Sunday, February 12, 2012

Being Grateful

Pagi ini, seperti biasa dua minggu terakhir, badan masih letoy n rasanya tidur adalah hal paling nikmat. Namun..... aku harus menunaikan jadwal, yaitu mengambil kwitansi kacamata agar bisa reimburse nanti di kantor. Kebelet pipis adalah salah satu alasan akhirnya aku buru-buru bangun n mandi, dilanjutkan dengan sarapan dengan kacang hijau ABC, susu beruang, dan dua sendok sari kurma :)

Perjalanan menuju tempat bus aku lakoni dengan pelan dan alot, karena memang kaki belum sanggup digunakan untuk berlari. Tat kala itu aku merasa semuanya terasa pelan dan makna dari setiap hal yang aku lewati menjadi nyata. Sosok bapak tua yang duduk di jembatan polda membuatku berpikir, “apakah dia sakit atau dia malas.... hingga tidak mampu bekerja utk menghidupi keluarganya. Dia tidak merengek meminta, hanya duduk diam dengan wajah lesu dan pasrah”. Seandainya dia sakit.... alangkah berat hidupnya, dan dia hanya bisa duduk meminta belas kasihan orang untuk menghidupi keluarganyanya. Seandainyapun dia tidak mendapat pekerjaan lain yang menurut orang lebih terhormat, apa yang harus dilakukan oleh tubuh setua itu.... tak heran dia hanya duduk termenung dan pasrah. Air mata hendak menetes... namun disadarkan oleh panasnya sinar mentari pagi dan klakson kendaraan.

Sesekali ku melirik kota Jakarta dari jendela bus, dan aku tersadar oleh sebuah bangunan megah di dekat Taman Anggrek, yang mana dahulu itu adalah rumah kumuh. Kembali aku bengong.... kemana mereka tinggal, orang-orang yang dulu numpang tinggal di tempat kumuh itu. Aku tahu persis lokasi itu krn sesekali aku memandanginya dari lantai 24 Apartment Taman Anggrek. Tatkala hujan deras, mereka disana selalu disibukkan oleh beragam upaya untuk menghalau banjir, dan tetangganya para penunggu apartment mewah.... lumayan bisa tidur nyenyak.

Dua minggu terakhir adalah masa dimana aku tidak sanggup makan banyak, meski semua orang merayuku untuk makan. Dan siang ini aku berminat untuk makan dan makan banyak............... sekilas terbersit orang-orang yang tidak sanggup makan, padahal sangat menginginkan makanan. Dan jadi inget film korea 49 days, dimana satu orang ingin sekali mati dan satu orang ingin sekali hidup meski dia dalam kondisi jadi hantu. What a unique life.

Dalam perjalanan pulang, akhirnya aku mendapat kesimpulan untuk diri sendiri, yaitu aku bersyukur sakit sehingga aku bisa memandang semuanya dengan lebih pelan – detail - berperasaan, aku bersyukur menjalani semua ini – sesuai atau tidak dengan idealisme dan prinsipku. Dengan demikian aku bisa berucap terimakasih untuk semua yang aku alami dalam dunia nyata dan dunia mimpi. All is things that I’ve should learn.

Memang dunia manapun tidak ada yg sempurna dan aku harus menerimanya, namun tetap bisa memilih untuk setiap tindakan yang aku ambil. Disanalah kreativitas manusia ditantang, not to be a dead fish but be a creative human, even only for theirself.

Aku tidak bisa membuat bahagia oang lain, vice versa. Hal ini karena kebahagiaan berawal dari individu itu masing-masing. Itu kembali aku sadari tatkala kubaca puisi berjudul KETIKA pagi ini, yg ditulis oleh orang tercinta (my lover/my friend/my teacher)

-putu-

No comments: