Sunday, July 19, 2009

Nama Dia Rani

Setiap kali aku melihat sobatku yang bernama Rani, aku selalu teringat sebuah masa dimana kita berdua menulis sebuah artikel yang akan diikutsertakan dalam sebuah lomba. Tidak menang.... namun semua proses yang kami alami, sehingga terciptanyah artikel tersebut selalu mengingatkan bahwa hal yang terpenting dari semua itu adalah “proses dalam menjalaninya”.

Waktu itu sebuah iklan begitu memikat kami berdua, sehingga dengan penuh semangat mencari ide dan mulai menulis dan terus menulis. Teknologi belum canggih, juga aku belum begitu menyukai sebuah mesin yang disebut komputer. Karena keharusan mengirim artikel dalam bentuk soft copy, alhasil kami berdua harus lebih rajin nongkrong di lab komputer. Komputer versi lawas (masih jamannya DOS), lumayan juga membuatku tertatih-tatih dalam menulis.

Akhirnya.... sebuah artikel selesai dan siap untuk dicetak. Selesai mencetaknya, dengan bergegas kami berlari menyerahkan lembaran-lembaran kertas tersebut ke guru pengasuh (ibu guru Bahasa Indonesia). Ketika malam tiba, tiba-tiba sang ibu guru memanggil kami berdua dan bertanya mengenai “disket”, karena disket tersebut juga harus disertakan dalam lomba. Kamipun saling lirik dan tersenyum masam. “Maaf bu... disketnya tertinggal di lab,” jelas kami berdua.

Semuanya bengong, karena kami menyadari bahwa pada jam 10 malam tidak mungkin lab dibuka, namun semua data harus siap malam itu. Sehingga satu-satunya jalan adalah berlari ke rumah pemegang kunci dan menjelaskan semua permasalahan, serta mohon ijin untuk meminjam kunci, selanjutnya mengobok-obok lab guna menemukan disket yang tertinggal. Wao... keberuntungan sedang berpihak pada kami berdua. Tanpa mengindahkan semua pemikiran negatif (dimarahin karena ngetok pintu malam-malam, keseraman-keseraman di sepanjang koridor, disket tidak berhasil ditemukan, dll), akhirnya kami menemukan disket tersebut dan memberikannya ke ibu guru dengan perasaan lega.... Lumayan akhirnya malam itu bisa tidur tenang guna menyiapkan tenaga untuk aktivitas keesokan harinya.

That was a tough day, but memorial. Setiap kali menulis, saat itu adalah masa-masa menyenangkan, penuh dengan memori atau ide-ide atau pemikiran-pemikiran nyeleneh.

Semangat menulis!!!! ^^

No comments: