggup merubah hidupku, but it gonna happen for good (I do believe it).

Gambarimasu!!!

-Putu-

Tuesday, June 23, 2009

Komitmen

Sepertinya tema yang paling tepat untuk hari ini adalah “komitmen”. Karena… tengok kanan berurusan dengan komitmen, tengok kiri juga komitmen, tengok diri sendiri juga ada unsur komitmennya. Wao….. kayanya kok “komitmen” itu berat banget. Meski sebetulnya berat-berat ringan. Kalo mau dipandang berat, pasti akan berat banget. Begitu juga sebaliknya (sesuai konsep dasar pola pikir).

Setelah dilihat-lihat, memang hanya dengan ”komitmen” sesuatu bisa berjalan dengan ”baik” (maksimal). Bekerja di kantor tidak akan bisa maksimal tanpa ada komitmen, entah dalam bentuk ucapan, pemikiran, kata hati, atau perjanjian hitam di atas putih. Menjadi seorang anak, tidak akan bisa sesuai dengan yang diharapkan tanpa adanya komitmen untuk memenuhi harapan-harapan itu. Demikian juga menjadi siswa/mahasiswa, dan hal-hal lainnya. Apalagi dalam dunia bisnis, komitmen itu hukumnya mungkin sedikit ”saklek”. Karena tanpa satu hal itu, kecil kemungkinannya orang mau diajak bekerja sama. Tidak mungkin orang hanya ditawarin produk yang canggih luar biasa, tanpa ada komitmen hitam di atas putih untuk membuat produk tersebut dan menyelesaikannya sesuai perjanjian.

Namun.... terlepas dari betapa pentingnya sebuah ”komitmen”, pasti setiap orang pernah merasakan kebimbangan dikala menentukan komitmen. Cuman.... kalau mau bergerak maju, risk management emang sangat dibutuhkan agar berani mengambil komitmen tersebut. Kalau mau ditilik, akan banyak sekali pemikiran-pemikiran yang bermunculan; plus minus, baik buruk, untung gak untung, penting gak penting, berguna gak berguna, dan pemikiran-pemikiran njelimet lainnya. Akan ada masa dimana kita stuck pada semua pemikiran itu, gak tahu harus melangkah kemana, tidak berani melangkah, belum yakin untuk maju, jalan di tempat, intinya tidak ada tanda-tanda ”kemajuan”.

Nah.... kalau sudah demikian, ada yang pernah menasihati, ”Putu, kembalikan semuanya pada hati kamu. Karena dia yang paling jujur dan paling tahu apa yang paling baik untuk dirimu. Jangan terlalu memusingkan kanan kiri, lepaskan semua ego, just be yourself.!.” Hmmmmm.... lama berpikir, merenung, minggat dari dunia yang orang katakan ”dunia nyata”, dan ternyata nasihat itu benar adanya (berhasil untuk mencari jalan yang mungkin itulah yang terbaik – at least could solved the problems at the time).

Ternyata memang butuh perjuangan untuk memutuskan dan melaksanakan sebuah komitmen. Meskipun butuh perjuangan, komitmen harus tetap diambil, cause that's the rule. Cuman kalo dipikir-pikir sekilas, apakah lahir ke dunia ini adalah sebuah pilihan? Mungkin ”iya” mungkin ”nggak”, tapi kita harus tetap berkomitmen untuk menjalaninya dengan baik (begitu sih kata orang-orang... – namanya juga hukuman).

So...... think inside then we’ll find the way. Goodluck!



-Putu-

Sunday, June 14, 2009

Berlatih Karate

Beberapa hari terakhir aku teringat masa pertama kali belajar "Kata" dalam Karate. Kemarin sempat bertemu seseorang yang sangat giat mengajariku, meski sering dimarahin juga, dan jarang tersenyum, but it's ok -- dia adalah seniorku di SMA dulu ^^

Selayak bayi yang baru belajar jalan, Kata pertama yang aku pelajari adalah Kata 1, kemudian Kata 2, dan Kata 3. Namun, suatu hari aku dihadapkan pada situasi dimana aku harus belajar Kata 5. Wao..... kesan pertama. Karena "terpaksa", dan kebetulan ada yg ngajarin, alhasil aku berusaha tiap hari berlatih dan berlatih. Hasilnya... not bad. Siap untuk performance pada 17 Agustus dan gara-gara Kata yang satu ini aku berhasil naik tingkat langsung 2 tingkat. Ampe aku ngelatihpun, Kata 5 adalah Kata favoritku, yang merupakan gabungan dari Kata 1, 2, 3, an 4. Emang usaha gak ada yang sia-sia, hehehe. There must be something good. Just be positif ^^

Teringat ketika upacara menjelang latihan. Waktu itu aku masih sabuk hijau, dan temen yang biasa mimpin upacara sedang absent. Dan kala itu, ketika aku diminta nyebutin Sumpah Karate, aku blank... dan lupa intinya. Sehingga... dengan tenang Sempai berkata "lari keliling boulevard 4 kali". "Glek", kesan pertama (boulevardnya panjang abissss). Secara waktu itu aku flu berat. Tapi... yang namanya perintah, wajib dilaksanakan. Dan.... gara2 lari itu aku sembuh dari flu, hehehe. Kemudian, semenjak itu Sumpah Karate selalu ada dalam buku saku dan tidak boleh dilupakan sampai kapanpun. Till now.!.

Ketika berlatih Kata, waktu itu aku latihan bertiga dan ketiga Sempai hadir. Sehingga pas sudah, dipegang satu-satu. Yang ada adalah perut ampe sakit karena latihan, tapi puas dan lega.... Aku berhasil menguasai kuda-kuda yang merupakan handalanku sejak saat itu ampe aku cedera beberapa waktu lalu. Menyenangkan sekali mengingat masa-masa itu.

Karate Karate... sekarang aku teramat kangen akan dirimu. Tapi jangan khawatir, krn kamu selalu ada dalam diriku, selamanya. Terimakasih krn sudah mengajariku banyak hal, "how to be myself, how to accept myself, how to face the world, how to be humble, how to be positif, etc........"

-Putu-

Wednesday, June 03, 2009

when they're come n gone

Ketika matahari bersembunyi di balik kabut pagi ini, aku sempat bertanya padanya dari balik jendela, “kenapa kamu belum menampakkan sinar cerahmu...”. Mataharipun diam tanpa memberi suatu jawaban. Akupun terus bertanya dalam hati... “what’s gonna happen next...”. Ketika kepala dipenuhi pertanyaan.... akupun melangkahkan kaki menjauh dari bayang-bayang angka, sampai akhirnya ada suara deringan telpon mengusikku. “Hai.... please pray ya.... something happened this morning. Aunty is dead. No reason about this...”. Hanya terbengong dan air mata mengalir sambil berkata “wao... yap, I will”.

Setiap saat aku diingatkan untuk belajar menatap dunia ini dengan lebih sadar, namun.... aku mengakui aku masih dalam level “manusia”, dimana aku masih mengeluarkan air mata ketika melihat kejamnya dunia, masih tertawa ketika orang lain bahagia, masih berkomentar ketika ada yang nyeleneh.

Bayanganpun mulai lari ke jaman antah barantah, belasan tahun silam, ketika aku ngambek dan aku lari ke rumah “uwa”, kemudian disana aku makan gulali dari tuak. Rasa sedih berubah jadi senyuman ceria, meski gigi terkadang mulai terasa ngilu. Sayur pepaya muda yang dibuatnya selalu memikat perhatianku.... enak sekali rasanya, nikmat dengan segala kesederhanaan itu. Meski terkadang beberapa kata yang kurang pas di telingaku... namun pada dasarnya semua itu aku anggap hal positif. Karena aku tidak berhak menghakiminya... Jauh mata memandang ke lembah pegunungan Batukaru, dimana aku belajar hidup ala survivor. Bagaimana membuat makanan sederhana namun nikmat dan alami, cara membuat tuak manis, cara membuat gulali, cara mengambil air minum di mata air, belajar berbisnis kecil-kecilan lewat sayuran.... semua itu kenangan yang teramat indah untuk dilupakan. Memang masalah kehidupan selalu menjadi bumbu yang tanpa disadari mampu memisahkan dua insan, atau malah mempererat jalinan persaudaraan.

Suatu hari aku mengucapkan selamat pagi, dan dibalas dengan ucapan “selamat pagi kehidupan dan kematian”. Hari ini aku kembali lebih menyadarinya.... memang hidup dan mati gak bisa ditebak dan batasnya sangat tipis. Kapan ada kelahiran, saat itu pula ada kematian.... hukum alam.!.

Wa... selamat jalan. There so much beautiful places for you... Wish you happy in there...

-Putu-

Monday, June 01, 2009

Felt like perfect Sunday

Dari dulu, weekend merupakan hari yang aku tunggu-tunggu. Di kedua hari libur itu aku selalu melakukan hal2 selain lima hari sebelumnya. So nice kalau bisa melaluinya dengan hal2 yg menurutku menyenangkan ^^

Hari Minggu kemarin adalah hari terakhir di bulan Mei 2009. Bangun pagi-pagi, menatap matahari terbit sambil menghirup aroma segar rumput, bunga kamboja, dan rerumputan. Kemudian berlari kecil guna mengundang peluh mengalir membasahi wajah. Anak-anak di sekitar, mereka bermain bersama, naik sepeda yang didesign sedemikian rupa sehingga terlihat unik. Tertawa bersama ketika bola yang aku pukul meniban kepala mereka, hehehehe sorry......^^

Selesai melampiaskan kesenangan bangun pagi, menatap sunrise, dan mengundang peluh, akupun merebahkan diri sambil mengintip dunia lewat lembaran-lembaran koran. Terkadang emang merasa dunia itu sempit sekali. Dengan 12 halaman, aku hampir bisa memandang dunia dari ujung ke ujung. Seperti biasa, membaca setelah berolahraga merupakan satu hal pengundang kengantukan, alhasil akupun tertidur beberapa saat.

Wah.... lega rasanya terbangun dari istirahat lelap. Mata terbuka dan secara otomatis cek jam dan sms. Jam menunjukkan pukul 10:30, saatnya bersiap-siap untuk pergi untuk mencerahkan jiwa. Perjalanan menuju pura sangat lancar, tanpa hambatan suatu apa. Dan persembahyangan tengah hari tepat jam 12 teng teng bisa aku laksanakan. Sangat menyenangkan dan menenangkan ketika tiba langsung disambut senyum ramah dagang bakso, dagang canang (sesajen), dagang buku, dagang kaset, dan orang-orang di sekitar yang nongkrong di bale bengong yang teduh. Mendengar suara burung dan alunan nyanyian suci menambah bermaknanya hari.... wah... indahnya dunia....

Usai menyampaikan kata hati pada-Nya, saatnya tiba untuk mengisi perut yang sudah terasa lapar dengan kue khas traditional Bali. Enak dan nikmat sekali.... Teman-teman yang sedang ramai bercengkerama merupakan pemandangan yang memberi dampak positif bagiku. Bercerita mengenai banyak hal dari yang sangat enteng sampai yang berat, dari yang serius sampai yang mengundang tawa pun terucapkan.

Tidak terasa waktu bersendagurau pun usai, dan aku harus melanjutkan perjalanan ke Hongkong Cafe sesuai pesan dalam sms siang tadi, dimana aku akan berkumpul bersama sobat tercinta guna merayakan hari ulang tahun. Bertemu mereka merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri, saling tertawa, mengenang masa lalu, dan saling mengejek dalam canda. Tidak terasa jam terus berlalu, dari makan sore hingga makan malam hampir tiba. Tempat nongkrongpun berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dimana ekspresi dengan leluasanya terlepas bebas. Di karaoke itulah kami berada.

Malam yang cerah menemaniku saat berjalan menyusuri gang dekat kos-an. Lega.... itulah pikiranku saat itu. Perfect.... I just feel the sunday was perfect. Aku kembali.... aku merasa balance.... sudah berlatih fisik, selanjutnya mengintip dunia yang diteruskan dengan contemplasi, juga sempat bersosialisasi, dan tersenyum, kemudian tertawa.

Hidup akan terasa bermakna jika kita menikmatinya dengan banyak hal yang bermanfaat..

-Putu-

Great Wife....

Seseorang baru lewat di sebelah dan bertanya mengenai kue yang notabene adalah kue favoritku.
Dari pagi dia mondar-mandir terus, sampai akhirnya dia bertanya ke aku ”eh, kue kemarin yang kamu beli itu apa nama tokonya?”. Ternyata hari ini istrinya ulang tahun.... Dan, dia ingin memberikan surprise untuk sang istri tercinta. Wao.... pasti istrinya akan senyum-senyum sendiri ketika menerimanya, dan sang anak akan bersorak gembira ketika kiriman tiba yang berupa ice cream black forest.... (secara dari kemarin2 sang anak dilarang untuk makan ice cream).

Setelah beberapa lama mencari ide untuk order kue dan delivery-nya, alhasil senyuman lepas-pun memuncah... Berhasil.... ^-^

Tanpa disadari, aku merasa bahagia melihat orang di sekitar bahagia. Terlebih ketika membayangkan senyum bahagia istrinya ketika menerima hadiah ulang tahun itu...

Menjalani hari-hari sebagai ibu rumah tangga dengan empat orang anak, yang tidak bertemankan pembantu, mungkin terkadang terlihat (terasa) begitu sulit dan merasa tidak adil. Melihat ibu-ibu lainnya berdandan untuk pergi hang out (anaknya diserahkan ke pembantu), dia harus mengurus rumah dan anak-anak, serta menyiapkan segala hal guna menanti sang suami pulang dari mengais segenggam emas di kantor. Meski tidak pernah terucapkan, terlihat sekali kalau sang suami sangat kagum akan istrinya. ”Benar-benar istri yang soleha”, pikirnya. Sederhana, smart, tahu menempatkan diri, ibadahnya bagus, pintar memasak, sabar mengurusi keluarga.... semua itu adalah nilai lebih yang jauh melebihi kecantikan sebuah wajah.

Melirik life style jaman sekarang (terutama di kota metropolis), berapa banyak wanita yang sanggup seperti itu?? Tidak banyak, jawabnya. Namun.... apakah hanya dengan cara demikian kita melaksanakan hak dan kewajiban selaku istri? Aku rasa tidak.!. (bekerja di rumah dan di kantor mungkin alternatif lain... meski memang membutuhkan tenaga serta kreatifitas extra).

Bekerja di kantor dan mengurusi rumah bisa jadi hal yang berat bagi yang tidak terbiasa. Cuman sering kali orang-orang yang masuk kategori ”perfectionist” dan orang-orang yang tidak mau membuat ”konflik” berpikir untuk mengerjakan semuanya sendiri. Kalau mengurus diri sendiri, mungkin masih bisa demikian, lalu bagaimana dengan anak-anak?? Apakah si anak bisa diajak ke kantor, agar kita bisa mengawasinya selalu? Tentu satu hal ini menjadi pemikiran tersendiri bagi orang-orang kategori di atas. Mau tidak mau, jalan tengah harus diambil.... Meningkatkan kepercayaan pada orang lain untuk mengurus keluarga atau meninggalkan dunia perkantoran, atau mungkin mencari alternatif lain sehingga tetep bisa berekspresi sambil mengurus rumah tangga.

Demikianlah kisah singkat di hari ini, serta beragam pemikiran yang mungkin perlu dicerna lebih dalam. Cuman kalo kembali ke konsep dasar, semua itu hanya tergantung pada pemahaman akan eksistensi kita di dunia ini. Goodluck!!



-Putu-

Saturday, May 23, 2009

Celebrate Weekend

Happy Weekend... itu mungkin kata yang sering terdengar ketika Friday night mulai muncul. Dan akupun dengan senangnya serta bersemangat said "have a great weekend every body..........".

Saat ini aku melihat (baru berniat ngeh) akan fenomena weekend (kebanyakan mengartikannya sebagai malam minggu), dimana masyarakat cenderung hang out bareng-bareng "orang tersayang" atau mungkin dengan para kolega. Dan secara pribadi, menurutku semuanya itu sah-sah saja. Namun akan terasa tidak sah ketika orang-orang berkomentar dan bertanya-tanya pada saat mereka melihat aku stay at home pada malam minggu.

Selama 26 tahun menjalani kehidupan, setiap hari menurutku adalah special day. Hari valentine tidak harus dirayakan hanya pada tanggal 14 Februari. Demikian pula kalau mau hang out bareng orang terdekat atau melepas kangen, tidak harus on the weekend. Kapan saja bisa.... asal sempat.

Lalu, ngapain dong on the weekend? Itu pertanyaan yg sangat wajar, namun perlu dijawab ^^
Kalau bertanya masalah kegiatan.... tentu banyak hal yang bisa dilakukan. Hal mudah yg pasti dilakukan anak kos adalah beres2 kamar, meski memang tidak membutuhkan waktu 24 jam hanya untuk ngoprek ruangan ukuran 3x3m itu. Sebetulnya banyak hal lainnya seperti membaca atau menulis atau olahraga atau yang lainnya.... Tapi bagiku yang terpenting adalah weekend itu masanya untuk memulihkan kesehatan jiwa dan fisik. Kenapa demikian???
Karena selama seminggu kita berkutat dengan segala hal duniawi itu dan orang2 di dalamnya, tentu memunculkan kelelahan2 tersendiri. Terkadang untuk memulihkan kesehatan tersebut, kita butuh waktu untuk menyendiri. Menyendiri tanpa campur tangan manusia2 lainnya atau pemikiran2 manusia lainnya.

So... just enjoy the days, cause every day is wonderful :)

Sunday, May 17, 2009

Belajar jadi orang Kanada ^^

Suatu hari terjadi debat kusir singkat antara aku (seorang anak Indonesia) dengan guruku (seorang anak Kanada). Debat kusir ini terkait dengan tema yang kita bahas mengenai tontonan TV. Aku, dimana hadiah ketika aku lahir adalah TV baru, alhasil aku merupakan salah satu anak yg sulit sekali beranjak dari depan TV ketika menemukan tontonan yang pas.

Dulu, aku tidak terlalu suka membaca novel, karena cukup memakan waktu dan aku tentu tidak punya waktu yang banyak hanya sekedar untuk membaca novel. Dan update info aku peroleh sebagian besar dari TV yang menemaniku makan pagi dan malam, serta koran harian di perpustakaan. Namun ketika ada suatu masa aku "mau tidak mau" harus nge-kos di tempat yg mana aku tidak bisa nonton TV sesukanya, ide untuk membangun kegemaran membacapun dimunculkan. Ternyata, membaca berhasil membuatku kecanduan, dan masalah anak kos-pun mulai bermunculan, yaitu pusing pindahan karena kebanyakan kardus buku.

Sama halnya dengan guruku itu. Kata dia, orang Kanada tidak terlalu suka nonton TV. Mereka lebih senang membaca dan melakoni. Dalam hal ini mereka lebih senang travel dibandingkan menonton pemandangan di TV. Dan pastinya dia termasuk salah satu orang yang sedikit "anti" pada TV. Sehingga ketika aku mengatakan "I love Oprah show", dia cuman cengar-cengir gak jelas sambil ngomong "apaan sih.... gak mutu, hehehe".

Setelah aku amati selama beberapa tahun terakhir, akhirnya aku memutuskan untuk tidak memiliki TV. Kenapa demikian... karena sebagian besar tontonan channel local itu kurang mendidik....ku. Terus kalau seandainya berlangganan TV kabel, yang ada aku gak belajar atau mungkin gak berangkat kerja (pulang buru2 cuman buat ngejar film favorit). Kalo mau nonton, cukup nonton di kantor saja selama 1 jam, atau ke bioskop terdekat, atau puas2in nonton pas weekend di rumah kolega. Kalo masalah update info local/international, sudah banyak sekali media dalam beragam bahasa yang menyediakan dengan gratis. Dan, secara aku memiliki kegemaran yang hampir sama dengan sang guru, yaitu menumpahkan isi kepala dalam kata2, mau tidak mau aku harus lebih rajin membaca (belajar lebih mirip orang Kanada kali ini agar lebih kreatif niatnya... ^^).

Jadi, mari membaca!! Tapi aku rasa perlu pilih2 juga bahan yang dibaca, karena aku pernah keblenger juga membaca sebuah buku yg aku rasa mampu mendobrak sejarah dan mungkin mampu merubah keyakinan seseorang.

Selamat membaca............

-Putu-

Wednesday, May 13, 2009

Bapak Berkostum Hitam

Hari ini aku pulang tenggo alias tepat jam 4:30 pm. Kenapa demikian, krn aku udah mendem di kantor, ngantuk yg luar biasa mendera jiwaku. Mungkin ini hasil dari sesuatu yg sempat mengusik pikiran semalam.

Ketika hendak menutup mata, dengan niat tidur lebih awal, seperti biasa kreativitas mulai merongrong untuk ditumpahkan. Sembari merenung, aku teringat akan seorang bapak berkostum hitam yang setiap hari aku tersenyum padanya dan mengucapkan kata "terima kasih".

Dia adalah seorang bapak yang bekerja keras dan ikhlas (menurutku). Markasnya setiap pagi adalah di jembatan Semanggi. Setiap kali aku menyeberang disana, ketika hendak mendatangi kantor tercinta, aku melihat dia sedang menyapu di jembatan tersebut. Maklum, jembatan itu lumayan kotor dan dinas kebersihan belum sampai kesana area penjamahannya (atau mungkin memang sengaja tidak dijamah... hanya mereka yang tahu).

Dari kondisi fisik, dia orang yang sehat, meski entah karena apa sehingga tangan kanannya mengalami cacat. Dengan tangan kiri dia menyapu jembatan yang panjang itu, namun sekalipun aku tidak pernah melihat dia memegang kotak/kaleng untuk minta-minta uang. Berbeda sekali dengan banyak "pengemis" lainnya yang hanya berkedok dengan memegang sapu lidi tanpa bersungguh-sungguh menyapu (bekerja). Mereka sebentar-sebentar sudah menengadahkan tangan untuk meminta uang atas jasanya menyapu jalanan. Padahal terkadang hasilnya menyapunya tidak terlihat.

Meski si bapak berkostum hitam tidak memiliki kotak/kaleng, namun aku yakin setiap hari dia bisa menghidupi keluarganya dengan uang pemberian orang2 yang lewat. Dia bekerja dengan rajin sekali, kalau lelah, dia duduk sebentar dan orang-orang yang lewat tanpa diminta pasti rela merogoh kocek untuk diberikan padanya, sambil berucap "terima kasih" (spt yg aku lakukan tiap hari ^^).

Secara pribadi, si bapak berkostum hitam sudah mengajarkan sesuatu mengenai cara bertahan hidup padaku. Dari apa yang terlihat, dari cara dia menerima pemberian, dari hasil kerjanya, semua bisa memberikan makna baru yang bisa menginspirasi.

Sering orang berkomentar ketika aku pulang ke kos-an dengan berjalan kaki (krn menurut mereka jaraknya cukup jauh). Aku berterimakasih atas perhatian itu, namun selama melakukan perjalanan pulang aku menemukan banyak cerita yang mampu memperkaya khasanah dalam hidupku. Kantor adalah tempat yang "nyaman", namun tidak cukup untuk membuatku belajar... (padahal pada dasarnya sudah banyak sekali hal yg aku lihat di kantor dengan gedung tinggi menjulang itu).

Bapak berkostum hitam, terima kasih untuk setiap harinya.... ^^

Monday, April 13, 2009

Rogers...

Rogers, nama yang selalu mengingatkanku dengan seekor anjing berbulu putih, dimana aku menjadi saksi perkembangan jiwanya, mulai dari seekor anjing kecil yang cukup “penakut” sampai menjadi seekor anjing yang “ganteng” dan sanggup menggonggong dengan gagahnya.

Sekarang Rogers sudah almarhum alias pergi peninggalkan kami semua, tanpa meninggalkan pesan, bahkan mayatnyapun kami tidak melihat (dia meninggal dan dikuburkan oleh seorang tetangga yang melihatnya tertabrak sepeda motor). Mungkin sudah saatnya dia pergi, setelah bersamaku berlari dalam mimpi dan kami sempat nyasar di alam antah barantah. Tidak biasanya dia kehilangan akal dalam menghindar dari sepeda motor yang setiap hari lalu lalang di depan rumah kami.

Ketika memasuki halaman rumah waktu liburan kemarin, ada sesuatu yang janggal aku rasakan. Dan aku berusaha mengingatnya. Ternyata tidak ada gonggongan Rogers yang menyambutku. Sempat air mata hendak menetes ketika ibu bercerita, tapi aku tahan sambil bergumam “Rogers nanti akan lahir menjadi hewan ternak, kemudian hewan ternak itu akan menjadi hewan kurban dalam upacara, selanjutnya dia akan menjelma menjadi manusia”. Meski dia berada dalam wujud anjing, namun aku selalu bicara padanya selayak teman karib.

Riko yang sudah seperti kakak kandung bagi Rogers, terlihat begitu kehilangan dan sepertinya dia tidak percaya Rogers udah pergi. Terkadang dia bertingkah rada galak pada Browny (anjingku yg terkecil), meski sebetulnya dia sayang banget ama Browny.

Waktu kecil Riko dan Rogers tampak begitu berbeda. Riko yang sangat cuek dan pendiam. Rogers yang cukup cerewet (nakal) tapi sedikit penakut. Seiring berjalannya waktu, Riko selalu menjaga Rogers, entah ketika bermain ataupun sedang tidur atau makan. Riko selalu mendahulukan Rogers. Rogers merasa keberaniannya mulai tumbuh dan mulai belajar menggonggong dan menggonggong, gonggongan Rogers yang mampu membuat nyali orang yang lewat menciut. Namun Riko tetap menjadi sosok yang kalem, tapi jangan pernah usil ama dia karena dia juga bisa sangar sesangar-sangarnya anjing paling galak. Ketika mereka berdua sakit, mereka gak cerewet dan mau diobati, juga mau makan, lumayan banyak lagi. Dan… mereka seneng banget ama sayur (buah papaya muda terutama) – hewankupun mulai belajar vegetarian ^^

Kalau kita pergi ke sebuah tempat, ke rumah nenek, ke kebun, atau ke pura, mereka berdua terlihat seperti pembawa pesan, datangnya selalu duluan dari kami sekeluarga. Sehingga si empunya rumah yang hendak dikunjungi sudah tahu kalau kami akan mengunjungi mereka. Aku kadang-kadang heran, kok mereka ngerti ya kita mau pergi kemana ... ^^ -- itulah mereka, anjing yang instingnya tinggi. Gak salah aku selalu minta mereka menemaniku wherever I am (sewaktu kecil..)

Hhhhh.... anjing anjing... itu hanya nama yg manusia berikan padamu. Aku selalu bisa belajar dari mereka, belajar untuk bangun berdiri ketika kemungkinan berdiri itu begitu kecil. Rogers... terimakasih untuk semuanya. Mungkin Rogers sudah bertemu dengan Luna sekarang -- sobatku jg sewaktu kecil.

-Putu-

Monday, March 30, 2009

Selamat Liburan, Selamat Makan.... ^^

Memperingati Hari Raya Nyepi kali ini emang udah diniatin untuk ngumpul bareng keluarga tercinta di Bali. Seperti biasa, memilah-milah jadwal dan mencari celah biar dapat ijin dari kantor. Dan berhasil aku dapat libur 5 hari.!. Lumayan lumayan lumayan banget, hehehe.

Perjalanan makan memakan dimulai ketika aku memasuki executive lounge di airport Soekarno-Hatta. Disana ternyata ada jamur goreng favoritku.... dan ada mendoan yang uenyak. Alhasil aku puas-puasin sarapan disana pakai jamur goreng, hehehe. Dan ternyata lagi ketika aku duduk di dalam pesawat Garuda (Jkt-Dps), aku disuguhin omelet pakai keju, trus ada baked mass potato, dan ada buah melon, serta jus aple. Wao.... kenapa pas bgt ama seleraku. Asik.........^-^ Sarapan kedua yang sangat mengenyangkan dan menyenangkan. Selesai makan akupun tidur pulas selama terbang di langit yang cerah, hehehe

Seperti biasa pula, di airport aku dijemput kakak tercinta, Tut Ajus. Kemudian selayaknya tradisi kami berdua, yaitu nyamper Mc.D sebelum pulang, akupun menuntaskan niat terpendamku, yaitu makan es krim-nya Mc.D........... Uenyak uenyak uenyak..... (secara aku udah dua minggu tidak berniat makan, makan hanya sebatas kewajiban saja). Selanjutnya perjalananpun dilanjutkan, dan ... baru kali ini aku diajak mampir-mapir untuk jajan di jalan. Dan sekali lagi niat terpendam terselesaikan, yaitu makan es buah enak buanget di daerah Kapal sana. Harganya murah banget.... semangkok besar itu cuman 2.500 perak. Selanjutnya.... perjalanan tiba di Bajera. Lagi-lagi aku berhasil menunaikan niat makan, yaitu membeli cemilan kesukaanku waktu kecil. Wah.... lega bleh, hehehe.

Setiba di rumah, ternyata si ibu udah nyediain makanan kesukaanku buat sahur sebelum puasa Nyepi, yaitu pecel ala ibuku dan ada “jukut don sela mebejek” (daun singkong yang di uleni pakai garam dan bumbu lainnya), juga ada serundeng kacang yang lezat abissss.... serta ada kerupuk beras idolaku sewaktu kecil, selain itu ada jajan “maco” (sejenis gulali yang ada ketan-ketannya). Wao wao wao..... thanks mom.

Nah, pas buka puasa juga ada alpokat sebagai makanan pembuka, dimana buah ini adalah kegemaranku untuk sarapan, hehehe. Selanjutnya, lagi-lagi si ibu menyuguhkan pecel kesenanganku. Kemudian membuat sayur dan goreng krupuk, ditambah beras Bali, uenyaknya pollllllll ^-^. Terus hari Sabtu, sepulang dari tirta yatra, aku dibuatin mie kesukaanku. Bikinnya pakai mie telor dengan bumbu ala kadarnya. Tapi karena yang buat adalah tangan ibuku, alhasil rasanya mantap banget (narsis dikit ya.... ). Pada hari Minggu, ketika hendak ke Denpasar, aku menikmati serundeng kacang, kerupuk beras, dan nasi dari beras Bali. Aku selalu berpikir, kenapa beras Bali begitu memikatku ya.... tapi emang enak kok. Beda banget ama nasi di Jakarta rasanya. Kalau di Jepang, ini mungkin sekelas beras Nigata. Dan untuk makan malam, aku mendapat cap cay idolaku. Dagangnya ada di Nusa Dua sana.

And for the last day.... Pagi-pagi kakak tersayang udah beliin aku nasi jinggo. Enak bgt. Kemudian dia lagi-lagi menambahkan mie ala Putu Sri Artati (kebanyakan sayurnya daripada mienya, hehehe). Makan pagi yang nikmat, pikirku. Selanjutnya makan siang bareng Mbok Geg di Warung Bu Karyadi. Disana makan cendol yang nikmatnya unik dan enak bgt, juga aku makan angsio tahu. Huih.......rasanya dan komposisi bahannya aku banget deh (gak ada dagingnya dan sayuran serta tofu-nya aku suka). Begitu pula dengan cap cay-nya. Selanjutnya sekarang ini aku sedang ditemani kue blueberry dan banana muffin-nya starbucks. Bekal dari Bali sebelum berangkat tadi.

Ternyata aku emang butuh liburan, menghilangakn stress yg terpendam. Intinya sih membangkitkan selera makan lagi :d