Thursday, December 18, 2008

Berlari. . . . .

Di suatu pagi, aku terbangun dari tidur dan hal pertama yang aku rasakan adalah kepala pusing, mulut kering, karena aku lupa minum air yang cukup. Kenapa demikian, karena aku ketiduran alias tidur dengan tidak disengaja, sehingga kewajiban minum sebelum tidurpun tidak sempat ditunaikan. Niat awal adalah merebahkan punggung yang lelah setelah beraktifitas sampai tengah malam. Kerjaan berpikir, menganalisa, menulis serta menanggapi email-email yang berkunjung merupakan rutinitas yang harus diselesaikan dengan baik.

“Masih ngantuk…”, bisikku sendiri. Musikpun masih mengalun dengan aduhainya ketika tanpa tersadar akupun tertidur, lagi dan lagi. Dalam tidur akupun bermimpi, dimana ada seorang sahabat mengunjungiku di kos tercinta. Aku sedikit heran ketika dia bertandang sambil membawa bekal, yaitu sebungkus nasi campur yang dibelinya di warteg sebelah. Tidak biasanya dia jajan di warteg. Juga dia membawa satu buah botol teh “Nu Green Tea”. Di kamar yang sempit kami bercerita banyak, mengingat sudah lama tidak berjumpa. Tidak disangka-sangka, ternyata kakakku yang cantik juga datang bertandang ke kos-an. Tidak jelas apa tujuannya. Beberapa saat kemudian aku terasa berputar dengan cepat dan dibawa ke sebuah wilayah dimana aku sering sekali bermain disana, yaitu rumah nenekku di Bali. Tapi tidak jelas juga kenapa aku tiba-tiba ada di sana. Karena hari sudah petang, dan ada berita bahwa tadi siang ada upacara penguburan, akupun bergegas pulang. Sepanjang jalan aku berlari, makin cepat dan semakin cepat. Jalanan yang gelap, remang-remang tidak menjadi rintangan. Karena aku ditemani “saudaraku” yaitu Rogers dan Riko. Meski mereka terlahir mengambil wujud anjing, aku selalu merasa ada ikatan batin dengan mereka. Ketika kami melesat berlari, tiba-tiba aku dibawa kembali pulang ke kos-anku di Jakarta, tapi aku kehilangan jejak. Roger menyadari bahwa aku nyasar, dan diapun berhenti berlari dan memandangiku sejenak “jangan khawatir, aku akan menemukan jalan pulang”, begitulah aku membaca pikirannya. Ternyata Riko sudah menemukan jalan pulang ke kos-anku, dan Roger dengan instingnya membawaku kemana Riko berada, yaitu ke kos-anku tercinta. Ketika aku tiba di kos-an, merekapun menghilang dan aku terbangun sambil tersengal-sengal mengatur nafas, mengingat aku baru selesai lari marathon dengan super speed.





Sekarang, Roger dan Riko, serta adik baru mereka Browny mungkin sedang makan pagi sambil menemani orang tuaku beraktivitas. Bagaimanapun juga, mereka bertiga adalah bagian dari keluarga kami yang sangat kami sayangi ^^.

-Putu-

No comments: