Dulu, aku senang sekali mengucapkan kata "semangat". Sekarang, aku mulai jarang mengucapkannya. Nanti, aku ingin mengucapkan kata itu lagi setiap hari, setiap saat, pada diriku sendiri dan pada orang yang membutuhkannya.
Kenapa aku rajin mengucapkan kata "semangat" ? Karena tidak ada orang yang dengan suka rela setiap saat mengucapkan kata "semangat" untukku. Dan bagiku, kata "semangat" adalah sebuah kata yang memiliki arti yang besar. Jadi, aku mengucapkan kata itu pada diriku sendiri dan pada orang lain.
Ketika aku mengikuti lomba atau tes semapta atau lomba lainnya, terlintas perasaan sedikit sedih, semua peserta disemangati oleh orang-orang di sekitar mereka. Namun, seperti biasa aku selalu sendiri(kebetulan aja gak ada sobat di sekitar) dan hanya kata-kata ibuku yang terngiang di kepala, hanya nasihat nenekku yg selalu melekat di hati, hanya ajaran-ajaran kakakku yang membuat aku terus berlari. Ketika aku memenangkan perlombaan, orang tuakulah orang pertama yang pasti mendapat cerita dariku. Mungkin krn itulah aku sangat senang menjadi seorang supporter. Aku hanya ingin membuat mereka, mereka yang bermain di lapangan, merasa dihargai, merasa bahwa ada orang yang mengharapkan mereka menang, merasa bahwa ada orang yang berbahagia dengan kusuksesannya.
Sebuah kata "semangat" memang terlihat tidak berarti bagi yang tidak memahami artinya. Namun itu akan sangat berarti ketika kita sendiri dan tidak tahu harus melangkah kemana, mungkin hanya kata itulah yang akan memunculkan ide dan niat untuk berjalan dan terus berjalan. Apapun yang terjadi, tidak ada kata untuk mundur. Tidak ada pilihan untuk lari ke belakang, apalagi lari ke kandungan bunda (spt kata Mas Afton ^^). Hanya bisa berjalan dan terus berjalan. Semangat gak semangat kita tetap harus menghadapi semuanya. Jadi, lebih baik semangat daripada gak!! Membuat hari-hari lebih bermakna.!. So, Bersemangatlah!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
bersemangat bukan berarti harus selalu bergerak, ada kalanya kita harus merenung , berfikir , dan menyimak segalanya sampai pada hikmah - nya. dari sini kita akan menemukan bahwa segala sesuatu itu pasti ada manfaatnya.
Kosong itu berisi, berisi itu kosong
Post a Comment