Sunday, December 19, 2010

Fantastic Days.... ^^

Tough days for tough person, tough moment for tough player, that was people said to me. fiuh.... quite right I thought.

Btw, memang semuanya kelihatan "tough" in these past months, pekerjaan, kampus, sosial life, family life, everything. Then, still.... aku pikir it's just of practicing, part of my journey to something higher (mentally, physically, n spiritually).

So, never give up; n every moment, every second, every minute has a great meaning for this beatiful journey. All is gonna be compiled in one memories of life.

Walk with all great persons facing this great life just a great experiences, for me especially :)

Then... I just wanna say thank u so much for the closes one, n many others.... ^^

-putu-

Saturday, July 31, 2010

Samsak

Samsak... aku mengenal benda ini ketika aku balita, dimana dialah tempatku bergelayutan dikala waktu senggang. Dan saat ini, samsak sepertinya menjadi urutan kedua setelah home theater yang akan aku beli ketika punya rumah sendiri.

Samsak itu tebuat dari pasir biasanya... atau dari bahan lain, bisa jadi busa padat, yang dibungkus dalam kantung, dan biasanya digantung di dojo, untu latihan pukulan atau tendangan. Dan memukul/menendang adalah kegemaranku. Memukul bantal kalau lagi mimpi buruk, memukul nyamuk kalau lagi diusilin, menendang bola saat tes di sekolah, memukul bola saat main volley, dan memukul/menendang hal lain yang memang harus dipukul/ditendang... (mulai ngawur ini)

Malam ini satu benda yang paling aku ingini ya samsak itu....sayang aku udah mulai jauh dari dojoku. Sebenarnya benda yang paling sabar itu ya si samsak ini. Tak pernah komplain meski aku hajar sehajar-hajarnya, sepuas-puasnya aku mawasi atau maegeri atau cudan cuki, atau apalah yang lain dan sebaginya itu. Dia temanku yang pasti. Dan satu lagi, dia tdk bisa disamakan dengan siapapun....

Tapi satu hal positif yang bisa diperoleh dengan bertemankan samsak adalah... menghindari cedera masal. Karena kalau tangan/kaki lagi gatel, daripada banting panci di dapur, mending mukulin samsak aja ampe teler dan keringat terkotos-kotos. Daripada memaki-maki orang, tendangin aja tuh si samsak. Cabik-cabik ampe pasirnya tumpah ruah, paling diri sendiri yang lelah ngeberesin. Tapi kan tidak merugikan orang lain dengan kata2 kasar. Kalau mau nimpuk-nimpuk, timpukin aja si samsak, lemparinpakai pisau, dia gak bakal nangis karena terluka. Dia akn terus diam sediam-diamnya ampe tamat riwayatnya.

fiuh............. dimana aku bisa gantung samsak disini ya... kalau tengah malam aku mukulin dia, tetangga kos pasti protes. Hmmm............. jadi nulis2 tentang samsak deh jadinya............. n tetep nabung biar bisa beli rumah sendiri n beli samsak, juga home theater. Sambil dengerin hip hop + menghajar samsak. Puas............. lebih pas daripada menghajar pohon pisang. Rugi udah nanem, malah dihajar ampe tertepar-tepar.

Salam samsak.!.

Doyan Manjat

Malam ini tiba-tiba ingin mencatatkan kegemaran lawas yang sejak dua minggu lal dilakoni lagi, yaitu panjat memanjat.

Dulu, kata mbahku... kataku deng.... aku itu doyan manjat n lompat. Alhasil semua pohon jambu habis dipanjat, termasuk mohon cengkeh, juga pohon kopi. Jadi gak heran kalo persentase menangis waktu kecil juga banyak tejadi gara-gara jatuh krn gagal memanjat.

Tidk hanya mahkluk hidup yang doyan dipanjat, tapi.... tangga di bendungan yang tinggi itu juga dipanjat, tidak ketinggalan juga kamar mandi tat kala kuncinya error. Kalau masalah pagar, emang udah bawaan kal ya doyan lompatin pagar tetangga n pagar pura :D -- menyenangkan emang.... ^^

Kegemaranku memanjat dan melompat pun mulai pupus pada tanggal 1 Maret 2003. Aku parno dan trauma. Aku takut dan aku lari ketika dihadapkan pada kegiatan panjat memanjat n lompat melompat. Kasian diriku.... tapi untungnya syaraf badung masih nyala, sehingga tak ketinggalan 2 minggu yang lalu pagar Candi Sewu dipanjat gara-gara nyari jalan pintas... piss Mas..... qiqiqiqiqiqi.... Dan minggu lalu, jaring2 setinggi 10 meter akhirnya dipanjat juga, meski kehilangan energi di tengah jalan. Tapi bisa juga melompat, meski tak sukses 100%. But at least masih berani tuk melakoninya.

Memanjat pohon lebih nikmat daripada memanjat gedung atau tangga, krn banyak cabang tempat melompat dan berpegangan... hap hap hap...

Namun.... meski aku dari orok doyan panjat memanjat n lompat melompat, aku masih lebih seneng jalan jauh n lari. Nikmat rasanyo.... hilang beban n berat kepalo.... hidup teraso enteng dibuatnyo... ah.... senangnya aku punya hobby atletik.... dan mendapat kesempatan jadi atlet.... Thank You My Lord... Love U always :)

-putu-

Wednesday, June 30, 2010

Dear Blog

My dearest blog,

Long time I've never been written something on you... (tiba-tiba inget masa silam, masa2 ABG ketika suka nulis diary -- my dearest diary... @_@ )

Blog kala ini memang sanggup menggantikan setumpuk buku diary, dan pas sekali dengan target tahunan yaitu paperless. Ngirit dikit pastinya, secara buku agenda jaman ini muahal-muahal sekali....! Namun secara blog ini konsumsi khalayak, tentu menulisnya terkadang tak senikmat goresan tinta di buku warna-warni itu.

Nyaris lupa kapan kali terakhir aku menorehkan isi kepala dalam tulisan di blog ini, atau blog lainnya. Bukan krn menganggapnya tak penting, namun krn banyak sekali hal lainnya yang berputar-putar di kepala, yang harus dicurahkan lebih dahulu. Lumayan, beberapa thesis mini sudah disampaikan, UAS telah dikerjakan, inisiatif baru telah dimulai, tinggal mikirin pelan-pelan next mini thesis lainnya, dan action plan untuk next inisiatives. Fiuhh...... nikmatnya belajar dan bekerja.!. (Gubrak mode = ON)

Belajar dan bekerja adalah dua kenikmatan yang paling nikmat setelah makan dan tidur (menurutku). Belajar tidur dan belajar makan juga nikmat. Belajar bicara pada anjing dan kucing sangat menyenangkan. Belajar menyapa angin lebih nikmat. Tidur di atas tumpukan buku tebal juga teramat nikmat. Berharap semua isi buku nyusup terserap ke dalam kepala (error mode = ON). Bekerja apa saja juga asik. Bekerja mencuci dan nyetrika baju sendiri nikmat rasanya, krn gratis dan sekalian nyari keringet dan ngelatih kekuatan tangan mengucek. Bekerja sampai tengah malam juga nikmat, menikmati sepinya jalan jakarta at mid night.!.

Dear blog, sorry aku sudah cerita ngoceh kemana-mana. Tapi aku yakin kamu kangen akan torehan tanganku yang terkadang nyeleneh bin aneh @_#

So, just enjo(i) n goodluck.!.

-Putu-

Saturday, June 12, 2010

Ku... di Kampus Biru

Tanggal 12 Juli 1998, hampir 12 tahun sudah, ku turun dari bus dan menuju kampus biru. Megah sekali.... boulevard yang panjang sekali... balairung yang besar sekali... ku terkagum. Ku letakkan tas, ku pandang sekeliling, ku berucap... thanks God, finally I'm here. Ku berjalan menyusuri koridor nan panjang, ku lihat hamparan lapangan rumput bak bukit nan luas, ku rasakan sentuhan angin sumilir, ku lihat ratusan anak serupa-ku, berpakaian putih biru. Ku diam tak berani menyapa, ku berucap ketika memperkenalkan diri di depan putra putri Indonesia, ku bangga.!.

Suka duka, dimulai tanggal 13 Juli 1998. Lembar demi lembar soal tes, ruang demi ruang aku masuki untuk interview, tantangan demi tantangan ku lewati, hingga pengumuman tiba yang sanggup menitikkan air mata, ku lulus..........!!!

Gong perjuangan telah dikumandangkan, komitmen telah diucapkan, ku berjanji pada diriku, ku tak akan menyerah.

Ku hidup di sebuah tempat dimana ku temukan banyak hal tentang diriku, ya.. di kampus biru. Aroma rumput, pekatnya malam, indahnya sinar pagi, memukaunya pemandangan, ramahnya lingkungan, mistisnya udara, misteriusnya kisah, beratnya pelajaran, banyaknya kegiatan, besarnya tanggung jawab, ku... belajar tentang dunia.

Ku tahu, disana juga rumahku, rumah penuh kenyamanan dan inspirasi, rumah penuh dengan canda tawa, rumah yang selalu kan kukunjungi, ku kan pulang...!

Tahun-tahun tak terasa, semuanya berlalu penuh kenangan, penuh kisah, kisah yang tak terceritakan. Rumput-rumput itu, pohon belimbing wuluh, pohon sawo kecik, pohon flamboyan, bunga kamboja, bunga kenanga, bunga cempaka, pohon palem... mereka saksi semuanya... mereka sobat yang sangat mulia, yang selalu ku rawat saat masanya tiba, yaitu kurvey.!.

Teriakan lantang ku memanggil para sobat tuk merawat mereka pun sering terdengar tatkala minggu hendak usai. "Kurvey woi..........!!!", dan kisah di medan kurvey pun dimulai dan diakhiri sebelum maghrib tiba.

Beberapa hal yang ku sangat kagumi dari setiap insan adalah sikap "prihatin" n "legowo", serta "pantang menyerah", juga tahu "cara memposisikan diri". Lima tahun di atas usia, itulah jargon yang selalu ku dengar, hingga tak heran terkadang ku merasa bicara dengan "orang tua", karena mereka semua tlah "dewasa", dewasa dalam pola pikir, dewasa dalam ambil keputusan, dewasa dalam berprilaku, dewasa dalam menatap dunia.

Panjang sudah ku bercerita, ku kangen... ku kan pulang... ku kan kembali kesana.. ke kampus biru.!.

-Putu-

Friday, June 11, 2010

Slow down.. n find.. its beautiful

Pernah dijuluki "flashy", karena suka jalan cepat, lari cepat, ngerjain ini itu cepat, "gradak gruduk" in positive way, etc. Semua itu menyenangkan, bisa melewati setiap detik dengan banyak hal dan waktu terasa cepat sekali berlalu, dan puas bisa melihat banyak hal done well.

Meninggalkan ruang kantor dengan segala hiruk pikuk seperti biasanya, berjalan menyusuri boulevard, menghirup udara malam, memandang langit gelap, melirik kota jakarta yang dipenuhi cahaya lampu gedung-gedung yang beradu design nan elok, ahhhhh.... indah sekali.

Tujuh tahun, waktu yang cukup panjang untuk aku bisa menyadari bahwa aku adalah part of this town, dan sembilan tahun merupakan waktu dimana akhirnya aku benar-benar menyadari bahwa kota ini indah. Indah, seindah caraku memandangnya. Setiap detik, setiap berkah, setiap tetes air, setiap langkah, adalah bagian dari kota ini yang sudah menjadi bagian hidupku. Rasa kangen-pun bermunculan ketika khayalan terbang ke alam antah barantah, dimana aku tidak berada di kota ini lagi. Aku akan kangen... kangen pada kota ini.

Inspirasi tumbuh dengan mekarnya ketika aku menyadari bahwa aku menyadarinya ketika aku bisa memandangnya lebih pelan, menikmatinya lebih pelan dan memandangnya secara positive. Dan ternyata banyak hal dalam kehidupan ini yang akan terlihat sangat indah ketika aku melihatnya dengan lebih pelan dan lebih positive.

Masalah, pelajaran, pekerjaan, lingkungan, terkadang terlihat njelimet, namun pelan-pelan ternyata semua itu hanyalah variable-variable yang selalu memperindah kehidupan ini :)

So, just enjoy and slow down.... then there a beautiful thing behind.!.

-Putu-

Sunday, May 30, 2010

Dirawat di RS Pertama Kali

Nginep di rumah sakit gara-gara aku yang sakit adalah kali pertama dan enak gak enak ^^ .

Biasanya, dulu aku yg melayani orang2 yang dirawat, kini saatnya aku tertepar dan suster melayani dengan baik. Emang si putu harus rehat... itulah komentar yg muncul, selain komentar "bisa jg ya sakit". Aku kan jg manusia, jd wajar dunk kalo aku sakit... meski ini yg pertama ampe makan cairan infus.

Tinggal d rumah sakit, aku menikmatinya, meski badan sakit dan kadang2 merintih2 sendiri di tengah malam. Beginilah nasib anak rantau... lonely ranger.!.

Menonton TV guna membunuh kebosanan adalah kesenanganku sejak lahir, mungkin krn hadiah lahirku adalah TV baru. Membaca guna mengundang ngantuk jg hobbyku. Makanan yg disuguhkan jg makanan kesukaanku, mulai dari bubur sumsum, sayuran beragam, buah, air yg banyak, dan teh manis. Jd intinya, aku melakukan beberapa hal yang sdh lama tdk aku lakukan di kamar 504 itu.

Sekarang aku sdh menikmati lagi aktivitasku, mulai dari mencuci, nyetrika, sekolah, kerja, menari, makan di warteg, di resto kegemaran, tapi lembur yang belum dan makan rujak yang belum berani, jg minum beberapa jenis minuman ~_~

Teman-teman yang menjenguk pun mampu membuatku tersenyum dan tertawa, thanks pal... U're always be the best. Meski kalian semua melarangku untuk tertawa, tapi aku tak bisa berwajah meringis dan merintih meski sakit... so sorry.... :p

Setiap pengalaman dan kejadian selalu berharga, dan there's meaningful things behind. Like father said "u should remember OK.!.", yeah pap, I forgot many things along the time, that finally made me suffering till like this. thanks for reminding me.


-putu-

Wednesday, May 05, 2010

Their ways...

Ternyata semua punya caranya masing-masing, itulah kalimat yang hari ini terus bermunculan.

Pertama, ketika kaca mata yang telah menemaniku selama 3 tahun 4 bulan tergeletak di lantai, pecah jadi dua. Hah??? Kok bisa, my goodness, ….. teriakku pagi ini. Tidak menyangka dan tidak menduga kalau akhirnya lensa kesukaanku itu wafat akibat lotion yang meleset dari titik keseimbangannya. Alhasil, si lotion jatuh tumbang dan menimpa si kacamata yang tak berdaya, hingga terpental dan prak.!. Mungkin dengan cara inilah dia membebaskan dirinya dari jeratan tisu-tisuku yang setiap hari mengucek-ngucek-nya, atau dia akan istirahat, berhenti menemaniku dalam mengais rejeki dan menjalani beragam kehidupan ini.

Kedua adalah benang sedatu putih yang didapat di Candi Ceto, yang melingkar di tangan sudah hampir 6 bulan. Barusan tanpa aku sadari, tiba-tiba (tumben-tumbennya) gelang itu nyangkut berulang kali di ujung keyboard, hingga akhirnya diapun putus. Lho?? Kok ? putus ? Tiba-tiba lagi tangan rasanya enteng sekali, padahal masih ada benang tridatu lainnya melingkar di tangan. Sekali lagi keluar kata yang sama, mungkin inilah caranya dia berhenti melingkari tanganku.

Semua memang punya jalannya masing-masing…. Tidak perlu ditebak, tidak perlu dipaksakan, begitulah kesimpulan hari ini. Jika semuanya harus terjadi, terjadilah. Kalau ada yang menyebutnya pasrah, ya begitulah.!.

So, just enjo(i) and be positive :)

-Putu-

Saturday, May 01, 2010

Kepala Keras? Dikucek aja.!. :p

"Keras Kepal",itulah salah satu temanku sejak kecil. Karena,kalau tidak keras kepalanya,kalo digetok, kepalaku gampang benjol.!. -just kidding.

But the point is..... keras kepala adalah salah satu karakter yang melekat dalam diriku,tapi juga melekat pada kulit kepalaku (sama-sama keras :p). Karakter itu ada baik dan ada sisi lemahnya, namun tetep harus dirangkul selayaknya karakter yang dianggaplebih sedikit negatifnya,seperti "selalu bersyukur". So, aku bahagia dengan semua karakter yang melekat di diriku, semua yang baik dan yang dianggap kurang baik. Dan hal ini membuat aku terus bisa strech.... strech the characters...

"Putu, kalau bisa, saya ingin mengucek-ucek otak kamu....!! hehehe.... sudah tahu itu salah, masih saja berargumen untuk metodologi itu. Kan sudah jelas itu mutlak dan ini relatif", kata sang bapak idola. Senyum simpul jawabku sambil berucap "siap Pak,paham Pak ^^)

So, memahami sisi positif dan sisi kurang positif diri emang seru. Paham ranah-ranah yang harus dikembangkan, tambah menarik lagi. Be creative untuk become better semakin menantang. Karena intinya cuman satu "People cannot be change.!." "They only could be streched".

So, just enjoi..! ^_~

-Putu-

Sunday, April 04, 2010

Jangan Berubah

Malam ini, sembari mengutak-atik soal statistik, tangan merogoh notepad, berharap ada sesuatu yg menginspirasi dalam kotak surat. Ternyata betul ada, yaitu sebuah artikel berjudul "Jangan Berubah" yang diposting oleh Ajik Ngurah.

Setelah dibaca, inspiratif sekali. Ingatan kembali ke masa silam dimana ada kata di telingan menyelinap "kamu telah berubah", dan kalimat simple itu seperti sambaran petir yang membuatku merenung panjang. Sembari berpetualang menemukan makna kalimat itu, tanpa aku sadari kalimat simple lainnya kembali menyelinap "kami bisa memahamimu", wao.... seperti siraman air sejuk dikala panas rasanya.

Setelah perjalanan panjang, aku pelan-pelan memahami makna kalimat itu. Aku menemukan alasan, kenapa kalimat pertama terucap, dan kenapa kalimat kedua-pun diucapkan. Aku akan kembali, berubah lagi dari sesuatu yang telah berubah. Memahami orang yang telah memahami. Dan kembali menjadi sesuatu yang tidak berubah, dan hal itu bisa dilaksanakan ketika aku menemukan inti dari semua itu.

Janganlah berubah, krn apapun yang terjadi kamu tetaplah kamu dan saya tetaplah saya. Oleh karena itu, carilah siapa dirimu, seorang diri yang tak akan berubah, meski terkadang terlihat berubah, berubah secara kasat mata untuk sesuatu yg baik.

Hv a good day dan bersemangatlah.

Tuesday, March 30, 2010

Ber-tameng

Kilasan malam ini bercerita sedikit tentang runtuhnya sebuah tameng. Tameng dengan segala merek.

Dalam setumpuk sampah di tengah hutan itu ada sebuah palu, palu yg diperoleh dari mengais-ngais gundukan sampah yg familiar itu. Dengan gagah perkasa lalu memukulkan palu itu ke tameng bermerek. Prang pecah.... ya pecah.... aku gak bertameng lagi.

Ketika keluar dari gudang sampah itu, diliriklah tameng yang pecah berserakan itu. tameng emas ke perak-perakan berlapis perunggu berlabel baja. Keren sekali palu itu, pikirnya. Padahal palu itu kecil dan hanya sebatang intan di ujungnya. Berhasil juga dia memporak porandakan tameng tebal itu.

Ketika tameng tak ada lagi, berjalanlah tanpa sebuah penutup, dan terlihatlah dengan jelasnya, siapakah itu.... tameng dengan segala label itulah yg selalu menemaninya, selalu melindunginya, dan membiarkannya mendekap dan menutup semua celah... celah semutpun berhasil dihalaunya.

Di padang rumput, beberapa puluh langkah dari hutan itu, berdirilah dan menatapi langit, sambil berkata "langit, engkau sekarang tamengku, just do what u wanna do, cause i really care or i do really don't care. then, just do it.!."
Langitpun menatapnya dengan ramah sambil berucap "aku tdk sekejam tamengmu itu, tameng yg kamu selalu banggakan". "Langit, terimakasih banyak," balasnya.

Tameng itu ternyata sudah tak perlu lagi, dan memang dari dahulu kala tak perlu, karena selama itu pulalah langit tak akan tampak semestinya. Just do it.!.

-Putu-

Sunday, March 21, 2010

Benar, Salah

Kilasan tengah malam kali ini adalah mengenai Benar dan Salah. Sangat relatif ketika kita mengatakan sesuatu itu benar atau salah. Tergantung dari sisi mana kita memandang, dan mungkin tergantung dari kepentingan kita akan sesuatu.

Sebagai manusia, untungnya kita dibekali pikiran dan perasaan, sehingga ketika logika nge-blank, masih bisa pakai perasaan, vise versa. Untuk para penggemar ”feeling usage”, alias prefer menggunakan feeling, mungkin logika selalu bisa dikesampingkan. Sama halnya dengan para penggemar “logic usage”, jarang sekali memperhatikan kata hatinya – pokoknya yg bener itu yang sesuai logika.

Kata orang bijak, feeling n logic harus balance, dan aku setuju sekali akan hal itu, secara based on experiences, logic-ku pernah benar, pernah salah, atau perasaanku pernah salah, pernah benar. Sehingga berjibaku juga mempelajarinya, kenapa itu bisa salah, ini bisa benar. Yah... itulah pelajaran hidup yang selalu membuatku lebih bersemangat menjalani hari, at least masih ada yg ditanyakan dalam kehidupan ini. Kenapa? Meski sesuangguhnya tak perlu lagi bertanya apa-apa, cause everything is there.!.

Seiring dengan proses berjibakunya mempelajari setiap “ion” beterbangan yang singgah, akhirnya terambillah keputusan bahwa tidak boleh mengesampingkan logika dan perasaan. Karena semuanya pada dasarnya saling mendukung. Ketika perasaan not feeling well, berhenti sejenak untuk review logika yang masih berkata “it’s good, just do it”. Begitu pula sebaliknya, ketika feeling said “OK”, berhenti sejenak untuk me-logika-kannya agar si logic yang awalnya gak setuju punya pegangan – meski “sedikit”.

Berpikir, analyzing tentang hal-hal kaya gini mungkin dirasa wasting time bagi sebagian orang yang menganggap hal ini malah “memperumit masalah”, atau menganggap orang lain “plin plan”, atau apalah lainnya….. tapi sesungguhnya adalah karena mereka tidak ingin menyakiti perasaan atau logika mereka sendiri…. There still something mismatch between the feeling n logic, and it takes time to find the answer of why. Waktu memang selalu akan memberikan jawaban…. Whatever it is.!.

So, stand up for the inner feeling and logic, krn bagiku merekalah temanku dalam setiap pengambilan keputusan guna menjalani kehidupan ini.


-Putu-

Saturday, March 20, 2010

Pengelana

Ada seorang pengelana berjalan menyusuri jalan setapak yang melintasi sebuah perkampungan dengan beragam penduduk. Sang pengelana itu menuju sebuah tempat yang jauh sekali. Dia berangkat tanpa membawa bekal makanan, karena dia yakin alam akan menyediakan begitu banyaknya makanan sehingga dia tak perlu khawatir akan semua itu. Namun dia membawa banyak hal yang orang lain butuhkan, yang mana mungkin dirinya sendiri sudah tidak membutuhkannya lagi.

Ketika melintasi kampung tersebut, banyak orang yang memanggilnya dan menawarkan makanan, atau sekedar air putih untuk membunuh dahaga. Tetapi dengan senyum ramah dia menolaknya karena dia sedang berpuasa. Sampai ketika dia merasa waktunya tiba untuk berbuka puasa, dan di ujung jalan ada sebuah rumah dilihatnya. Sang empunya rumah melihat sang pengelana melangkah, dan diapun memanggil pengelana tersebut. Kebetulan dia baru usai memasak, sehingga dengan senyum ramah mengajak sang pengelana mampir guna mencicipi hasil masakannya yang menurut sang pengelana sangat enak. Ketika mereka asik bercerita tentang suasana desa, tiba-tiba suami sang empunya rumah datang dan dengan marah-marah mengusir sang pengelana. Sang pengelana-pun kaget dan tidak tahu kenapa dia diperlakukan seperti itu. Dan diapun beranjak dari tempat duduknya, kemudian memohon ijin pada sang pengundang untuk pamit meneruskan perjalan. Sang pengundang memohon maaf atas semuanya sambil berusaha menahan pengelana untuk tetap tinggal. Sang pengelana hanya tersenyum sambil berkata “tidak apa-apa, terimakasih untuk makanannya yang sangat nikmat. Saya harus melanjutkan perjalanan saya”.

Sang pengelana keluar dari halaman rumah yang rindang itu, dan meneruskan perjalanannya sambil mendendangkan lagu-lagu menyapa alam yang dengan setia menemaninya dengan tulus ikhlas.

Sang pengelana selalu bebas, meski terkadang dia ingin mampir untuk waktu yang cukup lama di sebuah tempat, karena terkadang dia merasa kelelahan atau dia harus bercerita sesuatu pada orang yang membutuhkannya. Dia akan benar-benar berhenti ketika dia sudah mencapai tujuannya, yaitu rumah dia sesungguhnya di ujung jauh sana.

-Putu-

Thursday, March 18, 2010

Tough Day ??.!.

Spent the holidays at home with family is the most lovely moment for me :)

Ya, itulah kegiatan selama 6 hari ini, menghabiskan waktu liburan Nyepi bersama keluarga tercinta, dan berusaha untuk tak mengingat "kekacauan" dunia luar, entah di kantor atau di tempat manapun jua. Dan... hari ini adalah the last day at home, alias hari pertama kembali ke daratan kota metropolis.

Hari ini adalah ujian mid term di PPM, dan tentu aku cemas-cemas dikit, plus gambling, plus take the risk. Niat awalnya adalah mencari tiket murah, namun berani aja ambil risiko gambling nyaris tak ikut ujian. Ketika konfirmasi ke sang dosen, beliau menjelaskan bahwa tidak ada ujian susulan kalau tidak ikut ujian, alhasil deh semua jurus dan doa dikeluarkan -- agar tiba di Jakarta on time. Dan intinya adalah aku tiba di PPM sore ini jam 18:55 (setelah berlari-lari dan maksa tukang ojek agar meluncur secepat mungkin), kemudian jurus makan cepatpun dikeluarkan... was wus srup surp... ahh kenyang.......... :D

Waktu di jalanan tadi sore, jalanan macet banget. Aku pesen sama pak sopir taxi "Pak, saya mau tidur dulu. Nanti kalau sudah menjelang tiba bangunin saya ya. Tapi tolong agar sampai Sarinah jam 18:30". "Iya Mbak", jawab pak sopir ganteng itu. Akupun mendengarkan musik relaksasi, yang mampu membuatku terbang ke level teta (going to be delta) selama 1 jam. Ketika terbangun, akupun tolah-toleh, hah dimana neh.... ternyata aku masih di Grogol sodara-sodara.... macetnya ruar biasa... dan semua jurus mind powering-pun dikeluarkan.... dan dengan dibantu kelihaian pak sopir dan menyalip kendaraan di depannya... jadi deh aku berhasil tiba di Sarinah jam 18:40 (gapapa telat 10 menit dari rencana). Jurus langkah cepatpun dikeluarkan sambil berkeringat dan jurus nafas langkah cepat secara otomatis ter-set = on. Ketika ketemu tukang ojek, semua carapun dia lakukan, mulai dari menerobos trotoar berlawanan arah, sampai meliak-liuk di tengah para mobil mewah. Tapi sempet2nya coba si tukang ojek angkat HP.... mas-mas... piye toh sampaian. Kalo nyosor got piye nanti??!!!

Soal ujiannya seru, karena ada satu soal yang diluar praduga dan prasangka. Tapi untung open book. Lumayan kelihaian menilik apendix terbangunkan dengan cepat. Dan lumayan.... wish for the best result he heh e.

Yah, ketika orang sibuk mendiskusikan soal-soal itu, akupun ngacir pulang.... secara gitu loh... tepar juga setelah seharian meniti kota Denpasar - Jakarta.

Hari ini aku ingin sekali berterimakasih pada:
1. Pak sopir taxi Ubung - Renon, atas valuable advices
2. Pak Sopir taxi Cengkareng - Sarinah, keren nyetirnya di tengah macet... adem tenang, tapi action
3. Mas tukang ojek Sarinah - PPM, meski rada sangar... keren tuh motornya (kata dia "untuk mbak, saya kasi motor baru neh...")
4. Yang pasti adalah Beliau-Beliau yang selalu menemaniku :)


Kata film Precious, Life is hard, Life is painful, Life is short, Life is rich. Aku tambahin ya... Life is wonderful, Life is mysterious, Life is amazing, Life is blessing, Life is happiness, Life is misery, Life is thing that worth to be done well!!



-Putu-

Sunday, March 14, 2010

Kehilangan

Tengah malam kali ini, sembari menulis summary, ternyata film yang menemaniku berjudul “Postman”. Good enough. Salah satu adegan, yaitu ketika sang keledai kesayangan dijadikan daging makan siang oleh sang penguasa, dan sang tuan begitu terpukul sampai tak niat makan, sedih... begitulah gambaran perasaan kehilangan itu; jadi mengingatkanku akan perjalanan kehidupanku selama ini. Banyak sekali kehilangan kalau mau dihitung-hitung, meski juga aku menemukan banyak hal baru dibalik semua itu. Intinya sih masih balance antara yang “in” and “out”.

Waktu kecil, aku sering meneteskan air mata karena tupaiku mati, atau burung pipitku wafat, juga ketika ikan atau anjingku meninggal dunia. Hanya bisa diam tertegun memandangi tubuh tak bernyawa itu, sambil bergumam “semoga kamu bahagia disana ya.!.”

Setelah mulai tumbuh dan pergi meninggalkan kampung halaman, perasaan kehilangan semakin menjadi-jadi, namun dibalik semua perasaan dan tetesan air mata itu, ada setitik pencerahan dimana selalu mengingatkan bahwa aku tidak perlu merasakan semua itu, karena aku sesungguhnya tidak memiliki apa-apa. Ketika anjingku yang sekaligus jadi sobatku lenyap, akupun hanya tahu dia akan selalu menemaniku meski tak terlihat kasat mata. Meski orang2 yang aku cintai tak ada di dekatku, aku tahu mereka selalu ada di ranah dan alamnya masing-masing. Semuanya still there as it is. Tak ada yang hilang sesungguhnya. Namun, aku masih manusia yang memiliki saraf yang mampu meneteskan air mata, dan saraf sensitif yang bereaksi ketika aku merasa ada yang hilang, sehingga sampai hari ini aku masih termenung ketika anjing tak bersalah dibunuh ketika dia tak mau di vaksin, aku masih termenung ketika aku mendapat kesempatan dan lenyap di depan mata, aku masih termenung ketika mereka tiba-tiba pergi tanpa hal yang jelas, aku masih termenung akan misteriusnya kehidupan ini.... ........... .......... yah, itu hanyalah pemikiranku yang sesungguhnya harus aku renungkan “kenapa aku masih termenung akan hal itu”.

Sebelum bisa menghargai sesuatu, perasaan kehilangan memang harus dilakoni. Karena semuanya itu adalah process of acceptance.

Kira-kira demikian kilasan tengah malam kali ini.... every single thing is still there... as it is.!.

-Putu-

Friday, February 26, 2010

"Bersayap"

kata atau kalimat "bersayap", atau dalam bahasa Bali disebut "mebungkling" alias tertutupi selimut, dalam arti harfiah bisa diartikan sebagai kata-kata atau kalimat yang dengan makna terselubung.

Ada satu orang berkata bahwa makna dari kalimat "mebungkling" itu sudah ada disana, dan sudah sangat terlihat dengan sangat jelas. So... apa yang musti dicari-cari lagi? wong sudah ada disana jawabannya alias tak ada istilah "mebungkling" seharusnya.

Hari ini aku sekilas ide melesat dalam benak terkait dengan hal ini. Contoh misalnya ada orang mengatakan "saya tidak boleh masuk pura", ternyata ada yang bertanya lagi dengan wajah heran "lho kenapa? ada apa?". Kalau dikupas, akan ada banyak sekali alasan kenapa seseorang tidak boleh masuk pura.... namun, kalo kita melihat dengan kacamata ideal... orang tidak masuk pura karena "cuntaka" alias kotor, baik krn datang bulan atau baru ada kematian. Udah titik sampai disana.

Contoh lain adalah ketika aku misalnya tidak mengambil lauk ketika disuguhi hidangan. Kalau dari kacamata ideal, aku tidak akan ambil makanan karena memang aku tidak akan memakannya. Udah sampai disitu aja...! tidak usah ditanya lagi, apakah aku vegetarian atau aku tidak suka atau makanannya tidak enak.

hmmm.... namun semua itu susah-susah gampang, apalagi ketika kegemaran menganalisa begitu berkembang dalam otak, otakku misalnya. Tapi, itu hanya utk kasus kantor bolehlah, dan beberapa kasus kehidupan yang membutuhkannya. Krn dengan pesatnya perkembangan otak sisi analyst, secara tidak langsung otomatis akan mencari penyebab sebuah permasalahan in detail, padahal sesungguhnya in general saja sudah cukup.!. jadi posisinya harusnya sudah bergeser dari analyst ke direktur... ^-^

Tapi inti dari semua ini aku ringkas: let see everything as it is.
Orang tidak akan makan sesuatu krn mereka tidak memakannya, orang tidak akan makan kalau tidak lapar, orang akan marah jika ada yang membuatnya kesal, orang akan nangis kalau ada yang melukai hatinya, orang akan tertawa kalau ada yg membuatnya bahagia, orang akan menyendiri karena ingin sendiri, orang akan bersembunyi karena ingin closed connection, orang akan menulis karena ada yg ingin ditulis, orang akan bicara karena ada yang hendak diucapkan, orang bekerja karena ada hal yg bisa dikerjakannya, orang diam karena tidak ada yg perlu disampaikan, dll....

Jadi tidak perlu ada pertanyaan "kenapa?" dan tidak ada lagi kalimat "bersayap" alias "mebungkling", dan pemikirin analyst bisa dibuang sejenak.!.

Hv a great weekend world............!!!

-Putu-

Tuesday, February 09, 2010

Devotions

These past few weeks I do really like to work late in the office, then using my spare time to read some books, whatever... one of them is about devotions... 90 devotions to improving your life every day.!.

And tonight I found some "nice" sentences which quite fit with my life these days, here they are:
1. God has the final say: quit listening to what the naysayers are telling you, and stop living to please people. Shake that off and keep pressing forward in life.
2. Handling the slingers (the way to thanks to God): Lord, thank You for the reminder that I can "shake it off"." I don't have to carry negativity or criticism with me but can leave it behind in Your capable hands.
3. Fly like an eagle: those who trust in the Lord will find new strength. They will soar high on wings like eagles. They will run and not grow weary. They will walk and not faint.
4. Step into your divine destiny: I'm eager to discover the destiny You have in mind for me. help me pay attention to the dreams and desires You've given me.
5. The power of your bloodline: thank You, Lord, for Your seed in my life. However others may see me, I'm choosing to see myself as You see me -- already in the Winner's Circle You prepared for me.

that's enough :)

just enjoy .!.

Monday, February 08, 2010

Warna Kehidupan

Perjalanan hidup memang tidak bisa ditebak dengan detail, meski terkadang kita tahu ending result dari sebuah perjalanan. Dan, setiap detail yang ditemui, bagiku sendiri itulah adalah misteri yang harus dihadapi... kalau yang suka bertarung, bisa menganggap diri sebagai street figther, karena tak pernah tahu lawan di jalanan itu se”sakti” apa - hanya bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Susah, senang, kaya, miskin, dibanggakan, dijelekan, hanya beberapa warna yang memang selalu membayangi sebuah perjalanan. Tak heran jika wejangan seorang nenek yang telah melewati semua itu benar2 terdengar bijaksana di telinga krn dialah praktisi idolaku, meski dia telah tiada.

Suatu malam, perut lapar dan mata lelah setelah lembur yang cukup membuat stress membuatku memilih untuk berjalan kaki menyusuri alley di salah satu pojokan segitiga emas Jakarta, dan mampir sejenak guna memesan mie rebus dan teh hangat.

Cerita ringan dari sang penjual mie tentang berjuang utk survive di kota Jakarta membuat senyum simpul keluar dengan lega... ya, aku tak sendiri di dunia ini. Kemudian mampir pula seorang tuna wisma yang rajin menyapaku di pagi hari, mampir utk membeli es teh “si sri” idolanya. Senyumnya pun mekar sambil kembali nyapa “baru pulang mbak?” “Ya Pak, lembur saya”, jawabku enteng.

Cerita dari sebuah acara TV, kemudian mengalir kepada cerita sang tuna wisma, diteruskan tentang perjuangan dari kampung di Tegal hingga sampai ke Jakarta, dilanjutkan lagi cerita dimana dia melihatku hampir tiap hari pulang late nite dengan wajah lelah yg dipaksa tersenyum.... ah, semua itu hanyalah cara untuk survive, hanyalah ekspresi dari sebuah perjalanan. Itulah kesimpulan kami di malam itu.

Kehidupan (ku) memang penuh warna, dan memang lebih berwarna dari pelangi.....

Just enjoy.!.

-putu-

Sunday, January 31, 2010

Uniknya Kehidupan

Tanpa disadari kegemaran menilik kehidupan selalu terasah. Tanpa disadari juga hari begitu cepat berlalu hingga akhirnya 27 tahun sudah aku menjalani kehidupan di alam fana ini.

Unik, itulah kesanku dari dulu hingga kini. Seru, kesan selanjutnya. Memang unik, unik sekali kehidupan ini. Dimana sering membuat kelabakan juga dikala tak sanggup me-manage-nya.

Jadi teringat masa sekolah dulu, dimana berawal dari sebuah niat untuk bergabung dalam sebuah organisasi. Susah juga awalnya menemukan pilihan yang tepat. Sampai akhirnya pilihanpun ditemukan dan berujung pada banyaknya tawaran susulan untuk join group lainnya. Hal serupa terus berlangsung hingga aku menginjak bangku kuliah dan kantor dimana aku bekerja.

Tidak hanya waktu sekolah saja, urusan pekerjaan pun mirip bin serupa. Menemukan pekerjaan yg sesuai tidak mudah, namun ketika satu didapatkan, maka tawaran2 lainnya bertubi2 datang bak air bah yang membuat aku “tergoda” dan “melirik” serta harus memutar otak pintar-pintar.

Hal serupa juga terjadi pada tema kehidupan lainnya, dimana terlihat begitu susah mendapatkannya (menemukannya), namun ketika ditemukan satu yang cocok, maka spt ada sebuah komando... yang lainnyapun ikut2an menghampiri. Entah semua itu hanya kebetulan atau memang alam sudah mengaturnya demikian agar aku bisa lebih cerdas memandang sesuatu.

Hidup terkadang terlihat begitu menyenangkan meski terkadang teramat kejam, begitu pula sebaliknya. Meski demikian.... semuanya harus diselesaikan dengan cara2 yang terbaik, meski “terbaik” itu sendiri teramat sangat “relatif”.

Pertanyaan yg muncul selanjutnya: bgmn caranya untuk selalu “cerdas” dalam memandang kehidupan yang unik ini? Apakah cukup hanya dengan merenung dan melihat ke dalam, atau berserah dan pasrah.... atau tingkatkan kemampuan logika utk mencerna semua ini... atau tanggalkan segala logika yang hanya bersifat temporer itu... atau logika + hati + ... + ...


-Putu-

Friday, January 22, 2010

Benci.........!!!!

Satu kata yang sedang meledak-ledak di kepalaku adalah "benci....!!!"

Aku benci pada kehidupan ini, aku benci pada setiap pemikiran yang lewat di benak, aku benci pada manusia-manusia dalam kehidupanku, aku benci............ benci.........!!!!

Tapi, apakah aku boleh berteriak dan mengucapkan semua kalimat itu.?.

Tatkala pikiran benci menjelma dalam sebuah tindakan, alhasil tanganpun tak sadar nonjok setiap benda yang melintas di sekitarnya, ntah kaca, ntah tembok, ntah muka, ntah... ntah yang lainnya. Kakipun akan nyasar antah barantah nyeruduk kursi, pohon pisang, samsak, dan... dan yang lainnya.

Ketika kebencian berkutat dalam benak, badanpun akan merana sengsara, sakit... sakit sekali tubuh ini....

Then how?

Gunakan saja tangan dan kaki untuk nendang n nonjok rasa benci itu... biar nyasar pergi jauh... go to the hell !!!

salam benci.!. #_#