Pagi ini, ketika hendak berangkat ke kantor, aku teringat seseorang yang sangat khas cara menyebut namaku. Dia adalah dosen favoritku dulu, dosen Kalkulus, Pak Handali. Beliau adalah salah satu guru besar di ITB sana. Dan menurutku, dia emang pas banget menjadi seorang guru besar. Semua ilmu dan rumus-rumus itu tidak pernah mau lepas dari benak Beliau, kepikiran untuk pergi sejenakpun tidak. Emang mereka sepertinya sudah seperti satu kesatuan yang tak terpisahkan ^^
Nah, setiap kali dia masuk ruangan kelasku, seperti biasa Beliau menyapa, “selamat pagi….”. “Ms. Putu, bisa Bantu saya?”, diapun mulai menyerahkan sebatang spidol kepadaku. Entah diminta untuk nulis soal-soal, atau yang lainnya… Satu hal yang aku rasakan adalah Beliau seperti kakekku. Mengingat usia Beliau yang cukup senior (di tahun 2002 sekitar 80-an tahun). Namun jangan underestimate…. Meski sudah lanjut, kecerdasan dan ketangkasan Beliau dalam utak-atik ilmu science dan ngurusin mahasiswa tidak usah diragukan lagi.
Ada satu hal yang teramat sangat menarik perhatianku, yaitu sebuah buku yang selalu dibawanya setiap kali mengajar. Tidak tahu isinya apa, dan kenapa Beliau selalu membawanya, juga tidak tahu apa judul buku itu (krn tidak ada tulisan di covernya). Sampai suatu pagi, Beliau datang ke kelas, dan terlihat sedikit berbeda. Hmm… apa ya yang beda ya dari si Bapak, pikirku, dan ternyata dia juga sedang berpikir yang sama. Ooooo …. Ternyata si Bapak lupa pakai dasi, he he h hee… “Sorry Ms. Putu, saya lupa pakai dasi. Saudara-saudara tunggu sebentar ya….”.
Selama prosesi dia memakai dasi, akupun melirik-lirik ke meja dosen, berusaha untuk mengintip judul buku tersebut. Eh, gak ada judulnya. Hmmm…. Apa ya nama buku itu, akupun penasaran, secara aku belum pernah menemukannya di perpustakaan. Dan waktunya pun tiba ketika pelajaran usai. Seperti biasa Beliau membereskan meja dosen dan berjalan keluar ruangan dengan langkah pendek namun cepat. Alhasil deh aku harus sedikit berlari dan nyamper… “Sir…. May I borrow the book” Beliau kurang jelas mendengar omonganku, dan aku pun mengulangnya… “Boleh saya pinjam buku Bapak, untuk di foto copy”. “heheheehhe” kesan pertamanya. “Ms. Putu, Anda bisa mencarinya di toko buku Kusuma, dekat Tri Sakti. Tapi sedikit berbeda dengan yang saya punya. Karena buku saya dalam bahasa Jerman”, Beliau tersenyum sambil say good bye. Glek…! Kesanku. Yah…. Bahasa Jerman.!. Akupun senyum-senyum sendiri gak jelas… Menertawakan diri sendiri sekilas…. Tapi at least rasa penasaran terobati, dan sudah tahu dengan jelas apa isi buku misterius itu. Itu adalah buku pusakanya si Bapak dalam mengajar Kalkulus.
Hari itu adalah hari yang selalu mengingatkanku pada sosok Pak Handali. Aku selalu kagum padanya. Belajar belajar belajar dan terus belajar….. Never ending learning, studying – till dying… he he he
Dimanakah Beliau sekarang berada…
-Putu-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment