Pertanyaan klasik emang gampang menghinggapi pikiran manusia. Ketika tidak bisa melakukan sesuatu, sudah buru-buru mengecap diri "bodoh", atau baru bisa sedikit, udah buru-buru mengecap diri "pintar". Sebetulnya bukan bermaksud apa2 menulis tema ini, hanya kepikiran lagi, teringat lagi lebih tepatnya, masa-masa SMU dimana mungkin masa dimana orang yang sering dielu-elukan sbg orang pintar akan menemui titik kebodohannya, demikian pula sebaliknya.
Di sekolah, setiap anak pasti memiliki guru favorit, pelajaran favorit, dan juga guru yg paling nyebelin, dan pelajaran yg paling nyeremin. Alhasil adalah sebuah kisah dimana pada saat 80% anak di kelas itu HER(krn standardnya ketinggian), malah satu orang ini tidak HER. Tapi, ada suatu masa dikala semua temannya tidak HER, malah dia sendiri yg HER. Lucu gimana gitu... tapi disanalah letak seninya.
Mungkin dengan membaca gambaran singkat di atas akan muncul banyak persepsi, "bodoh2 bgt ya anak2 itu sampai2 80% HER" atau mungkin "pintar banget ya anak yg satu itu" atau persepsi2 lainnya yang mana tidak dijamin kebenarannya ^^
Sebetulnya, semua anak yg ada disana pada dasarnya sama saja, yaitu memiliki keunggulan yg susah dijelaskan dengan kata2. Sehingga setiap orang tidak akan merasa rendah diri krn mereka seharusnya sudah memahami apa yg mereka miliki, sesuatu yg orang lain tidak miliki. Semua kegiatan yg telah dilaksanakan hanyalah sebuah proses utk mengenali diri dan bagaimana cara meningkatkan kelebihan yg dimiliki, tanpa harus merendahkan diri guna meratapi kelebihan orang lain.
Hal ini sedikit mirip dengan kasus yg barusan aku temui di tempat les. Ada yang sedang curhat mengenai kendala di bidang pengucapan kata dalam bahasa Inggris. Dan, mungkin ini adalah masalah yg cukup besar bagi dia. Kemudian ada sedikit aura yg mencerminkan kalau dia mengecap dirinya sebagai orang yg masih "bodoh" - hanya pendapat pribadiku -. Tapi, kalau dia menilik sedikit saja pada kelebihan2 yg dia miliki, pencapaian2 yg sudah dia lalui, perkembangan2 positif yg sudah terjadi, tentunya akan muncul pendapat lain bahwa teori "pengucapan bahasa yg benar" hanyalah salah satu parameter dari kesuksesan belajar bahasa. Kalau diriku sendiri, aku menyadari dengan sesadar-sadarnya kalau belajar bahasa bukan pekerjaan mudah. Butuh usaha yg tiada terkira tentunya (hiperbola!!! :D ). Namun, seiring dengan ketekunan dan pemikiran positif "kalau aku rajin latihan, pasti aku bisa" setidaknya memberi dampak positif dalam dunia perbahasaanku.
Ngomong2 mengenai bahasa, sebetulnya otak orang Indonesia itu keren banget. Coba dipikir, berapa bahasakah yg sudah hinggap di kepala.?. Aku, bhs Bali(kasar, biasa, halus sedang, halus banget), bhs Jawa (bhs sehari-hari), bhs Indonesia(gaul, formal, informal), bhs Inggris(formal, informal, etc), bhs Jepang(utk kantor, sehari-hari). Mungkin orang lain ada yg lebih banyak lagi mungkin....
Jadi intinya adalah... gak ada yg pintar atau bodoh!! semuanya sama saja. ^^
Let's be positif!!
-Putu-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment