Monday, July 06, 2009

Peradaban Manusia

Suatu hari ada seseorang lewat di depan meja, dan dimulailah cerita mengenai kehidupan. ”Putu, kenapa manusia selalu ada dalam setiap jaman. Dia paling mampu bertahan hidup dalam segala situasi. Semua itu karena manusia bisa fleksible dan bisa berpikir untuk survive dengan berbagai cara”, kalimat demi kalimat beruntun keluar memecah konsentrasiku ketika berkencan dengan si excel. “Sepakat Pak, setuju”, jawabku singkat.

Melirik segala sesuatu yang ada, aku sadar bahwa peradaban itu selalu berubah. Tiba-tiba pikiran dibawa melayang ke dunia masa kecil ketika baru lahir aku menangis dan kemudian tertawa, setelah berhasil “mengerjai” orang-orang yang berkunjung ke tempat bersalin (memulai hari di dunia udah dengan segala kehebohan itu, seru juga ^^ ). Setiap orang yang melihat si Luhtu bayi pasti bergumam, beberapa saat lagi dia akan bisa merangkak, kemudian berjalan. Setelah aku bisa merangkak, dengan pantang menyerah aku belajar berdiri dan melangkah. Step step by step… yea…. Aku berhasil!!! Setelah pintar berjalan dan berlari kecil, orang-orangpun mulai bergumam lagi, cepat sekali dia besar, beberapa saat lagi dia udah tumbuh gigi kelinci dan memulai sekolah. Setelah gigi kelinciku tumbuh, dan aku mulai masuk TK, ada seriming…. Nanti Luhtu harus pintar berhitung dan membaca. Setiap hari ngekor kakak tercinta, alhasil dialah guru pertamaku, yang mengajariku membaca, menulis, serta berhitung, juga bermain.

Waktu tidak terasa cepat sekali berlalu, satu tahun berlalu, dan akupun harus menginjakkan kaki di bangku SD, dengan tetap berharap bisa diterima di SD yg diinginkan. Yah…. Cita2 kandas, akibat kebijakan DepDikBud yang totally aku gak terima (sedikit seperti memaksakan kehendak, meski setelah dipikir2 itu demi kebaikan “dunia”). Tapi, sekali basah, sekalian aja nyebur. Jadi deh aku sangat menikmati masa-masa di SD yang akhirnya sangat aku cintai. Just try to be different…..!!! Ternyata semua itu bisa diubah.!.

Kembali, orang di sekitar berharap agar aku bisa diterima di sekolah SMP yang katanya keren bin favorit. Lagi-lagi aku berusaha mengikuti “peradaban” yg saat itu lagi ngetrend. Yah…. Dan sekali lagi aku terdampar di alam antah barantah yang tidak aku inginkan (gara2 kebijakan DepDikBud lagi...). Wao....!!! Lagi metode ”terlanjur nyemplung” digunakan. Sekalian aja basah ampe uelek... meski ngos-ngosan. Berbeda itu memang selalu unik dan sometimes emang menguntungkan, meski risky juga ^^ . Beruntung juga saat itu lingkungan sedang mendukung, sehingga bisa juga bertahan 3 tahun dengan sambil menumpahkan segala isi kepala dan kreatifitas. I love that school, finally!!

Selanjutnya.... peradabanku berlanjut dengan tetap bercita-cita dengan prinsip, melupakan semua ”ketidaksenangan” di masa lalu, sekalian mengikuti peradaban orang2 sekitar yang menganggap cita-citaku cukup keren. Hidup susah sekali-sekali emang sangat diperlukan ternyata. Ya, lumayan untuk ngetok kepala agar bisa mikir untuk tetep survive. Dan akhirnya aku berhasil juga mengikuti peradaban yang ada, yaitu masuk sekolah favorit. Lingkungan baru dengan segala peradaban baru yang baru aku kenal. Wao wao wao.... kesan pertama. Great... kesan kedua. I love it... kesan ketiga.

Setelah menunaikan beberapa tahun mengikuti peradaban yang ada, akupun diharapkan agar bisa memasuki peradaban baru yang teramat jauh berbeda dengan peradaban sebelumnya. Wao wao wao …. kesan pertamaku lagi. Aneh… kesan kedua. Hmmmm…. kesan ketiga. Keren…. kesan terakhir. Guna memenuhi harapan dan untuk mempertanggungjawabkan semuanya, akupun memulai banyak hari dengan metode-metode yang mungkin sedikit nyeleneh dengan peradaban kala itu. Tapi bekerja sangat efektif untuk diriku. Sorry sekali karena kali itu tidak terlalu sempat memandang lingkungan yang kurang mendukung. Sehari dua hari, seminggu, sebulan, setahun, 3.5 tahun.... huuuuuuuuuuuhhhhhhhh selesai sudah, so what’s next??

Next adalah memasuki peradaban baru lagi yang aku sangat suka tapi berbeda sekali dengan sebelumnya. Saat itu aku diharapkan agar bisa bekerja dengan baik. Bekerja dan bekerja, itulah yang aku lakukan guna menjalani kehidupan dengan cara yang lebih bermakna. Dan ternyata dengan bekerja aku banyak mendapat pelajaran baru yang menambah berwarnanya kehidupan ini. Keren juga ”kerja” itu....

Setelah bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan financial sendiri, kembali aku dihadapkan pada peradaban manusia selanjutnya. Mereka berkata..... sudah bisa menghasilkan, ayo belajar berbisnis, berinvestasi, beli property ini itu blah blah blah..... Hmmm.... tunggulah saatnya aku insaf, jawabku singkat. Kemudian peradaban lain mulai berhembus di celah telinga.... berkeluarga. Kapan putu, kapan luhtu??? Banyak berseliweran pertanyaan di setiap kesempatan. Yah... tunggu saja ketika masanya tiba, jawaban singkat kembali mengalir.

Memang betul bahwa peradaban manusia selalu ada dan senantiasa berubah. Kalo mau survive, pintar-pintarlah menghadapi peradaban di kala itu. Rumusnya.... hanya diri sendiri yang tahu, krn setiap manusia diciptakan dengan segala keunikannya masing2. Selanjutnya, aku akan menemui banyak peradaban baru yang mungkin sanggup merubah hidupku, but it gonna happen for good (I do believe it).

Gambarimasu!!!

-Putu-

No comments: