Monday, November 17, 2008

Sunshine after the rain


Gak nyadar sebuah lagu mengiang di telinga, ternyata judulnya enak aja "sunshine after the rain".

Kalimat itu mungkin memberikan banyak arti, ketika aku melihat cyberdharma, aku teringat bagaimana kisah 2 bulan yang lalu, dan aku hanya bisa berucap "terima kasih untuk semuanya, untuk semua semangat itu, untuk semua ide yang sangat indah, meski kecil itu sangat berarti". Berdoa agar semakin banyak ide yang tertampung, dan semoga semakin banyak hal indah tercipta. Sunshine after the rain... is there...

Kemudian aku membuka Friendster, tiba-tiba tangan meng-click Friend, dan aku menatap sebuah page, yang selalu aku lihat dulu... Sekarang, maybe the rain just fell down and I need to stay, couldn't go anywhere. Wish the rain finish, and I can move forward, walk, run, to .... Those pictures remind me of all the stories behind. Sunshine after the rain is the one thing I won't change

Then, somebody asked "Wao Paris...". "Nope, itu Tokyo Tower" sahutku. Memandangi Tokyo Tower dari balik pohon, merupakan sebuah moment yg sangat indah. Teringat ketika aku berjalan di Rainbow Bridge, tanpa disadari aku make a wish, yang tersimpan rapi sampai sekarang, angin sumilir, ombak, merekalah saksi dari setiap kata lembut yang aku ucapkan dalam bisikan. Still hold the hope...

Sunshine after the rain is the one thing I won't change.....I'll be the sunshine after the rain... Sunshine after the rain together till the end....

Thursday, November 13, 2008

Virus “n-Ach”

Menjelang makan siang, tiba-tiba ada sebuah message muncul berjudul “Sekolah Hidup Susah”. Kesan pertama hanya bisa tersenyum dengan dibarengi niat untuk mencari tahu. Beberapa kalimat melintas di benak, beberapa paragraf selesai, beberapa contoh hinggap di kepala, dan akhirnya senyam senyum sendiri, hehehe. Ternyata tanpa disadari aku sudah terjangkit virus “n-Ach” dari masa balita. Siapa yang menulari, aku tidak tahu!!

Waktu kecil, makan bersama orang-orang yang jail bukanlah kegemaranku, karena mereka suka mengambil makanan yang aku sisihkan. Kenapa aku menyisihkan, karena aku ingin memakannya nanti. Makanan seperti apakah itu, makanan yang paling enak dari semua makanan yang ada di dalam piring tentunya. Ternyata oh ternyata, kebiasaan hidup seperti itu adalah tanda-tanda orang yang terjangkit virus “n-Ach”. Wao.... kesan selanjutnya, xixixixixixixi.

Btw, virus “n-Ach” (need Achievement) adalah sebuah virus yang harus dikembangbiakkan. Karena dengan berkembangnya virus ini, kekebalan seseorang akan dunia yang kejam semakin terpelihara, sehingga ketika mengalami masa-masa buruk, dia akan tetap sehat dan masih kuat menatap dunia. Singkat kata, hidup susah juga perlu dilatih, agar jiwa mental fisik siap menghadapi masa-masa dikala kita jatuh miskin atau gagal atau peristiwa tidak enak lainnya. Menurut survey (yang membuat sedikit kaget), ternyata 3 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan jiwa. Mereka semua berada dalam posisi labil dan selalu dihantui ketakutan jika mereka mengalami kegagalan, krn memang mereka tidak siap untuk itu. Orang yang biasa serba mewah, ketika jatuh miskin, tentu akan merasa cukup sulit menyesuaikan diri. Jadi, menurut artikel tersebut, biasakanlah hidup prihatin, karena kita tidak pernah tahu roda dunia sedang berada dimana, di atas atau di bawah.

Wah.... emang satu artikel itu benar-benar membuatku berpikir dan terbang ke alam 20 tahun lalu. Menurut teori, setiap makhluk hidup pasti mempunyai insting untuk survive, dan aku merasa diriku juga demikian adanya. Tidak ada yang pernah mengajari, tidak ada orang yang aku contek, tapi tanpa disadari aku menjalani pola hidup seperti itu (selalu berusaha merawat ladang tempat berkembangbiaknya virus “n-Ach”) ^^

Gambarimasu!!!

Saturday, November 01, 2008

Hakusui

Hakusui, itulah satu-satunya kata yang bisa aku baca dalam sebuah kipas hasil pemberian (krn kata lainnya semua dalam kanji). Tidak terasa, tiga tahun sudah kipas itu menemani hari-hariku yang sangat berwarna.

Ketika tiba di kantor, tergeletak sebuah kipas yang terbuat dari kertas di meja kerja. Meski terlihat sangat sederhana, tapi sangat menarik perhatianku, sampai-sampai aku bertanya pada semua penghuni kantor (kecuali dua orang) siapa kira-kira yang meletakkan kipas cantik itu di mejaku. Tak satupun mengaku dan hanya menjawab “tidak tahu putu san”.

Seharian pikiran terus dibawa ke alam tebak-menebak, siapa yang sangat berbaik hati memberiku sebuah kipas, dengan cara diam-diam lagi. Sampai akhirnya malampun tiba dan berusaha untuk mengulur waktu hingga semua orang pulang sehingga hanya tinggal beberapa, termasuk diriku tentunya. Dengan mengumpulkan keberanian akhirnya bertanyalah pada mereka yang sedang membereskan laptop “excusme, anybody knows who gave me this??”, dan merekapun bingung... “no no, not me” “I don’t know”. Akhirnya muncullah si Mr.X, dan berkata “ini dari saya untuk putu san”. “Arigatou....” balasku sambil tersenyum ^^ -- persahabatanpun dimulai!!!

Hah....... hari memang cepat berlalu dan semuanya hanya tinggal kenangan. Tapi semuanya memang sangat berharga dan pantas untuk dikenang. So nice......

Kipas kipas..., thanks ya udah jadi salah satu sobatku. Aku akan berusaha untuk selalu menjagamu, seperti pesan sang pemberi.

Gambarimasu!!!

-Putu-