Hari ini aku pulang tenggo alias tepat jam 4:30 pm. Kenapa demikian, krn aku udah mendem di kantor, ngantuk yg luar biasa mendera jiwaku. Mungkin ini hasil dari sesuatu yg sempat mengusik pikiran semalam.
Ketika hendak menutup mata, dengan niat tidur lebih awal, seperti biasa kreativitas mulai merongrong untuk ditumpahkan. Sembari merenung, aku teringat akan seorang bapak berkostum hitam yang setiap hari aku tersenyum padanya dan mengucapkan kata "terima kasih".
Dia adalah seorang bapak yang bekerja keras dan ikhlas (menurutku). Markasnya setiap pagi adalah di jembatan Semanggi. Setiap kali aku menyeberang disana, ketika hendak mendatangi kantor tercinta, aku melihat dia sedang menyapu di jembatan tersebut. Maklum, jembatan itu lumayan kotor dan dinas kebersihan belum sampai kesana area penjamahannya (atau mungkin memang sengaja tidak dijamah... hanya mereka yang tahu).
Dari kondisi fisik, dia orang yang sehat, meski entah karena apa sehingga tangan kanannya mengalami cacat. Dengan tangan kiri dia menyapu jembatan yang panjang itu, namun sekalipun aku tidak pernah melihat dia memegang kotak/kaleng untuk minta-minta uang. Berbeda sekali dengan banyak "pengemis" lainnya yang hanya berkedok dengan memegang sapu lidi tanpa bersungguh-sungguh menyapu (bekerja). Mereka sebentar-sebentar sudah menengadahkan tangan untuk meminta uang atas jasanya menyapu jalanan. Padahal terkadang hasilnya menyapunya tidak terlihat.
Meski si bapak berkostum hitam tidak memiliki kotak/kaleng, namun aku yakin setiap hari dia bisa menghidupi keluarganya dengan uang pemberian orang2 yang lewat. Dia bekerja dengan rajin sekali, kalau lelah, dia duduk sebentar dan orang-orang yang lewat tanpa diminta pasti rela merogoh kocek untuk diberikan padanya, sambil berucap "terima kasih" (spt yg aku lakukan tiap hari ^^).
Secara pribadi, si bapak berkostum hitam sudah mengajarkan sesuatu mengenai cara bertahan hidup padaku. Dari apa yang terlihat, dari cara dia menerima pemberian, dari hasil kerjanya, semua bisa memberikan makna baru yang bisa menginspirasi.
Sering orang berkomentar ketika aku pulang ke kos-an dengan berjalan kaki (krn menurut mereka jaraknya cukup jauh). Aku berterimakasih atas perhatian itu, namun selama melakukan perjalanan pulang aku menemukan banyak cerita yang mampu memperkaya khasanah dalam hidupku. Kantor adalah tempat yang "nyaman", namun tidak cukup untuk membuatku belajar... (padahal pada dasarnya sudah banyak sekali hal yg aku lihat di kantor dengan gedung tinggi menjulang itu).
Bapak berkostum hitam, terima kasih untuk setiap harinya.... ^^
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
nice posting... sangat bermakna dan membangun. Kadang dari hal2 kecil kita bisa mendapatkan pengalaman yang besar.
Post a Comment