Sejarah berjalan ^^
Tgl 21 Februari 2008 lumayan memberi sedikit inspirasi utk memandang kota Jakarta dengan sudut yg lebih baik. Untuk pertama kalinya merasa bus kota Kopaja sebagai tempat yg nyaman utk bercerita, tempat yg nyaman utk saling menasihati.
Sore hari itu, dengan suasana hati yg gak jelas, krn kondisi badan yg jg gak jelas, otomatis jg kerjaan di kantor hanya terselesaikan sebatas memenuhi target minimal, berusaha naik bus kopaja dengan muka yg segar (sedikit dipaksakan).
Dalam perjalanan menuju salah satu sudut kota Jakarta, spent most of the time di jalan Gatot Subroto karena kemacetan akibat semua orang pulang kantor pada waktu yg bersamaan. Namun seperti biasa, that’s not a big deal for me. Even ada seorang pengamen yg terlihat sangat kelelahan menjalani kehidupannya, tanpa dia sadari, dia memasuki bus-ku tiga kali, dan selalu diawali dengan kata “maaf saya mengamen lagi” dan diakhiri dengan kata “mohon maaf saya memasuki bus ini lagi” sambil turun tanpa mendapat satu recehpun.
Di tengah2 semua hiruk pikuk-nya sore itu, seorang ibu bertanya mengenai jam. Saat itu udah cukup sore, mungkin dia mau ngejar waktu sholat maghrib. Seorang ibu yg terlihat sangat sehat, sangat bugar dengan senyumnya mengajak aku ngobrol “kasian juga tuh ya pengamen, nyari buat beli beras kali ya dik.”. Seperti biasa aku menyambut dengan sebuah senyuman “iya bu, kasian juga sih ya” – sebelumnya aku udah ngasi dia 500 perak.
Percakapanpun berlanjut sampai akhirnya aku mengetahui kalau dia sudah berusia 94 tahun namun segala sesuatu yg melekat pada dirinya terlihat utuh, hanya fungsi telinga kanannya yg sudah sedikit terganggu. Mak Ajah bercerita banyak mengenai kota Batavia. Teringat waktu kecil, saat menonton film si pitung. Dan Mak Ajah mengingatkan akan semua isi buku sejarah jaman SD/SMP dulu. Pertama, hanya aku yg asik mendengarkan dia bercerita, namun 5 menit kemudian, hampir semua penumpang kopaja yg duduk di kursi nomor 2 ke belakang asik mendengarkan orang yg aku sebut sebagai sejarah berjalan ini.
Banyak cerita lucu dan sederhana yg dia sampaikan, mulai dari ketika Belanda memberi dia mentega, susu, nasi kaleng, sampai dia dianggap mata-mata oleh pejuang Indonesia. Sosok nyata yg sebetulnya tidak ngeh sama sekali dengan dunia politik, namun hanya tahu mana orang baik, mana yg suka menyakiti. Dan mereka menganggap Belanda jaman itu sebagai orang yg baik. That’s the fact although might be it’s not the truth.
Selain berbicara mengenai penjajah, negara, presiden, dia juga menjelaskan tips dan triks hidup sehat. Firstly, kita bisa hidup sehat kalau jiwa kita sehat. Yap, 100% correct ^^
Then, semboyan ‘what you eat is what you are’ diakui kebenarannya jg oleh Mak Ajah, so do I.
Utk menggosok gigi, ada cara mujarab utk mendapatkan cemerlang gigi pepsodent yg alami, yaitu dengan menggosok gigi menggunakan abu daun bambu. Untuk mengobati penyakit lumpuhpun jg ada triks yg alami. Secara physical, bakar batok kelapa sampai menjadi bara, kemudian letakkan kaki kira-kira 30cm di atas bara tersebut sampai keluar keringat, dimana lewat keringat itulah penyakit2 dikeluarkan.
Secara spiritual, ada doa2 tersenndiri utk hal ini. Karena sesungguhnya hanya Beliau yg di atas mampu berkehendak.
Sehari2 Mak Ajah tinggal di masjid Sunda Kelapa, siangnya berjualan jamu di masjid At Taqwa, meski dia memiliki rumah yg bagus dan 13 orang anak yg sangat menyayanginya.
Dia menjalani kehidupannya dengan penuh syukur dan tidak banyak menuntut, hanya menerima dan menerima serta menberi dan memberi.
Anyway, one thing I wanna do for her is membelikan satu buah botol minum utk dia. Why ? – there must be a reason...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment