Kenyamanan membaca novel berjudul Heretic sedikit terganggu ketika ada suara memanggil, “Putu... lihat deh milik saya”. Dengan berbegegas menghampiri, ternyata ada satu dus besar tupperware. “Hmmm, ternyata kita udah banyak berinvestasi ya mbak. Kira2 berapa duit itu semua ya??” sambil tersenyum memulai pembicaraan masa lalu.
Pembicaraan mengenai tupperware membawa aku kembali ke masa-masa kuliah, dimana aku adalah salah satu agen tupperware. Sangat menyenangkan, lumayan untungnya bisa buat beli tupperware untuk diri sendiri. Sometimes, beliin ibu juga beberapa table ware-nya.
Semua keuntungan itu mulai memudar ketika ada peraturann dari kampus bahwa kampus adalah tempat belajar, bukan tempat untuk bisnis pribadi.
Sebetulnya lucu juga kalau ingat masa itu, aku kalau nawarin produk gak tanggung-tanggung juga sie, dekan aja di tawarin hehehehe. Dekan-nya asik banget orangnya, makan pagi sering bareng juga ama dia di parkiran. Dia nyantai banget orangnya dan yang pasti aku sangat kagum dengan dia. Meski aku pernah dapet ‘C’ untuk metode numeric ^^.
Bisnis sebetulnya tetep jalan, tapi rada sembunyi-sembunyi hehehe. Bisnis oriflame-nya juga semakin lancar. Namun akhirnya oriflame berakhir juga ketika aku gak bisa bangun seminggu, dan setelah itu gak ada niat sama sekali untuk berbisnis. Bertahan hidup saja sudah ngos-ngosan, apalagi mau berbisnis. Tepar akunya!!
Ketika ada peraturan ‘dilarang berbisnis pribadi’, muncul ide lain yaitu mahasiswa tetap boleh jualan namun untuk kepentingan jurusan. Nah, kebetulan banget waktu itu aku jadi ketua koordinasi bagian pendanaan. Bagaimana cara mengumpulkan dana dengan cepat, ya dengan jualan. Karena kita dilarang untuk nyari-nyari sponsor ke perusahaan rokok untuk kegiatan. Alhasil, berjualanlah aku di kampus, mulai dari makanan sehari-sehari sampai fotocopy buku yang tebel-tebel dan yang susah dicari di toko buku. Tentu beberapa persen masuk kantongku juga, selaku aku kan yang nyari channel untuk harga-harga termurah ^^ (tetep gak mau rugi!!)
Kemarin denger-denger dari junior, katanya sekarang peraturannya udah makin ketat. Jualan untuk kepentingan khalayak ramaipun sudah tidak boleh. Kasian banget!!!
Sebetulnya berjualan itu sangat menyenangkan, sekarangpun masih punya cita-cita untuk jualan (bikin mix resto). Semoga nanti tercapai. Nyari modal dululah hehehehe
Sejak SD aku udah senang jualan, teringat lagi waktu memaksa ibu untuk bangun lebih pagi guna membuat makanan (sayur yang dibungkus kecil-kecil) untuk aku jual di sekolah. Hasil jualan, masuk ke celengan tentunya hehehehe. Kalau makanan ada yang sisa, habis dibagi-bagi ama temen-temen sepulang sekolah. Sangat menyenangkan. Di sore hari, minta dibuatin pisang goreng. Keliling aja jualan pisang goreng. Tidak pernah terpikirkan rasa malu atau bagaimana. Yang terpikirkan hanya, ini kan salah satu proses belajar dan aku gak mau rugi dengan cara mengeluarkan uang untuk membeli pisang goreng di tempat lain. Mending, aku bikin sendiri dan jualin orang-orang. Makan gratis, untung juga dapet toh ^^.
Mungkin karena diketahui memiliki pola hidup seperti itu akhirnya banyak sekali sobat yang menawarkan bisnis. Sebetulnya sekarang aku kurang badan aja untuk ngelakonin semua itu. Sekarang mulai memilih aja, kira-kira mana yang paling memberi keuntungan terbesar (menurutku...). Semakin menyadari juga kalau aku bukan super wonder woman yang tidak ada matinya.
Sangat menyenangkan mengenang masa lalu. Menikmati segala keterbatas dan kelebihan yang dimiliki membuat hidup terasa lebih bermakna.
Good luck for everybody.... !!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment