Hari ini, terus terang kerjaan gak banyak2 amat, namun ada beberapa hal yang benar2 mengingatkan akan kehidupanku semenjak masa anak2.
Pertama, krn penampilan, yang sedikit berbeda dengan sodara2ku yang lain, alhasil tidak ada orang yang menyangka kalau sebetulnya status kami adalah bersaudara.
Kedua, di kampus, karena aku sering guyon ama anak2 Nasrani, alhasil aku selalu dapat undangan retret atau kebagian buku rohani -- gak disangka kalau aku Hindu :)
Ketiga, awalnya tidak ada satpam yang percaya kalo aku ikut UKM Karate, apalagi jadi ketua UKM-nya, sebelum mereka melihatku pakai "dogi" dengan mata mereka sendiri.
Keempat, sering mereka bertanya-tanya dan tidak percaya kalau kerjaanku programmer, krn mereka melihat caraku bergaul. Mungkin mereka juga gk ngeh kalo aku orang teknik awalnya, krn aku rajin pakai rok dan high heels :)
Kelima, di toko-toko, SPG sering nyangka aku udah berkeluarga, krn aku sering ke counter ibu-ibu atau anak2, padahal aku kesana nyari benda untuk ibuku atau lagi nemenin tante atau mbok geg, hehehehe
Keenam, sering orang berpendapat kalau aku gak pernah sedih, krn selalu tersenyum dan rajin menyemangati orang-orang. Padahal semua manusia punya masalah yang gak perlu disebar-luaskan sebetulnya.
Ketujuh, banyak yang nyangka kalau aku tidak bisa buat banten atau memasak, krn aku cenderung suka kegiatan yang kecowok-cowokan alias disebut tomboy. Padahal aku sukanya(saat stress terutama) memasak atau pergi ke pura, bantu-bantu orang disana.
Mungkin tujuh hal di atas yang paling sering membuat orang pusing dan bertanya-tanya. Dan, tadi aku sempat ketemu dengan seseorang yang membuat aku senyum2 sendiri, krn aku tahu aku salah. Pertama ngelihat, dari caranya menyapa, aku menyimpulkan kalau anak ini anak muka komputer, sukanya yang serius2. Eh.. setelah ngobrol kesana-kemari, ternyata dia anak sastra Inggris yang juga suka ama bahasa Jepang, dan sebetulnya meski mukanya serius pisan, konyolnya boljug!(boleh juga, hehehe).
Dari dulu aku punya konsep bahwa penampilan tidak pernah menjamin kebenaran akan sesuatu. Menurutku malah bahasa yang lebih penting. Bahasa menentukan budaya, itu adalah salah satu acuanku. Krn semuanya bisa terlihat dari cara bicara dan apa yang dibicarakan. So, hati-hatilah :) -- just joking, hehehe
Apaun yang terlihat, apapun profesinya, apapun statusnya, kamu adalah kamu dan aku adalah aku. Jadi, sebelum menebak2 gak karuan mengenai profesi atau status seseorang, lebih baik jika bertanya dengan baik-baik!!
-Putu-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment