Sunday, March 14, 2010

Kehilangan

Tengah malam kali ini, sembari menulis summary, ternyata film yang menemaniku berjudul “Postman”. Good enough. Salah satu adegan, yaitu ketika sang keledai kesayangan dijadikan daging makan siang oleh sang penguasa, dan sang tuan begitu terpukul sampai tak niat makan, sedih... begitulah gambaran perasaan kehilangan itu; jadi mengingatkanku akan perjalanan kehidupanku selama ini. Banyak sekali kehilangan kalau mau dihitung-hitung, meski juga aku menemukan banyak hal baru dibalik semua itu. Intinya sih masih balance antara yang “in” and “out”.

Waktu kecil, aku sering meneteskan air mata karena tupaiku mati, atau burung pipitku wafat, juga ketika ikan atau anjingku meninggal dunia. Hanya bisa diam tertegun memandangi tubuh tak bernyawa itu, sambil bergumam “semoga kamu bahagia disana ya.!.”

Setelah mulai tumbuh dan pergi meninggalkan kampung halaman, perasaan kehilangan semakin menjadi-jadi, namun dibalik semua perasaan dan tetesan air mata itu, ada setitik pencerahan dimana selalu mengingatkan bahwa aku tidak perlu merasakan semua itu, karena aku sesungguhnya tidak memiliki apa-apa. Ketika anjingku yang sekaligus jadi sobatku lenyap, akupun hanya tahu dia akan selalu menemaniku meski tak terlihat kasat mata. Meski orang2 yang aku cintai tak ada di dekatku, aku tahu mereka selalu ada di ranah dan alamnya masing-masing. Semuanya still there as it is. Tak ada yang hilang sesungguhnya. Namun, aku masih manusia yang memiliki saraf yang mampu meneteskan air mata, dan saraf sensitif yang bereaksi ketika aku merasa ada yang hilang, sehingga sampai hari ini aku masih termenung ketika anjing tak bersalah dibunuh ketika dia tak mau di vaksin, aku masih termenung ketika aku mendapat kesempatan dan lenyap di depan mata, aku masih termenung ketika mereka tiba-tiba pergi tanpa hal yang jelas, aku masih termenung akan misteriusnya kehidupan ini.... ........... .......... yah, itu hanyalah pemikiranku yang sesungguhnya harus aku renungkan “kenapa aku masih termenung akan hal itu”.

Sebelum bisa menghargai sesuatu, perasaan kehilangan memang harus dilakoni. Karena semuanya itu adalah process of acceptance.

Kira-kira demikian kilasan tengah malam kali ini.... every single thing is still there... as it is.!.

-Putu-

1 comment:

Santi said...

Sungguh,
Kita tidak pernah benar-benar kehilangan sesuatu, Karna bahkan apa yg hilang sesungguhnya hanya beralih tempat, bergeser, berubah, menjadi sesuatu...
Semoga shanti selalu, MbGeg...