Friday, September 12, 2008

Sastra dan Kehidupanku

Sastra merupakan salah satu seni yang begitu memikat, mampu menggugah perasaan, mampu menggambarkan isi kepala yang beraneka warna, mampu mengheningkan hati yang diterpa angin ribut nan menderu-deru.

Orang mengidentikan "gadis Bali" dengan "tarian". Namun, aku, seorang gadis Bali yang dibesarkan dengan tradisi Bali yang bisa dikatakan sangat saklek, dan masuk garis keturunan penari, aku bisa dikatakan hanya bisa menari sebatas lulus ujian saja. Kenapa demikian?? Mungkin ini salah satu imbas dari ke-saklek-an terhadap sesuatu. Aku malah dengan giatnya belajar Karate atau seni bela diri negara lain, selain rajin belajar tarian-tarian asing. Namun untungnya aku masih menekuni dan sangat tertarik dengan sesuatu yang bernama sastra.

Pagi ini, sepulang dari pura, aku bertemu dengan sastrawan jalanan, orang yang dengan imbalan ala kadarnya bersedia membacakan beberapa buah puisi yang diiringi nyanyian dan petikan gitar. Waktu itu dia membaca puisi yang bercerita mengenai kondisi Indonesia yang tidak jelas arah tujuannya, selayaknya nelayan yang diterpa badai, perahu yang mulai oleng dan hampir tenggelam.

Pertama kali mendengar puisi itu, aku merasa terbenam dalam untaian kata2 sang penyair, aku merasa itu cermin diriku kala ini. Aku bertanya pada angin, pada daun, pada pohon, pada rumput, pada burung, kemana aku harus melangkah, kemana angin akan menerbangkanku. Orang sering berolok2 "tanyakan saja pada rumput yang bergoyang", yang sekilas memiliki arti "tidak ada jawabannya". Pada dasarnya, hanya rumput2 itulah yang tahu, karena mereka saksi hidup segala yang ada di muka bumi ini.

Dengan sastra, menurut salah satu sumber, aku akan bisa menuangkan segala jenis isi hati dan kepalaku yang akan membuatku bebas, selayaknya angin yang berhembus dan rumput2 yang bergoyang.

Aku selalu berterimakasih atas semua kata-kata, kalimat-kalimat yang teruntai dalam rangkaian indah ini, atas berkat krn aku masih bisa berkata-kata!!

-Putu-

No comments: