Friday, December 05, 2008

Air dan Tanah(Bumi)


Dalam sebuah doa, terdengar suara gemericik air, terlihat sebuah sungai mengalir dengan tenang melewati celah-celah bebatuan, mengalir dari sumber menuju tujuannya. Di dalamnya tumbuh bunga teratai nan indah. Terlihat tanah di sekitarnya begitu bersih, meski banyak sekali hal yang tumbuh di atasnya. Tanah, air dan sungai itu terlihat begitu menyatu dan terlihat sangat indah. Sangat sederhana namun memiliki kekuatan yang luar biasa, kepolosan yang merupakan persatuan dua energi yang terkadang kasat mata.

Melihat dan merasakan dua hal itu, aku semakin menyadari bahwa memang tidak ada hal di dunia ini yang “kebetulan”, karena semuanya sudah memiliki peta, denah, rancangan yang memang seharusnya demikian. Mungkin hanya level yang membedakan setiap insan, sampai dimanakah mereka sanggup memahami semua itu.

Memiliki kesukaan mengenakan atau membeli benda-benda berwarna tanah, kayu, air, bagiku itu bukanlah sekedar kesenangan belaka, tapi sepertinya itu merupakan hal yang terlihat kecil namun memilki makna yang mungkin hanya aku yang menyadarinya. Mungkin gampangnya, aku bisa menyebut semua benda-benda atau apapun itu sudah berjodoh denganku. Tanpa disadari, ada seorang kakek tua yang memberiku sebuah liontin dari kayu, gara-gara aku memberikan selembar foto padanya. Aku sangat kagum ketika dia sangat terharu dengan selembar foto pemberianku. Dia berpikir bahwa itu adalah salah satu memori yang akan terkenang selama sisa hidupnya. Dan akhirnya dia memberiku sebuah liontin kayu yang memang menurutnya sangat berharga dan memang cocok buatku. Pada dasarnya dia tidak pernah tahu apa kesenanganku dan apakah aku pencinta kayu atau tidak.

Di sebuah gedung, di depan lift, aku sempat termenung sejenak. Dalam memilih pekerjaan, banyak melihat aku sebagai “exception”. Tidak biasanya orang dengan latar belakang seperti diriku masuk ke department ini, tapi seperti biasa… aku selalu menjadi orang yang “exception”. Di setiap lantai, di dinding-dinding terpasang gambar-gambar yang mencerminkan karakter perusahaan yang memang digambarkan oleh department yang “berkuasa” di lantai tersebut. Di depanku terpasang dua buah lukisan yaitu “air” dan “tanah”. Awalnya aku tidak pernah memperhatikan hal itu, tapi akhirnya aku menayadari, mungkin memang seharusnya aku berada disini, di lantai yang menurut mereka sesuai dengan karakter air dan tanah (namun mungkin saja banyak yang menganggap semua ini hanya kebetulan saja).

Ketika aku merasa takut, aku akan berbaring di lantai atau tanah. Ketika aku berjalan sambil “nyeker” nginjak tanah, rasanya sangat menyenangkan. Ketika aku mendaki bukit, aku selalu merasa pulang ke rumah. Sama halnya dengan air. Air itu sangat suci, Dia tidak pernah marah jika ada benda-benda yang mencemari, meski ada masanya dia bergolak, sehingga terlihat “marah” pada makhluk-makhluk yang mengotorinya.

Setiap nasihat yang masuk ke telinga, hampir semuanya berbunyi “jadilah seperti air dan tanah sayang..!!!..”

Menurut ramalan bintang, memang aku termasuk “unsur tanah”, dan pada dasarnya memang aku berasal dari air dan tanah ^^

1 comment:

Anonymous said...

Benar memang, bumi planet-planet tidak bergerak dengan sendirinya, artinya ada yang mengatur, tapi mengapa bagaimana, setiap insani bisa mendapat pengaturan yang berbeda dari yang lainnya, dan setiap sesuatu yg telah diatur tentunya tidak akan pernah berubah, terlalu gamang jika suatu aturan di tetapkan hari ini namun besoksya sudah berubah,kita semua tau bahwa emosi,tubuh,dan lingkungan kita berubah setiap detik, dan kita merasakan ketakutan akan perubahan itu, walaupun saat ini kau merasa nyaman, kau tetap merasa takut akan kehilangan rasa itu, dan amat sangat diperlukan keberanian dalam perubahan itu,,..!