“Dunia ini memang kejam..!!”, tanpa sengaja kalimat itu mengalir ketika dia keluar dari mobil mewahnya sore itu. Sempat beberapa wajah terlihat kaget dan tegang, namun mereka tidak berani berkomentar. Dia mungkin kesal dan sudah tidak “rela” lagi untuk menahan semuanya seorang diri. Memang dia orang yang sangat regar dan kuat serta sabar, namun ketika permainan sudah tidak “nyaman” lagi, semuanya menjadi buyar dan reduplah cahaya kesabaran di hatinya.
Ketika melirik diri sendiri, aku terdiam dan berpikir, akankah bolehkah aku mengucapkan hal serupa. Mengingat aku sudah melupakan, berusaha melupakan, tidak menganggap kejam semua hal yang terlihat kejam itu. Sebetulnya sah sah saja dan boleh boleh saja... tidak ada yang melarang.
Setiap detik dunia selalu menunjukkan kekejamannya, setiap detik pula dia selalu menunjukkan kasih sayangnya. Krn sebetulnya kejam dan sayang itu beda tipis. Hanya kita yang menerimanya saja yang bisa menilai, apakah hal itu kejam atau tanda sayang.
Be grateful for this life... even it’s not cool.!.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment