Wednesday, October 15, 2008

175 Perak!!

Ketika membuka Friendster, terlihat ada angka 175 di halaman “connection”, ternyata aku udah memiliki 175 teman disana. Tiba-tiba teringat masa TK – SD dulu, dimana uang 175 adalah kesukaanku. Ketika dikasi 150, gak mau. Kalau dikasi 200, mikir2 dulu sebelum masukin ke kantong.

Sekarang sempat mikir, kenapa aku dulu cinta banget ama uang berakhiran 25 ya... apa karena absenku adalah absen 25 di sekolah. Sebetulnya sih gak ada alasan yang cukup misterius sepertinya, hanya saja dengan uang 25 perak aku bisa membeli sebuah snack kesukaanku (20 thn yang lalu). Jadi, 25 perak buat beli snack, 50 perak buat beli nasi bungkus (mirip nasi jinggo), terus 100 perak ditabung deh.... ^^

Masa dulu itu murah banget rasanya hidup. Tapi sebetulnya sama aja sih dengan sekarang. Sesuai hukum ekonomi, harga murah – pendapatan juga segitu2 aja, terus sekarang harga udah pada mahal – syukurnya pendapatan ngikut juga sie.... hehehe

Terus, kalau sekarang melirik anak-anak TK – SD yang jajan, kayanya minimal 2000-an deh, karena harga snack aja udah 500-an perak (itu kalau ke sekolah jalan kaki, jd tidak terhitung ongkos angkot).

Senang sekali mengenang masa anak-anak ^^
Gambarimasu!!!


-Putu-

Friday, October 10, 2008

Hujan

Sepertinya banyak orang yang teringat masa lalu ketika hujan turun dan sambil memandangi rintik-rintik yang turun, pikiran terbang melayang ke alam puluhan tahun silam.

Saat ini aku sedang menonton sebuah film samurai, tokoh utamanya adalah seorang samurai tua buta (pura-pura buta tepatnya) yang bernama Zatoichi. Ketika hujan turun, dia hanya bisa mendengarkan rintik hujan dan mulai teringat akan masa lalu dia, ketika membunuh sekelompok musuhnya di dekat jurang pas hujan lebat menerpa. Kemudian, si gadis cantik yang berpura-pura sebagai geisha guna membalas dendam kematian orang tuanya juga bengong memandangi hujan. Dia teringat ketika bersama adiknya yang bernama Seitaro ngungsi dari satu rumah ke rumah lainnya (karena mereka tidak punya tepat tinggal dan diburu-buru oleh musuh ayahnya). Yang lebih kasiannya lagi, Seitaro yang merupakan seorang laki-laki, dipaksa menjadi geisha oleh majikannya waktu kecil (mereka sempat menjadi pembantu di sebuah rumah). Syukurnya Seitaro sangat baik, dan memanfaatkan semuanya untuk memperoleh uang, sehingga dia bisa bertahan hidup bersama kakaknya. Sedih memang, tapi begitulah dunia, harus dihadapi dengan keberanian.

Akhirnya aku juga teringat masa-masa dulu, dimana hujan selalu memberikan banyak cerita. Teringat waktu naik motor ama kakak tersayang pas hujan lebat. Meski kita kedinginan, tapi kita terus bertahan agar cepat sampai rumah. Satu sama lain saling menyemangati. Aku kasi semangat agar dia gak gemeteran pegang stang motor, dan dia nyemangatin aku agar gak ngantuk. Namun ada suatu masa dimana motor kami mogok, gak bisa jalan lagi. Untungnya ada tempat berteduh ^^ , setelah hujan reda, motornya sehat lagi, hehehe. Emang kakakku itu adalah sobatku dari kecil ampe sekarang dan seterusnya.

Waktu kecil, hujan memberi kesenangan tersendiri untukku, meski setiap hari sepatu basah sepulang sekolah. Sepulang sekolah langsung mandi, trus makan siang, kemudian tidur siang. Bangun-bangun hujannya udah reda dan saatnya menonton pelangi.... sambil bermain dengan anjingku ^^

Masa kecil itu emang sangat menyenangkan, meski semua dalam kategori “basic”, tapi aku sangat mensyukurinya, karena itulah yang terindah ^^
Dan hujan memang memberi berkah, tidak heran teman-teman Chinese sangat senang jika hujan turun pas Gong Xi Fatchai, tapi asal jangan ampe banjir-banjir segala......


-Putu-