Ternyata semua punya caranya masing-masing, itulah kalimat yang hari ini terus bermunculan.
Pertama, ketika kaca mata yang telah menemaniku selama 3 tahun 4 bulan tergeletak di lantai, pecah jadi dua. Hah??? Kok bisa, my goodness, ….. teriakku pagi ini. Tidak menyangka dan tidak menduga kalau akhirnya lensa kesukaanku itu wafat akibat lotion yang meleset dari titik keseimbangannya. Alhasil, si lotion jatuh tumbang dan menimpa si kacamata yang tak berdaya, hingga terpental dan prak.!. Mungkin dengan cara inilah dia membebaskan dirinya dari jeratan tisu-tisuku yang setiap hari mengucek-ngucek-nya, atau dia akan istirahat, berhenti menemaniku dalam mengais rejeki dan menjalani beragam kehidupan ini.
Kedua adalah benang sedatu putih yang didapat di Candi Ceto, yang melingkar di tangan sudah hampir 6 bulan. Barusan tanpa aku sadari, tiba-tiba (tumben-tumbennya) gelang itu nyangkut berulang kali di ujung keyboard, hingga akhirnya diapun putus. Lho?? Kok ? putus ? Tiba-tiba lagi tangan rasanya enteng sekali, padahal masih ada benang tridatu lainnya melingkar di tangan. Sekali lagi keluar kata yang sama, mungkin inilah caranya dia berhenti melingkari tanganku.
Semua memang punya jalannya masing-masing…. Tidak perlu ditebak, tidak perlu dipaksakan, begitulah kesimpulan hari ini. Jika semuanya harus terjadi, terjadilah. Kalau ada yang menyebutnya pasrah, ya begitulah.!.
So, just enjo(i) and be positive :)
-Putu-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment